Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Inilah Kronologis Penganiayaan Pengerusakan dan Perampasan KTA Wartawan Oleh Oknum Pimpinan DPRD PADANG PARIAMAN

24 November 2013 | 24.11.13 WIB Last Updated 2013-11-24T12:23:40Z

 
 
 
 
 
Nama Saya Ikhlas Darma Murya. Disini saya adalah korban penganiayaan yang dilakukan oleh petinggi-petinggi DPRD Padang Pariaman, kejadian berlangsung didalam ruangan rapat DPRD Hotel Pangeran City, Padang sekitar pukul 00.20 WIB, Sabtu dini hari, 23/10/13.
 
Sebelum peristiwa penganiayaan terjadi. Sekitar jam 20.45 WIB saya dijemput oleh seorang teman Wapimred BakinNews, Arya Rajo Sampono yang sebelumnya sudah membuat janji untuk menghadiri acara sosialisasi undangan sebagai wartawan dari seorang kawan organisator yang bergerak dibidang kesehatan pada Jumat malam di Hotel Pangeran City. Beserta dengan tiga orang kawan media lainnya yang salah satunya adalah Pemred Investigasi News, Ferry I Nugrah, SH.
 
Disini kami punya 2 rombongan, Saya bersama dengan Arya berada dalam satu mobil, sedangkan Ferry bersama 2 kawan media lainnya menggunakan mobilnya menunggu kami di Simpang Lintas, Lubuk Alung untuk berbarengan.
 
Dari rumah saya dijemput Arya tepat pukul 20.45 WIB, sesampai di Simpang Lintas, kami pun bertemu dengan rombongan Ferry yang sudah menunggu. Pukul 11.55 kami sampai dilokasi Hotel Pangeran City. Saya dan Arya langsung memasuki lobby hotel untuk segera bertemu dengan organisator yang tidak asing lagi namanya didengar seantero awak media Kabupaten/Kota Pariaman, Uni Yet Kahar. Sedangkan Ferry dan rombongan memilih untuk berbincang-bincang dengan kawannya diluar hotel.
 
Namun sebelumnya ketika kami memasuki area parker hotel, kami pun kaget alang kepalang secara kebetulan, menimbulkan banyak pertanyaan di benak kami. Lhoh, kok ada banyak mobil dinas plat merah yang rata-rata adalah milik pemkab Padang Pariaman??
 
Ternyata memang benar, di lobby hotel kami menjumpai pejabat Pemkab, beberapa kepala SKPD, bupati beserta sekda serta hampir seluruh anggota dewan yang beberapa orangnya sedang bersantai dilobby hotel. Dan kami pun berbincang-bincang dengan kawan-kawan pemkab karena mereka memang setiap harinnya kami jumpai.
 
Ditelisik, saya pun mendapatkan jawaban, pejabat pemkab mulai dari bupati dan pejabat struktural yang hadir pada Jumat malam itu sedang memenuhi undangan rapat pembahasan anggaran 2014 yang dilaksanakan oleh DPRD. Begitu pun dengan Arya, jawaban yang berbeda didapatkan, bahwa ini adalah rapat internal DPRD. Namun, sebagian besar jawaban mengungkapkan bahwa itu memang rapat pembahasan anggara 2014 yang dilaksanakan DPRD mulai dari Jumat dan akan berakhir pada hari Senin 25/10/13.
 
Seketika planning kami pun berubah, melihat keramaian di hotel yang katanya ada rapat DPRD dalam rangka pembahasan anggaran 2014. Sebagai wartawan, tentu kami ingin mencari informasi dan dokumentasi agar nantinya pemberitaan kami dapat dipercaya dan actual.
 
Pada saat itu jam sudah menunjuk pukul 00.20 WIB, Sabtu dini hari. Sebagian pejabat yang saya temui mengatakan rapat belum dimulai, interpretasi saya benar, buktinya masih banyak pejabat, bupati, sekda dan sebagian anggota dewan masih bersantai dilobby hotel. Seketika saya pribadi berinisiatif untuk mengambil gambar dan segera menuju ruangan rapat, sedangkan Arya berada dilobby berbincang dengan Uni Yet Kahar, Ferry dan rombongannya masih berada diluar. Diruangan rapat saya menjumpai ketua DPRD, Eri Zulfian, wakil ketua I, Yusalman duduk dimeja paling depan sebagai pimpinan. Sedangkan anggota yang hadir diruangan posisi duduknya berhadapan dengan pimpinan, artinya saya berada dibelakang anggota, persis didepan pintu masuk ruangan rapat, disitu saya hanya mengetahui beberapa anggota DPRD dan wakil II, Desril Yani Pasha, Sekwan, Sawirman.
 
