jalan jenderal sudirman jika diperpanjang menuju terminal jati
Gagasan brilian tidak mesti keluar dari pemikiran para pakar dalam sebuah diskusi ekslusif berbiaya mahal,namun bisa lahir kapan saja dan dimana saja. kebiasaan masyarakat Piaman yang hobi membedah suatu topic terhangat disebuah palanta (kedai kopi), jika diangkat kepermukaan sebenarnya bisa jadi sebuah referensi bagi kita semua. Polemik Angdes dan Optimalisasi Terminal Jati masih jadi perdebatan panas di Palanta samping BPD (Bank Nagari). acap diskusi berlangsung panas untuk mencari sebuah titik temu.
Dana optimalisasi terminal yang konon telah cair (tulisan ini terhenti beberapa menit bersebab tabrakan antara sepeda motor dengan mobil colt Diesel)dan disahkan DPRD Kota Pariaman sebanyak 600juta, jika dibandingkan dengan efek yang ditimbulkannya tentu tak sebanding jika berimbas pada sepinya Pasar Pariaman Nantinya.
menurut Zulbahri,SH, pengamat kebijakan Politik disamping berprofesi sebagai Lawyer berpendapat, "Kebijakan Pemindahan Angdes Keterminal Jati adalah kebijakan yang tidak bijak. PPK (Pejabat Pembuat Kebijakan) musti mengkaji azas manfaat dan mudaratnya bagi masyarakat." ujar Zulbahri dengan Lantang.
lanjut Zulbahri " ini adalah Arogansi dari pembuat kebijakan itu sendiri, setahu saya Pasar Pariaman adalah Pasar sentral kota dan Kabupaten. jika Angdes dipindahkan Keterminal Jati yang notabene untuk Angkutan Kota Dalam Provinsi dan Luar Provinsi, Sektor Ril ekonomi Pariaman akan Lumpuh. pedagang Pasar adalah (pelaku ekonomi sektoril )pelaku ekonomi yang sesungguhnya, bukan pengusaha.Nah Jika Angdes Pindah kesana coba kita kalkulasikan efeknya bagi pedagang tersebut,pengunjung Pasar Akan sepi, putaran ekonomi yang berjumlah milyaran diPasar apakah akan ditukar dengan dana optimalisasi Terminal Jati Tersebut. ini betul-betul konyol." tukuk Zulbahri dengan sengit.
"saya berkesimpulan sebaiknya ini dikaji lebih mendalam , terapkan segala aspek dan dampak sosialnya, IKK (Ibukota Kabupaten) Pd Pariaman yang baru saja Pindah sudah berdampak pada sepinya Pasar Pariaman, ditambah lagi dengan kebijakan yang sangat tidak bijak ini. apa maunya Pemerintah? ingin membunuh ekonomi Kota Pariaman ini? dan apa Urgensinya?. Untuk saat ini, saya tegaskan , Pemerintah musti memikirkan bagaimana meramaikan Pasar Pariaman akibat dampak pindahnya IKK, bukan justru sebaliknya, Angdes Musti berada dan berdampingan dengan Pasar Pariaman." ujar Zulbahri menahan geram karena menganggap keputusan ini berdampak fatal bagi ekonomi Micro dan Sektoril.
lain lagi dengan meja yang dihuni Hermanto,Darmansyah,Artagnan,H,Armay dan H,Zainir.dimeja ini darmansyah berujar ,"dalam pandangan saya sebagai masyarakat, apapun yang dibuat Pemerintah Kota Pariaman dalam Lima Periode kepemimpinan, dan sekarang (dulu Kotif sekarang Kotamadya), yang bersifat pembangunan, belum menyentuh kepada masyarakat itu sendiri." ujar singkat dengan enteng.
