Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Wawancara Malaikat Jibril dan Teroris

23 Juli 2012 | 23.7.12 WIB Last Updated 2012-07-23T05:12:01Z





Tersebutlah teroris yang meledakan dirinya untuk mati syahid bertemu dengan Malaikat Jibril di depan pintu Jannah (sorga):


Jibril : "Mengapa tubuhmu hancur dan tinggal kepalamu saja? Apa kamu mengalami suatu bencana atau kecelakaan yang begitu dashyat?"


Teroris : "Tidak tuanku keadaan hamba demikian ini karena hamba mengikuti perintah dari Rasullulah dalam menjalankan Alquran dan Hadis." 


Jibril : "Bagaimana bisa begitu? Hanya gara-gara mengikuti
perintah dari Rasullulah dalam menjalankan Alquran dan Hadis,
keadaanmu seperti ini? Apa yang sudah kamu lakukan?"


Teroris : "Dengan meledakan diri hamba menggunakan bom ditempat
orang-orang kafir dan musuh Allah berkumpul tuanku."


Jibril : "Hah….???!!! Apa alasanmu?"
Teroris : "Agar diri hamba dapat langsung masuk ke Jannah tanpa
mendapatkan siksaan di alam kubur, ditimbang amal baik dan buruk juga
menunggu hingga sampai akhir zaman tiba."


Jibril : "Itu adalah pendapat dan keyakinanmu yang sangat salah
besar.. Darimana kamu dapat memiliki pendapat dan keyakinan seperti
itu?"


Teroris : "Didalam Alquran sudah disebutkan tuanku, barangsiapa mati
dijalan Allah atau mati Syahid maka sebenarnya dia tidaklah mati
melainkan hidup dimana rohnya ada ditembolok burung berwarna hijau
untuk menuju ke Jannah."


Jibril : "Kamu kelihatannya begitu pandai . Saya sendiri sudah lupa-
lupa ingat, sebentar……saya buka kitabullah dulu. Guru kamu siapa
namanya?"


Teroris : "DR. Azahari bin Husain dan Noordin Moh. Top tuanku."
Jibril : "Pantesan punya gelar DR dari Malaysia bukan DR dari
Indonesia. Dan kalau Noordin gelarnya apa?"


Teroris : "Dia tidak memiliki gelar akademis tuanku, tapi kalau soal
urusan perempuan dia poligamus."
Jibril : "Oh….begitu. Nah… ini sudah ketemu apa yang menjadi acuan
dari pendapat dan keyakinanmu itu tadi."
Teroris : "Bagaimana tuanku? Benar? Seperti sudah hamba jelaskan."


Jibril : "Salah besar! Memangnya ketika ada dilakukan ralat atas
ayat tersebut tidak dituliskan kembali sesuai yang sudah diperbaiki?"
Teroris : "Hamba tidak tahu menahu perihal ralat meralat ayat
tersebut tuanku?"


Jibril : "Kalau begitu kamu saja yang bodoh tidak bisa memakai dan
mempergunakan perlengkapan dirimu sebagai manusia yang dibekali oleh
nalar dan nurani."


Teroris : "Terus bagaimana dengan status hamba sekarang tuanku?"
Jibril : "Sekarang kamu kembali dan tetap di alam kubur sambil
mengumpulkan serpihan dari daging dan tulang tubuhmu agar lengkap
kembali. Juga menerima segala siksaan seperti gambaran yang biasa
kamu tonton melalui Televisi di negaramu itu."


Teroris : "Ampun tuanku, hamba ingin dikembalikan ke dunia agar
dapat mengingatkan lainnya."
Jibril : "Sudah terlambat, nasi sudah menjadi bubur. Jadi jalani
siksaan kuburmu hingga akhir zaman nanti."
Teroris : "Uh…..Uh……Uh……Uh……"


Jibril : "Kenapa menangis?"
Teroris : "Habis hamba merasa sendirian dan kesakitan nantinya."
Jibril : "Kamu sekarang sudah tidak sendirian. Karena gurumu DR.
Azahari bin Husain akan menemanimu. Dan Noordin Moh. Top yang
sedang bersamamu di sini."


catatan allindo the indonesian freedom writers
×
Berita Terbaru Update