Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pergi Balimau, ribuan warga Piaman serbu pemandian umum

1 April 2022 | 1.4.22 WIB Last Updated 2022-04-01T12:33:13Z

Foto ilustrasi/republika.co.id/istimewa

Pariaman - Ribuan warga Pariaman dan Padangpariaman serbu tempat pemandian umum jelang masuki bulan suci Ramadhan, Jumat (1/4).

"Pai Balimau ciek lu," ujar Dedi, warga Pariaman Tengah sembari melambaikan tangannya di balik kemudi mobilnya yang sarat muatan.

Selain membawa anak dan istri, Dedi juga membawa beberapa tetangga. Ada lima mobil mereka konvoi menuju pemandian umum.

"Rencana ke Lembah Anai, kalau ramai mungkin ke tempat pemandian umum lainnya," sambung Dedi sembari berlalu.

Tradisi Balimau sudah mengakar bagi masyarakat Pariaman dan Padangpariaman jelang masuki bulan puasa. Tidak diketahui pasti kapan tradisi tersebut dimulai.

Menurut Praktisi Media, Oyong Liza Piliang, tradisi Balimau saat ini tidak lagi sesakral dulu. Orang pergi mandi-mandi tidak lagi bawa jeruk nipis, namun lebih ke rekreasionalnya.

Meski MUI Sumbar sudah pernah memberi imbauan Balimau banyak mudaratnya, kata OLP, masyarakat yang pergi Balimau juga punya seribu alasan.

"MUI sudah benar karena Balimau memang tidak dianjurkan dalam ajaran agama Islam. Saat ini saya lihat lebih ke tradisi, atau kebiasaan. Jika dulunya Balimau dianggap sakral membawa bunga tujuh rupa untuk mandi, sekarang mereka pergi Balimau cukup membawa handuk," kata OLP, biasa dia disapa.

Namun begitu, menurutnya, MUI tidak pernah melarang orang yang hanya mau pergi mandi. Pergi mandi-mandi, tak ubahnya pergi membawa keluarga liburan. MUI menegaskan pada niatnya, jika niatnya dengan Balimau untuk melengkapi syarat puasa, itu yang dilarang.

"Paling dampak signifikannya kemacetan di jalan dan rawan kecelakaan. Apalagi di jalur lokasi pemandian. Karena itu kewaspadaan berkendara mesti ditingkatkan," sambungnya.

OLP menambahkan kaum milenial saat ini bahkan tidak tahu arti kata Balimau. Yang mereka tahu ada bonus dari keluarga untuk pergi mandi-mandi jelang puasa.

"Seperti beli baju baru jelang lebaran. Itu yang kaum milenial tahu. Hakikatnya, mereka tidak mengerti," sambungnya.

Dalam pantauan wartawan di perbatasan Padangpariaman - Tanah Datar terjadi peningkatan jumlah kendaraan dari arah bawah (Kayutanam) sejak Jumat sore. Sekali-sekali terjadi kemacetan karena di lokasi itu ada pertigaan menuju lokasi pemandian umum.

Menurut keterangan warga setempat, Man, peningkatan arus kendaraan sudah terpantau sejak tiga hari lalu. Umumnya kendaraan menuju berbagai lokasi pemandian umum yang ada di lokasi itu dan di Tanah Datar.

Kemacetan juga dirasakan oleh pengendara yang melintas di sana. Sebagian dari mereka tampak maklum dan tahu risiko melewati jalur tersebut.

"Kini tambah macet karena semua pada mau pulang, besok puasa," kata Hendra, warga Sungai Sariak Padangpariaman, Jumat pukul 18.20 Wib.

Menurut Hendra kemacetan tidak hanya di lokasi itu, namun juga ada di sejumlah lokasi pemandian Tanah Datar yang jaraknya hanya 2 km dari simpang Malibou Anai.

"Karena semua kendaraan serentak keluar, pengen ngejar Tarawih pertama. Kalau mau tidak terkena macet, baiknya bersabar sambil ngopi, tapi pulangnya jam 10 malam," kelakarnya.

Hari pertama puasa secara nasional masih menunggu hasil Sidang Isbat oleh Kementerian Agama. Namun begitu, Jemaah Tarekat Naqsabandiyah Sumatra Barat sudah menjalankan puasa pertamanya hari ini. (Tim)

×
Berita Terbaru Update