Sewaktu menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para pendukungnya dan warga Jakarta dan disiarkan langsung oleh TV-One,di akhir ‘pidatonya’ Jokowi terlihat sekali terharu dan seperti menahan tangis,namun kemudian Jokowi menyampaikan bahwa dirinya baru kali ini “pilek” dan lupa bawa minyak kayu putih sambil tertawa khas.
Masyarakat dan pemirsa yang menyaksikan tayangan singkat tersebut tentu terharu dan juga geli dengan gaya khas Jokowi. Bagaimanapun Jokowi tidak mau rasa haru nya terlihat kepada seluruh masyarakat Indonesia,sebab nanti dikira merupakan pencitraan murahan seperti yang biasa ditunjukkan oleh para pejabat bila hanyut dalam kemenangan.
Memang rasa haru Jokowi juga merupakan rasa haru dari pendukungnya,sebab kemenangan ini bukan kemenangan yang mudah,banyak isu yang menghantam pasangan Jokowi-Ahok,secara khusus adalah isu-2 SARA yang dihembuskan oleh pihak lawan. Isu ini sudah membuat perpecahan di kalangan banyak pihak dan membuat “ketakutan” masyarakat tertentu bila sampai terjadi kerusuhan di Jakarta jika salah satu pasangan kalah dalam Pilkada ini. Jokowi pun mengakui bahwa ini Pilkada yang “sangat…sangat…sangat sulit” yang pernah diikuti.
Bagaimanapun masyarakat terharu bukan saja dengan kemenangan Jokowi,tetapi juga terharu karena begitu besar keinginan yang kuat dari semua pihak menjaga persatuan pada saat Pilkada ini berlangsung,sehingga semuanya bisa berlangsung tertib dan aman. Kemenangan Jokowi-Ahok bukan saja kemenangan pendukungnya,tetapi kemenangan rakyat DKI Jakarta melawan irasional,rasialisme/SARA dan parpol-2 yang imejnya sudah begitu buruk di mata rakyat. Rakyat butuh figur yang jujur dan bersih serta merakyat,bukan figur politisi parpol yang arogan dan korup…!
Kalau Jokowi terharu dan menangis saja mengaku dirinya “pilek” ,sebaiknya rakyat DKI Jakarta juga tidak perlu cengeng dan berhura-hura dalam merayakan kemenangan Jokowi…!
Hidup rakyat DKI Jakarta….Hidup rakyat Indonesia…!
CATATAN MANIA TELO FREEDOM WRITERS KOMPASIANER
