Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

[Humaniora] Zuraida, Janda Penjual Godok Batinta Demi Hidupi 7 Anak Agar Kelak Tak Seperti Dirinya

16 Maret 2021 | 16.3.21 WIB Last Updated 2021-03-16T14:54:42Z

Setiap hari Zuraida hanya mampu mengumpulkan Rp 150 ribu dari hasil dagangannya. Di sana modal dan sedikit keuntungan. Foto: Desi

Pariaman - Zuraida, seorang ibu beranak tujuh saban hari keliling Pariaman dengan sepeda motornya menjajakan cemilan khas Pariaman. Itu ia lakukan sejak tiga puluh tahun lalu demi menafkahi buah hatinya. Dulunya, ia menjajakan dengan jalan kaki dan bersepeda. Ia hampir hafal seluruh jalan yang ada di Pariaman.

"Yo katupek anyang, yo langkitang, yo sarabi, yo godok batinta," suara Zuraida panjang berirarama menyorakkan dagangannya. Bila ada pembeli, ia segera memarkirkan kendaraannya. Jika tidak, ia cukup berhenti guna mengelap peluhnya.

Di boncengan belakang sepeda motornya, perempuan paruh baya itu menaruh kotak makanan yang terbuat dari kayu seadanya sesuai ukuran sepeda motornya. Ia juga mengangkut sebuah payung cukup besar agar saat berhenti agak lama guna berdagang di area langganannya.

"Sejak tahun 1990 saya sudah jualan. Awalnya menggunakan sepeda dan mengayuhnya setiap hari menjajakan dagangan keliling Pariaman," kata Zuraida di Pariaman, Selasa (16/3).

Seiring berjalannya waktu, dari keuntungan hasil dagangan, Zuraida menabung hingga mampu membeli sepeda motor bekas.

"Sejak itu saya tidak lagi mendayung sepeda menjajakan dagangan," urai perempuan tangguh itu.

Zuraida selalu menyisihkan keuntungan berdagang setiap harinya. Uang tersebut ia pergunakan untuk membiayai keperluan keluarga termasuk untuk kebutuhan sekolah anak-anaknya. Kadang kurang, kadang pas-pasan.

"Dagangan yang kita jual harganya sangat terjangkau sehingga siapa saja bisa membelinya. Harganya sangat murah," sambung Zuraida yang sudah mulai berangkat jualan sejak pukul dua siang dan pulang hingga malam hari itu.

Setiap hari hasil dari penjualan Zuraida tidaklah banyak. Ia hanya mampu menjual dagangannya maksimal Rp 150 ribu. Dari jumlah tersebut terhitung modal dan sedikit keuntungan.

“Walaupun untungnya tidak banyak tapi cukup membantu memenuhi kehidupan keluarga saya setiap harinya,” imbuh perempuan asal Desa Sungai Rotan Pariaman Timur itu.

Zuraida saat ini adalah tulang punggung keluarga. Ia pencari nafkah utama dalam keluarganya sejak suami tercintanya tutup usia lima belas tahun lalu.

Perempuan yang memiliki anak bungsu masih duduk di kelas delapan SMP ini berharap anak-anaknya tidak meniru jejaknya yang susah payah menjajakan dagangan masuk kampung keluar kampung. Ia ingin anak-anaknya sukses dan memiliki masa depan yang lebih baik dari dirinya. Sebagian anaknya ada yang sudah berkeluarga dan tidak serumah lagi dengannya.

"Agar bisa mengangkat derajat keluargan," pungkas Zuraida. (Desi/OLP)

×
Berita Terbaru Update