Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

BEDA HATI NURANI DAN PERASAAN DAN SERBA-SERBI ERA REFORMASI..

25 Juni 2012 | 25.6.12 WIB Last Updated 2012-07-01T17:12:05Z


Orang bilang kalau masih punya perasaan maka dibilang punya hati nurani. Padahal perasaan dengan hati nurani itu berbeda,walau kalau punya hati nurani dipastikan punya perasaan. Perasaan adalah ekspresi yang lebih halus dari sebuah pikiran rasional,sedangkan hati nurani merupakan perwujudan dari perasaan yang terdalam yang tidak dipengaruhi oleh pikiran rasional.
Seseorang bisa mengungkapkan perasaannya pada saat melihat peristiwa yang memilukan atau menyenangkan walau belum tentu hati nuraninya berkata seperti perasaannya. 

“Oh,kasihan sekali anaknya ditinggal mati oleh ibunya….!” ; pengungkapan perasaan itu keluar dengan ekspresi yang memang logikanya demikian,sebab siapa yang tidak sedih bila ditinggal mati oleh ibu kandungnya. Namun pengungkapan perasaan itu belum tentu perwujudan dari hati nuraninya,sebab bisa saja hati nuraninya sama sekali tidak tergerak untuk memberikan bantuan atau membawa dalam doa sembahyang hariannya.


Itulah manusia sekarang…! Lebih mudah mulutnya mengungkapkan perasaan dari logika pada umumnya,katimbang hati nuraninya tergerak terlebih dahulu dan diungkapkan dalam perasaannya. Maka janganlah heran bila banyak program-2 kerja yang disusun begitu bagus dengan logika umum yang brilian,tetapi hanya bagus dibacakan tetapi tidak menyentuh sanubari yang mendengarkan atau yang akan mengimplementasikan program tersebut. Kenapa?

Karena yang membuat program dan yang melaksanakan program sudah kehilangan hati nurani. Perasaan yang dibangun adalah karena satu suku,satu golongan/kelompok atau satu saudara yang sama,bukan sama-2 mempunyai hati nurani yang sama sebagai manusia . 

Akibatnya program yang dibuat sebenarnya untuk saudaranya,untuk kelompok/golongannya atau untuk sukunya yang mempunyai perasaan yang sama dengan dirinya. Hati nuraninya tertutup untuk yang tidak seperasaan dengan dirinya.

Manusia sekarang telah mengesampingkan hati nurani sebagai pegangan dalam bersosial,kasihnya adalah kasih pura-2 yang hanya keluar dari mulut karena logika yang umum. Rasa sosialnya hanya untuk memberikan pencitraan bahwa dirinya mempunyai perasaan yang halus dengan gambaran tutur kata yang lembut. Tetapi,hati nuraninya penuh tipu muslihat untuk mengambil keuntungan dari kebodohan,ketidak-tahuan,ketidak-mengertian orang lain.
Perasaan sudah terlalu jauh meninggalkan hati nurani,dan lebih dekat kepada permainan watak .

Hati nurani menjadi barang yang langka di Indonesia dan barangkali sudah tidak ada lagi di arsip Nasional,tetapi musnah terbakar bersamaan dengan terbakarnya orang-2 yang menjadi korban pada kerusuhan Mei 1998 yang menandai awalnya sebuah reformasi.


Hati nurani bangsa ini sudah hampir punah,yang tersisa hanyalah retorika permainan perasaan para pemimpin dalam memimpin negeri ini.

catatan mania telo freedom writers kompasianer
×
Berita Terbaru Update