Perayaan Imlek 2564 yang dihadiri oleh Presiden SBY mengambil thema “Rasa Malu Besar Artinya Bagi Manusia”. Sepertinya thema tersebut mau mengingatkan kepada umat manusia bahwa mempunyai rasa malu itu sangat berarti,apalagi itulah yang membedakan antara manusia dengan hewan. Jadi,kalau manusia yang tidak punya rasa malu,maka dirinya sama dengan hewan. Tetapi,hal itu sudah seringkali disampaikan melalui ilustrasi-2 gambar,seperti seorang koruptor disamakan dengan tikus yang merupakan binatang pengerat. Namun tetap saja kasus korupsi merebak dan semakin tidak teratasi di Indonesia. Apakah itu berarti sekarang tidak ada lagi pejabat atau pengusaha Indonesia yang wujudnya manusia? Artinya sekarang kita ini sedang bergaul dengan para hewan?
Mungkin yang ada di Indonesia sekarang ini cuman hewan yang bertopengkan manusia ,antara lain tikus bertopengkan ketua partai,polisi,menteri atau apa saja….? Wah,kalau sudah begini rasanya tidak ada lagi sebutan bangsa manusia di Indonesia,tetapi bangsa hewan….? Lha,coba saja kita menyoroti tingkah laku bangsa Indonesia yang dimulai dari rakyat kecil. Mereka yang merasa dirinya rakyat kecil juga sudah tidak punya rasa malu,mereka menempati dan membangun di tanah negara atau di tanah yang bukan hak-nya. Waktu digusur malah minta kompensasi….? Sudah menyusahkan jutaan orang karena dituding menjadi penyebab banjir yaitu dengan menempati tanah bekas waduk Pluit yang mengalami sedimentasi (katanya sedimentasi itu memang disengaja….?) , eh….ketika diminta pergi malah ngamuk dan mengancam…? Apa mereka tidak punya rasa malu lagi…?
Para peminta-minta di pinggir jalan,masih muda dan kuat bekerja,eh…malah profesinya peminta-minta dengan alasan karena tidak punya “skill” dan mau mempekerjakan mereka. Dikasih pekerjaan dengan gaji yang cukup,ternyata mereka malas bekerja,karena biasanya “menadah” saja sudah banyak yang memberi sedekah…! Anak-2 pun diajarin menjadi peminta-minta….! Mereka juga senang dikasih uang oleh politisi busuk yang duitnya dari hasil korupsi,juga menjadi massa bayaran dengan imbalan uang Rp.50ribu sekali demo….Mereka sudah kehilangan urat malunya. Terus mereka disebut hewan kecil,begitu…?
Nah,yang menjadi hewan besar tentu yang mengkorupsi uang negara atau menerima suap untuk memperkaya dirinya sendiri. Itu mungkin jumlahnya sudah sama dengan jumlah pejabat / penyelenggara atau penegak hukum di negara ini. Mulai dari yang pangkatnya paling rendah sampai dengan yang pangkatnya Ketua Umum Parpol/Jenderal atau Menteri…atau bahkan barangkali Presiden/Wapres di negeri ini (cuman belum ketahuan saja?).
Pengusaha kaya di Indonesia memangnya manusia? Nanti dulu…! Mereka juga kaya karena menyuap pejabat negara,alasannya supaya urusannya lancar dan tanpa menyuap mana bisa berbisnis di negeri ini. Terus mereka hewan jenis apa? Ada yang bilang,mereka ini binatang kancil….cerdik dan tangkas..! Peduli amat,pokoknya mereka bukan manusia tetapi hewan,walau seringkali dibilang pengusaha itu cerdik seperti kancil,padahal yang tepat adalah pengusaha itu kancil yang bertopeng manusia…Pokoknya hewan…!
Nah,kalau sudah begitu,buruh-2nya yang bekerja sama hewan itu apakah masih manusia? Bisa jadi mereka juga hewan pula,sebab ternyata hampir semua buruh yang bekerja ternyata tidak jujur dalam bekerja. Ada yang pura-pura baik didepan “boss” nya tetapi malas bekerja,ada yang mencuri waktu untuk kesenangan pribadinya,ada pula yang bekerja untuk memuaskan nafsunya saja…Jadi,intinya mereka juga sudah kehilangan rasa malu. Kalau begitu mereka juga hewan,cuman rupa-2 jenisnya…ada hewan kodok,hewan ular,hewan sapi/kerbau,hewan buaya,dsb…..
Waduh,kalau sudah begini perayaan Imlek 2564 yang dihadiri oleh Presiden SBY juga para hewan yang pakai topeng manusia,terus hewan apa saja yang hadir dalam perayaan tersebut…?
Pelajaran penting dari thema perayaan Imlek ini : “Jangan suka mengekspos sesuatu yang sebenarnya dirinya sendiri belum sanggup melakukan kebaikan di thema perayaan,nanti terlihat seperti manusia munafik…” Khong Hu Cu dan Meng Zi sudah mengingatkan bahwa manusia dan hewan beda tipis saja….Manusia punya rasa malu,sedang hewan tidak punya rasa malu..! Kalau rasa malu dibungkus dengan seolah-olah tidak punya rasa malu,maka itu namanya hewan bertopeng hewan lain.
catatan Mania Telo Freedom Writers Kompasianer