Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Jembatan Gantung Kampuang Sato yang dulu lapuk kini disulap jadi artistik dan Instagramable

27 Mei 2021 | 27.5.21 WIB Last Updated 2021-05-27T09:47:16Z

Rajang Kampuang Sato terlihat memukau malam hari dengan hiasan lampu warna-warninya. Foto: istimewa

Pariaman - Desa Pauh Timur melakukan perbaikan total pada jembatan rajang (jembatan gantung pejalan kaki) Dusun Kampuang Sato dengan penambahan lampu hias dan dicat motif dengan pilihan warna mencolok sehingga menjadikan rajang yang sudah berusia 46 tahun itu tampak seperti baru kembali, memukau dan instagramable.

Seorang pesepeda melintas di atas jembatan siang hari di atas Rajang Kampuang Sato. Foto: istimewa

"Rajang ini telah berusia 46 tahun dan belum pernah diresmikan sejak dibangun. Memiliki desain yang khas dan banyak kisah bagi masyarakat Desa Pauh Timur," kata Walikota Pariaman Genius Umar saat meresmikan Jembatan Rajang Kampuang Sato, Rabu malam (26/5).

Jembatan yang membentang di atas Batang Piaman ini memiliki sejarah panjang bagi warga Desa Pauh - sebelum desa itu dibagi dua jadi Pauh Barat dan Pauh Timur. Anak-anak Pauh dahulu sering bermain di atas rajang itu sembari memperhatikan aktivitas penimba pasir yang dijual untuk bahan bangunan. Lantai jembatan masih menggunakan kayu yang disusun sebagai lantainya saat itu.

Jembatan Rajang Kampuang Sato sebelum direnovasi, adalah jenis jembatan yang menggunakan tumpuan ketegangan kabel daripada tumpuan samping dan memiliki kabel baja utama di setiap ujung jembatan. Setiap beban yang diterapkan ke jembatan berubah menjadi ketegangan dalam kabel utama, sehingga menimbulkan gejala suspensi saat melintas di atasnya.

Meski desain jembatan gantung ini dulunya sama dengan desain awal jembatan gantung era Eropa Pertengahan, namun Jembatan Rajang Kampuang Sato tidak memiliki menara. Jembatan Rajang Kampuang Sato, salah satu di antara puluhan jembatan rajang yang ada di Pariaman yang difungsikan kembali. Kebanyakan jembatan rajang yang sudah lapuk dibiarkan atau diganti dengan membangun jembatan reguler yang diperlebar.

"Saat direstorasi, rajang ini sudah tua dan lapuk. Diperlukan dana Rp 78 juta untuk menjadikan rajang seperti yang kita lihat sekarang," kata Genius.

Renovasi Rajang Kampuang Sato, kata Genius sepenuhnya dibiayai melalui dana desa setempat. Dengan sejumlah sentuhan artistik, rajang tersebut akan menjadi daya tarik desa tersebut bagi wisatawan berkunjung untuk berswafoto.

"Desa Pauh Timur menyajikan konsep desa wisata berbeda dengan desa lain. Setiap desa memang harus memiliki ciri khas tersendiri guna menarik minat wisatawan," kata dia. (Juned/OLP)

×
Berita Terbaru Update