Dengan memegang kamera DSLR merk Sony yang berada ditangan kanan, langsung saja saya mengambil gambar peserta rapat yang berada didalam ruangan sebanyak 2 kali. Sesaat itu juga, seusai mengambil foto, Eri Zulfian memanggil saya dari kejauahan didepan dengan melambaikan tangannya yang disusul Sawirman (yang sekarang ini sedang marak diberitakan media cetak mempertanyakan pembangunan rumah mewahnya diduga berhubungan dengan perjalanan fiktif Rp. 1.2milyar) menghampiri saya.
 
Sawirman mengatakan kepada saya bahwa ketua memanggil saya untuk menemuinya didepan. Sebagai wartawan, tidak tau apa yang akan terjadi nantinya, disini saya menjalankan tupoksi sebagai wartawan yang dilindungi oleh undang-undang pokok pers nomor 40 tahun 1999 dan dilindungi dunia internasional.
 
Dengan santai, tanpa ada pikiran negative sedikitpun, saya menghadap Eri Zulfian dan Yusalman yang berada didepan. Sesampainya didepan, saya kaget, saya dibentak Eri Zulfian dan Yusalman, saya dicaci-maki, carut-marut menggunakan bahasa preman dihadapan seluruh anggota yang ada dalam ruangan rapat yang tidak pantas saya katakana disini. Dan jawaban, saya hanya menjalankan tupoksi sebagai wartawan.
 
Ketika saya mau keluar, dengan legowo tanpa ada perlawanan yang saya lakukan, karena saya paham jika hal ini adalah lumrah sudah menjadi resiko sebagai wartawan. Namun saya dibuat kaget lagi, 5 orang menyusul saya kedepan, menghadang saya untuk tidak bisa meninggalkan ruangan rapat, dan pintu ruangan yang tadinya terbuka lebar sekarang menjadi tertutup, diantara 5 orang yang menghadang saya, adalah Desril Yani Pasha, Sawirman, Januar Bakhri, (mereka semua yang sering muncul dimedia cetak atas ulahnya sendiri).
 
Disanalah, mereka memperlakukan saya layaknya binatang, menganiaya, merebut dan merusak kamera yang saya pegang, mencekik leher saya dari belakang, dan memukul saya dari arah belakang. Sedangkan Yusalman setelah berhasil merebut kamera saya dan memaksa saya menghapus foto dokumentasi yang diambil.
 
Belum usai derita yang saya rasakan, giliran Eri Zulfian menambah aksinya, memaksa saya agar mengeluarkan KTA, sedangkan Yusalman berusaha untuk merampas KTA yang saya keluarkan, lalu Desril Yani Pasha mengambil KTA tersebut dari tangan Yusalman lantas mengantonginya (hingga saat ini masih KTA saya masih ditangan Desril)
 
Barulah saya bisa keluar dari ruangan, jelas saya mengadukannya kepada teman saya Arya yang sedang berada dilobby. Tidak menerima perlakuan pimpinan DPRD, saya dan Arya berjalan menuju keruangan rapat, namun belum sampai diruangan, Desril Yani Pasha dan Januar Bakhri sudah keluar ruangan terlebih dahulu, disana sudah berkumpul seluruh orang, disaksikan oleh bupati, sekda, pejabat structural pemkab, kepala SKPD yang akan menghadiri rapat, dan tamu-tamu hotel tepat didepan lift, terjadilah cekcok, emosi Desril dan Januar Bakhri pun membludak bludak, mengejar saya sampai ke parkiran dengan caci-maki, carut-marut tidak henti-hentinya saya terima.
 
Barulah sesampai diluar halaman hotel, saya aman memasuki mobil yang terparkir diluar hotel untuk segera menuju ke kantor kepolisian resort Kota Padang bersama Arya.
 
Ikhlas Darma Murya
×
Berita Terbaru Update