Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Investasi hotel di Pariaman, peluang besar sekaligus ketakutan bagi investor

5 Juli 2021 | 5.7.21 WIB Last Updated 2021-07-05T05:39:11Z

Obek wisata Talao Pauh selalu ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah tiap akhir pekan dan hari libur nasional. Foto: istimewa

Pariaman - Dalam sepekan ini, hampir seluruh hotel di kota Pariaman penuh. Selain bertepatan dengan libur panjang kenaikan kelas, juga karena banyaknya iven yang digelar di kota Pariaman yang saat ini telah menjelma menjadi destinasi wisata terkuat di Sumatra Barat bersama Payakumbuh-Limapuluhkota.

Salah seorang anggota komunitas otomotif di Sumatra Barat, Nov, mengeluhkan ketidaksediaan 25 kamar di satu hotel yang sama beberapa hari lalu. Selaku panitia hari jadi klub otomotif yang akan menggelar acara di Pariaman, ia terpaksa memboking hotel secara terpisah. Padahal ia mencari kamar seminggu sebelum acara dimulai.

Lain lagi pengalaman Roni Kardinal yang akan menghelat kejuaran Taekwondo tingkat Sumatra mulai 8 Juli mendatang yang diikuti seribu peserta lebih. Saking penuhnya hotel dan penginapan, ia terpaksa mencari rumah-rumah warga untuk disewa selama empat hari acara.

Pengalaman serupa juga diceritakan oleh Dedi dan Ilham dari Pekanbaru yang berakhir pekan selama dua hari di Pariaman, Sabtu kemarin. Dari Pekanbaru ia sempat mencari dua kamar melalui aplikasi. Hotel yang diinginkannya ternyata full booking.

Setiba di Pariaman didorong rasa penasaran, ia menuju hotel tersebut menanyakan langsung ketersedian kamar di repsesionis hotel tersebut. Rupanya, menurut manajer hotel, kamar hotel penuh hingga tiga hari ke depan karena banyaknya iven yang digelar di Pariaman. Dedi dan Ilham terpaksa menginap di hotel yang bukan incaran mereka. Jauh dari pantai dan tidak memiliki kolam renang. Sebelumnya ia mengira mana pernah ada hotel penuh di Pariaman.
 

Penuhnya kamar hotel di saat akhir pekan dan hari libur besar, menurut Walikota Pariaman, Genius Umar, hal yang biasa di Pariaman saat ini. Bukan karena jumlah hotel dan penginapan sedikit tetapi karena kunjungan wisatawan menginap melebihi jumlah kamar yang tersedia di berbagai hotel dan penginapan.

Ia menyebut sebenarnya hal itu peluang bagi investor untuk berinvestasi di Pariaman, khususnya bidang perhotelan. Pariaman, kata dia, tidak lagi daerah persinggahan, tapi sudah menjadi kota tujuan wisata.

Berinvestasi di Pariaman khususnya, Sumbar umumnya, masih dipandang para investor terlalu rumit dan berbelit karena banyaknya tanah ulayat yang masih dikuasai berbagai kepala keluarga.

Tidak sedikit investor meninggalkan bengkalai investasinya karena mendapat pertentangan di tengah masyarakat dan kendala sengketa tanah ulayat. Contoh barunya saja, pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru di kabupaten Padangpariaman, hingga kini masih menyisakan polemik terkait ganti rugi dan pembebasan lahan.

Guna menjawab ketakutan para investor tersebut, pemerintah daerah sudah seharusnya menjamin dan membuatkan regulasi demi keamanan berinvestasi. Jika tidak, stigma tersebut akan terus berkembang dan membuat investor tidak lagi melirik Sumatra Barat. (OLP)

×
Berita Terbaru Update