Perhatian !!!
Tulisan ini bukan hendak menyanjung, memihak ataupun
menaikkan popularitas siapapun, melainkan hanya sebuah opini penulis terkait
kondisi perpolitikan Kota Pariaman menjelang Pilkada Kota Pariaman 2013.
Sore itu (23/10/2012)
sekitar pukul 4 sore, setelah wasit meniup pluit panjang tanda pertandingan
usai, saya bergegas menuju kantor untuk mengemaskan
laptop yang saya tinggal sewaktu istirahat siang. Saya tidak balik ke
kantor karena menuruti hobi saya menonton bola ke Lapangan Merdeka dimana di
siang yang cukup mendung itu berlangsung pertandingan antara kesebelasan PS
Pemko Solok vs KODIM 0309 dalam gelaran Walikota Cup I.
Setelah saya kemasi laptop hitam “plat merah” bermerk Toshiba dengan processor Intel Core i3 dan saya masukan ke dalam tas hitam asli
bawaan pabrik. Tidak lupa saya mencari koran yang kebetulan belum sempat saya
baca hari ini yang biasanya rutin saya baca setelah istirahat siang. Sebelum
pulang saya duduk sebentar dan saya sempatkan membaca barang beberapa menit
untuk meng-up date informasi hari ini.
Saya bolak-balik halaman koran tersebut dan mata tertuju pada judul berita di
halaman 8 yang menarik perhatian saya : “Indra
J Piliang Daftar jadi Cawako Pariaman”. Koran daerah ini mengabarkan bahwa
Indra J Piliang (IJP) mendaftar dalam penjaringan bakal calon (balon) Wako/Wawako
yang dilakukan Partai Golkar Kota Pariaman pada Senin 22 Oktober 2012 pukul
15.30 WIB.
Bagi saya berita
tersebut mengejutkan sekaligus kabar baik karena seorang tokoh dan politisi
muda nasional mendaftar menjadi Calon Walikota Pariaman. Dari beberapa calon
yang mengapung saat ini, boleh jadi ini diluar prediksi bahkan Oyong Liza
Piliang pemilik Media ini dalam tulisannya mengatakan Peta Politik Kota
Pariaman bakal berubah total.
Pendaftaran IJP,
walaupun baru sebatas pada penjaringan Partai Golkar dan belum tentu nantinya
jadi calon final yang akan di usung Partai Golkar dalam Pilkada Kota Pariaman
(karena harus melewati proses survey dan Balon peringkat 10 teratas dibawa
kedalam rapat Paripurna) yang rencananya akan dihelat bulan agustus atau september
2013, patut di apresiasi.
Tanpa bermaksud
meremehkan calon yang mengapung saat ini, masyarakat Kota Pariaman sudah
seharusnya disuguhkan adanya calon alternatif diluar calon lokal yang santer
diberitakan saat ini. Harus ada calon muda yang punya visi ke depan dan pro
perubahan. Dan biasanya ini identik dengan orang-orang muda. Kita berharap IJP dapat
mewakili harapan tersebut. Persoalan kalah menang adalah persoalan belakangan.
Setidaknya IJP telah memperlihatkan itikad baik dan niatnya untuk turut
membangun kampung halaman dengan segala kemampuan dan sumber daya yang dia
miliki. Filosofi minang “Karatau madang di ulu, babuah babungo balun,
marantau bujang daulu, dirumah paguno balun” sepertinya cocok untuk
menggambarkan langkah yang yang diambil IJP. Dia pulang setelah ia punya nama
besar dan diakui secara nasional.
Kiprah IJP patut kita
simak, walaupun yang bersangkutan belum teruji dalam memangku sebuah jabatan
publik tapi memiliki nilai lebih karena yang bersangkutan punya konsep sebab beliau
selama ini dikenal sebagai pengamat sewaktu berkiprah di CSIS dan The Indonesian
Institut. Kita tunggu bagaimana IJP mengejawantahkan pemikiran-pemikirannya
dalam tataran praktis dan menahkodai kapal birokrasi di Kota Pariaman. Idealismenya
akan di uji dan nama besarnya akan dipertaruhkan. Ini baru langkah awal. Mari kita
nantikan perkembangannya...!!!
Catatan Rahmat Rio
Yuherdi