Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kasih Ibu Tak Berharap

22 Juli 2012 | 22.7.12 WIB Last Updated 2012-07-22T12:54:46Z



Seorang ibu mengirim surat kepada saya berbagi cerita tentang pengalaman hidupnya yang getir. Ia tuturkan bahwa ia terpaksa harus menempuh perceraian dari mantan suaminya ketika sang suami tertangkap sedang bermesraan bersama kekasih gelapnya. Dan maen belang-belangan itu ditengarai telah terjadi sudah bertahun-tahun sebelumnya. Tak ayal lagi sang istri meminta cerai. Ketika itu si ibu masih berumur 39 tahun dan ditinggali dua orang anak laki-laki yang masih bersekolah di SMP. 


Dan setelah itu maka berubahlah tatanan hidup keluarga sang ibu. Setelah pulang dari kantor sebagai pekerja level menengah, ia pulang ke rumah, mengurus anak dan kemudian bekerja lagi mencari sampingan sebagai penjual baju, lipstick, perhiasan lain ke kenalan-kenalannya. Dengan susah payah ia membesarkan kedua anaknya yang bersekolah di sekolah swasta. Anda harus maklum bahwa sekolah2 swasta favorit, konon adalah sekolah yang termahal.


Perlu waktu baginya untuk beranjak dari rasa sakit hati diperdaya oleh lelaki yang selama ini ia cintai dengan sepenuh hati. Di samping kesukaran financial, ia juga merasakan rasa rendah diri , kepahitan dan kekecewaan yang dalam. Ia merasa malu karena ternyata ia tidak mampu menempuh kehidupan keluarga yang ideal. Ia menjadi tertutup dan mudah emosional. Kalau bukan karena kebutuhan ekonomi, ia lebih suka mengurung diri di kamar dari pada pergi kesana-kemari untuk menjual kosmetik.


Kejadian itu telah berlalu hampir sepuluh tahun. Sekarang ia telah memiliki kehidupan sederhana yang stabil. Kedua anaknya telah lulus kuliah. Memang kedua anak ini bekerja sambil kuliah. Sekarang mereka sedang giat-giatnya menabung untuk masa depan mereka.


Satu hal yang menjadi kekhawatiran sang ibu adalah bagaimana nanti apabila kedua anak laki-laki ini menikah dengan perempuan-perempuan yang tidak cocok dengannya. Ketika ia sudah tua dan harus hidup sendirian, siapa yang akan jadi teman berbagi segala kesusahannya?


“Aa Jin,2 tahun lagi saya genap berusia setengah abad, dan saya takut menghadapi masa tua sendirian. Saya takut jadi beban kedua anak saya. Saya tidak mau ikut mereka karna takut tidak cocok dengan menantu. Malu rasanya jadi beban keluarga.”


apa nak dikata,, kita sebagai manusia yg hidup bergelanggang didunia belantara ini penuh suka dan cita, seperti kehidupan ibu diatas, tak hendak dia memberatkan anaknya yg susah payah ia gadangkan , besarkan dengan keringat dan air mata.. hati seorang wanita susah ditebak, terkadang ada yg memaksakan kehendak kepada anak-anaknya yg sukses, membanding-bandingkan menantu,, berlagak nyonya besar.. disisi lain ibu ini dengan kerendahan dan kesucian hati tak mau menjadi beban anak-anaknya meskipun anak-anaknya tak berfikiran sebagaimana yg dikuatirkan ibu ini..


catatan AA Jin SM the indonesian freedom writers
×
Berita Terbaru Update