Strategi Sosialisasi Para Bakal Calon Walikota dan Wakil sangat mempengaruhi Opini Publik. bisa dampaknya Positif bisa juga negatif. kenapa demikian ? karena strategi Sosialisasi Politik sangat berkaitan erat dengan Performrnce para Balon tersebut, penampilannya akan dinilai oleh masyarakat calon pemilih, masyarakat cendrung bersimpati kepada Balon yang Humanis, Solutif dan rendah hati. modal dasar agar diterima oleh masyarakat adalah ke rendah hatian, Integritas dan ketulusan Hati Para Balon. kita musti ingat bahwa masyarakat menilai dengan seksama tiap langgam anda ditengah masyarakat, mereka memberi Nilai pada para Balon yang mereka temui semacam Guru memonten PR para Siswa Sekolah Dasar.
Management kampanye mustilah dimenej dengan teratur menurut sakala Prioritas, musti ada satu Tim ahli yang merumuskannya jangan asal Guragah Pugah saja. Menyewa Konsultan Politik yang punya Sertifikasi adalah Mutlak bagi Para Pemburu Kursi Pariaman 1. Jika anda tak memiliki, percayalah anda hanya akan jadi pelengkap Derita Para Kompetitor yang Kalah seusai Kompetisi ketat nantinya.
Kampanye terbaik di era saat ini musti menggunakan seluruh Medium yang ada, namun yang Paling efektif tentu langsung Turun ke Akar Rumput menemui sasaran Target Calon Pemilih. disini diperlukan siasat juga, karena perbedaan Karakter Tiap Desa tentu perlu Pola yang berbeda dalam merekatkan diri Kita dengan mereka. hal ini bisa saya Pastikan ada perbedaan Karakter pemilih antara Pariaman Utara , Selatan dan Timur serta tengah, meskipun masih Satu Budaya Pariaman dan satu Kota, perbedaan Karakter Lokal sangat mencolok.. Tidak percaya ? silahkan anda menikam jejak menelusurinya.
Dalam pengamatan saya ada beberapa nama Balon yang tak perlu saya sebutkan sangat aktif bersosialisasi. namun efektifkah sosialisasi mereka? apakah tidak menghabiskan umpan saja semacam memancing dengan umpan yang tidak tepat sehingga sang ikan mengudap-ngudap saja ? jawaban itu dengan cepat bisa dirasakan sendiri oleh masyarakat sehabis bertemu dengan Balon tersebut, ada yang memuji dan ada pula yang mengumpat meskipun kadang ada acara Makan-makan bersama.
Masyarakat Piaman sangat jauh dari paham Feodal, mereka menentukan pilihan sendiri dan tak bisa dikuasai oleh petinggi adat apalagi Kepala Desa. mereka Egaliter Murni dan berjiwa Spartan sehingga diperlukan Strategi Jitu untuk Menjinakkannya.
catatan Oyong Liza Piliang