Hermanto, dengan tiba-tiba mengeluarkan sebuah coretan sederhana yang ia buat malam tadi untuk sebuah solusi Kota Pariaman,"siapa yang melakukan ini nantinya, saya akan pilih ia sebagai walikota dengan dukungan penuh."
sebuah kertas, berisi sebuah sketsa tentang terminal Jati jika ingin ramai musti ditopang oleh jalan tembus. " coba bayangkan, sejak zaman Belanda, Jl.Jenderal Sudirman yang mustinya lebih panjang dari jalan lain, ada baiknya diperpanjang, dan ini lurus dengan Terminal Jati--Stasiun Kereta Api.pemerintah musti aplikasikan dari sekarang, toh panjangnya hanya sekitar 1km. apa susahnya? pembebasan lahan yang sering dikeluhkan, ya ganti saja tanah masyarakat dengan uang negara." ujar Darmansyah menunjuk-nunjuk sketsa jalan tembus dari simpang tiga gelombang jika ditempus keterminal Jati .
"jika ini terealisasi akan jadi simpang empat, kita bisa buat tugu ditengahnya, dan Terminal yang dari dulu selalu dipolemikan saya rasa akan dapat solusi dengan sendirinya." ujar Hermanto yang diamini oleh H,Armoy.
apa yang dibawa Hermanto, jika direalisasikan menurut mereka yang hadir, niscaya akan memberi wajah baru bagi kota ini, pengembangan lanjutan tata Kota akan terbentuk dengan sendirinya secara "malanja". menurut Hermanto,Darmansyah,Artagnan,H,Armoy dan H,Zainir sudah saatnya Kota Pariaman Punya Master Plan kota yang jelas, pemimpin musti bisa berimprovisasi, jangan hanya melanjutkan program yang ada dari pemerintahan sebelumnya saja.dan mereka berharap Pemimpin kedepan mustilah orang yang bermental merakyat,jauh dari KKN, dan Siap menggunakan seluruh Energinya untuk memajukan peradaban Kota ini yang jauh tertinggal dari Kota Lainnya di Sumbar ini.
catatan Oyong Liza Piliang
Gagasan brilian tidak mesti keluar dari pemikiran para pakar dalam sebuah diskusi ekslusif berbiaya mahal,namun bisa lahir kapan saja dan dimana saja. kebiasaan masyarakat Piaman yang hobi membedah suatu topic terhangat disebuah palanta (kedai kopi), jika diangkat kepermukaan sebenarnya bisa jadi sebuah referensi bagi kita semua. Polemik Angdes dan Optimalisasi Terminal Jati masih jadi perdebatan panas di Palanta samping BPD (Bank Nagari). acap diskusi berlangsung panas untuk mencari sebuah titik temu.
Dana optimalisasi terminal yang konon telah cair (tulisan ini terhenti beberapa menit bersebab tabrakan antara sepeda motor dengan mobil colt Diesel)dan disahkan DPRD Kota Pariaman sebanyak 600juta, jika dibandingkan dengan efek yang ditimbulkannya tentu tak sebanding jika berimbas pada sepinya Pasar Pariaman Nantinya.
menurut Zulbahri,SH, pengamat kebijakan Politik disamping berprofesi sebagai Lawyer berpendapat, "Kebijakan Pemindahan Angdes Keterminal Jati adalah kebijakan yang tidak bijak. PPK (Pejabat Pembuat Kebijakan) musti mengkaji azas manfaat dan mudaratnya bagi masyarakat." ujar Zulbahri dengan Lantang.
lanjut Zulbahri " ini adalah Arogansi dari pembuat kebijakan itu sendiri, setahu saya Pasar Pariaman adalah Pasar sentral kota dan Kabupaten. jika Angdes dipindahkan Keterminal Jati yang notabene untuk Angkutan Kota Dalam Provinsi dan Luar Provinsi, Sektor Ril ekonomi Pariaman akan Lumpuh. pedagang Pasar adalah (pelaku ekonomi sektoril )pelaku ekonomi yang sesungguhnya, bukan pengusaha.Nah Jika Angdes Pindah kesana coba kita kalkulasikan efeknya bagi pedagang tersebut,pengunjung Pasar Akan sepi, putaran ekonomi yang berjumlah milyaran diPasar apakah akan ditukar dengan dana optimalisasi Terminal Jati Tersebut. ini betul-betul konyol." tukuk Zulbahri dengan sengit.
