Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

korupsi addictif

3 Mei 2012 | 3.5.12 WIB Last Updated 2012-05-03T14:23:36Z
       
kecanduan korupsi? kenapa tidak! peluangnya banyak karena lemahnya sistem manajemen pemerintahan. kita bisa gunakan logika sederhana,, seorang lurah saja misalnya. berapa gaji dan tunjangannya sebulan, lalu kalikan dengan aset yang dia miliki dan telusuri peningkatan grafik yang signifikan. saya hanya meminta pembaca mengamati lingkungan terdekat, pejabat yang pembaca kenal.. ayo kita pakai logika sederhana.. disini ada pns yang baru golongan "tiga pakak" sudah punya rumah dan mobil, dan masa baktinya belum sampai hitungan lima jari kita. dimana mereka memperolehnya? apakah kita bisa menuduhnya koruptor? belum.. karena kalau bicara hukum kita harus bicara fakta, dan kalau bicara fakta kita harus punya bukti. lalu bagaimana membuktikannya? kita bisa mengatakan dia belum pantas memiliki materi sedemikian banyak dengan logika sederhana tadi. disinilah gunanya penguatan aturan hukum dan pembuktian terbalik seperti dinegara2 maju.


kakak saya pernah merantau kesingapur dan malaysia. jika ada pegawai pemerintah mau membeli properti atau mobil siap2 akan kena shock therapy dari petugas. berapa gaji anda? berapa anggaran belanja anda sebulan,apakah keluarga anda mewariskan harta kepada anda? dll . jika jawabannya semuanya tidak atau banyak tidak cocoknya maka anda akan ditahan untuk pemeriksaan lebih lanjut.lalu di indonesia/atau kampung saya? tentulah tak demikian sebagaimana indonesia pada umumnya.jika anda pejabat pemerintah ingin membeli sesuatu jangankan ada yang menanya uangnya darimana, berapa gaji anda dll... slow man.. ente bisa beli apa yang ente mau disini. tak ada yang akan mengusut darimana asal muasal uang anda, asalkan anda bermain halus dan tidak mencolok dalam cara mendapatkan uang anda yang tentunya datangnya entah dari siapa ( sebab tak mungkin gajinya akan mencukupi gaya hidupnya)


lain lagi budaya basa basi disini , mau mengurus sesuatu selalu menyelipkan sesuatu pula,jika tak ada uang pisang setandan pun bolehlah katanya.. ini salah besar!! tidak ada yang namanya basa basi dalam hukum pidana dinegara kita. jika kita memberikan sesuatu kepada pejabat yang berhubungan dengan pelayanan publik , baik administrasi, hukum,pajak dll. itu adalah SUAP! pernah pula saya bertanya kenapa dia dikasih, kan mereka digaji negara dari pajak yang kita bayarkan,kita membeli rokok berarti pemasukan kenegara melalui pajak cukainya,apapun yang anda beli tak luput dari pungutan pajak pendapatan negara. dia menjawab kalau tidak dikasih , bila kita berurusan lagi akan dipersulitnya! ini fakta bung! rahasia umum.. hanya orang tuli bawaan lahirnya yang tidak pernah mendengar kalimat itu. lalu uang basa basi itu kalau bahasa hukumnya apa? anda terjemahkan sendiri... bila nilainya kecil paling orang bilang pelicin,kalau besar orang dengan mudah mengatakan korupsi (bila ini terkait pelicin proyek yang dibiayai oleh negara dan daerah). negara yang dirugikan.


teman2 saya yang kontraktor hapal betul dengan hal begini.. kapan akan dapat proyek kalau tak ada uang basa basinya.. sesuai pangkatnya pula, makin rendah jabatannya makin mengecil isi amplopnya. dan sebaliknya membesar bila tinggi jabatannya.


apakah budaya yang sudah mengakar ini tidak bisa dihilangkan?? BISA!! pohon beringin tua saja bisa dicabut sampai keujung akarnya yang paling halus dalam tanah, bila ada yang mengupayakannya, akar yang menjurai dan tampak akan dengan mudah dilihat dan dipangkas. seperti itulah kalau di ibaratkan. yang tampak mudah dilibas yang halus dan tersembunyi susah memang.tapi bukan berarti tidak mungkin. segala sesuatu jika ingin dibenahi tentulah diperkuat pula upaya2 menanganinya,, dalam hal ini tentulah dengan produk hukum yang mumpuni dan hukuman yang amat berat bagi koruptor! DARI DULU SAYA SELALU BERHARAP HARUS ADA UPAYA HUKUM LUARBIASA DARI PEMERINTAH TERHADAP KEJAHATAN LUARBIASA DAN KORUPSI TERMASUK DIDALAMNYA.


jika hendak menebang beringin tua siapkanlah kapak besar bermata tajam. jangan gunakan "ladiang maja" makin ditebas makin beranak,, sebab jika ladiang maja (pedang tumpul) digunakan anda akan sering mengulangnya seminggupun tak sumbing dia . akar baru bermunculan lagi menjerumbai mencari tanah dan jadilah dia anak batang beringin tua tersebut.

catatan OYONG LIZA PILIANG
×
Berita Terbaru Update