Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Gerakan Nasional Penaman Mangrove di Pantai Tiram Berlangsung Sukses

10 Juli 2019 | 10.7.19 WIB Last Updated 2019-07-10T06:37:10Z
Foto: istimewa
Ulakan Tapakis - Bupati Padangpariaman, Ali Mukhni lakukan penanaman mangrove di Pantai Tiram Ulakan Tapakis bersama istri Gubernur Sumbar Nevi Zuairina beserta pejabat Pemprov Sumbar, Pemkab Padang Pariaman, serta Forkompinda Padangpariaman, Selasa (9/7).

Penanaman mangrove di siang hari itu dalam rangka pelaksanaan Program Gerakan Nasional Peduli Mangrove, Pemulihan Daerah Aliran Sungai dan Kampung Hijrah (Hijau dan Sejahtera). Selain di Pantai Tiram, penanaman juga dilakukan serentak di 12 provinsi di Indonesia, dari Aceh sampai Manado.

Di sela sela prosesi penanaman, Ali Mukhni menyampaikan apresiasinya kepada jajaran TP PKK yang menyelenggarakan kegiatan peduli lingkungan, khususnya kawasan pantai pesisir.

"Patut kita syukuri bahwa daerah kita dijadikan lokasi penamanan mangrove yang diadakan serentak di 12 provinsi termasuk Sumatera Barat," kata Ali Mukhni didampingi Ketua TP PKK Padangpariaman, Rena Sovia.

Penanaman mangrove diharapkannya dapat menyatukan stakeholder dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui aksi nyata.

"Mari kita wujudkan mimpi tersebut dan mari kita lakukan aksi nyata bersama," imbuhnya.

Ketua TP PKK Sumbar, Nevi Zuairina beekata penanaman mangrove dilakukan dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni lalu dan keinginan untuk ikut berperan serta dalam upaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

"Pada awal bulan Mei yang lalu, Ketua Umum TP PKK mengajak ibu ibu PKK provinsi untuk melakukan penanaman mangrove di masing masing provinsi. Ide sederhana ibu ibu PKK ini kemudian menjelma menjadi sebuah gerakan nasional peduli mangrove, pemulihan daerah aliran sungai dan kampung hijau dan sejahtera," tutur Nevi.

Dengan gerakan tersebut, kata dia bisa memotivasi seluruh lapisan masyarakat untuk ikut memperhatikan dan mempedulikan lingkungan dengan menjaga kebersihan, melakukan penanaman pohon, mengelola sampah rumah tangga dan lain lain.

"Saat ini kita peringkat empat di dunia penghasil sampah plastik. Ini sangat berbahaya karena apa, karena sampah plastik sangat sulit diurai tanah dalam jangka pendek. Plastik bisa terurai sampai 50.000 tahun," kata Nevi mengutip hasil penelitian.

Nevi mengajak mengurangi penggunaan kantong plastik atau perlengkapan sehari-hari dari plastik atau bahan yang sulit diurai.

"Contoh kecil saja, kepada ibu ibu muda upayakan meminimalkan penggunaan diapers untuk anak-anaknya. Ajarkan anak-anak BAK ke kamar mandi. Diapers berasal dari bahan yang sulit diurai tanah, kata Nevi. (Tim)
×
Berita Terbaru Update