"saya berkesimpulan sebaiknya ini dikaji lebih mendalam , terapkan segala aspek dan dampak sosialnya, IKK (Ibukota Kabupaten) Pd Pariaman yang baru saja Pindah sudah berdampak pada sepinya Pasar Pariaman, ditambah lagi dengan kebijakan yang sangat tidak bijak ini. apa maunya Pemerintah? ingin membunuh ekonomi Kota Pariaman ini? dan apa Urgensinya?. Untuk saat ini, saya tegaskan , Pemerintah musti memikirkan bagaimana meramaikan Pasar Pariaman akibat dampak pindahnya IKK, bukan justru sebaliknya, Angdes Musti berada dan berdampingan dengan Pasar Pariaman." ujar Zulbahri menahan geram karena menganggap keputusan ini berdampak fatal bagi ekonomi Micro dan Sektoril.
lain lagi dengan meja yang dihuni Hermanto,Darmansyah,Artagnan,H,Armay dan H,Zainir.dimeja ini darmansyah berujar ,"dalam pandangan saya sebagai masyarakat, apapun yang dibuat Pemerintah Kota Pariaman dalam Lima Periode kepemimpinan, dan sekarang (dulu Kotif sekarang Kotamadya), yang bersifat pembangunan, belum menyentuh kepada masyarakat itu sendiri." ujar singkat dengan enteng.
Hermanto, dengan tiba-tiba mengeluarkan sebuah coretan sederhana yang ia buat malam tadi untuk sebuah solusi Kota Pariaman,"siapa yang melakukan ini nantinya, saya akan pilih ia sebagai walikota dengan dukungan penuh."
sebuah kertas, berisi sebuah sketsa tentang terminal Jati jika ingin ramai musti ditopang oleh jalan tembus. " coba bayangkan, sejak zaman Belanda, Jl.Jenderal Sudirman yang mustinya lebih panjang dari jalan lain, ada baiknya diperpanjang, dan ini lurus dengan Terminal Jati--Stasiun Kereta Api.pemerintah musti aplikasikan dari sekarang, toh panjangnya hanya sekitar 1km. apa susahnya? pembebasan lahan yang sering dikeluhkan, ya ganti saja tanah masyarakat dengan uang negara." ujar Darmansyah menunjuk-nunjuk sketsa jalan tembus dari simpang tiga gelombang jika ditempus keterminal Jati .
"jika ini terealisasi akan jadi simpang empat, kita bisa buat tugu ditengahnya, dan Terminal yang dari dulu selalu dipolemikan saya rasa akan dapat solusi dengan sendirinya." ujar Hermanto yang diamini oleh H,Armoy.
apa yang dibawa Hermanto, jika direalisasikan menurut mereka yang hadir, niscaya akan memberi wajah baru bagi kota ini, pengembangan lanjutan tata Kota akan terbentuk dengan sendirinya secara "malanja". menurut Hermanto,Darmansyah,Artagnan,H,Armoy dan H,Zainir sudah saatnya Kota Pariaman Punya Master Plan kota yang jelas, pemimpin musti bisa berimprovisasi, jangan hanya melanjutkan program yang ada dari pemerintahan sebelumnya saja.dan mereka berharap Pemimpin kedepan mustilah orang yang bermental merakyat,jauh dari KKN, dan Siap menggunakan seluruh Energinya untuk memajukan peradaban Kota ini yang jauh tertinggal dari Kota Lainnya di Sumbar ini.
catatan Oyong Liza Piliang