 |
| Foto: Junaidi |
Walikota Pariaman, Genius Umar berkata sebagai daerah perkotaan yang sedang berkembang dan tengah melakukan pembangunan di berbagai aspek di wilayah perkotaan, Pariaman berkomitmen mewujudkan Pariaman sebagai kota wisata berwawasan lingkungan.
"Yang dikenal dengan Kota Hijau atau Pariaman Green City," kata Genius.
Hal tersebut, kata dia sejalan dengan visi misi Pariaman 2018-2023. Namun komitmen itu perlu dukungan semua pihak. Mulai dari pemerintah, swasta maupun masyarakat.
"Dalam upaya mewujudkan hal tersebut, salah satu aspek penting atau merupakan atribut green city adalah green waste, sebagai bentuk pengelolaan sampah dengan pola 3R. Reduce, reuse and recycle," imbuhnya.
Sampah Kota Pariaman mencapai 60 ton per hari. 30 persennya, kata Genius bisa direuse, reduce dan recycle.
"70 persen sampah dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA). TPA kita juga sudah hampir penuh, maka perlu dilakukan pengolahan dan perluasan TPA yang kita punya," tuturnya.
Sebagai kota tujuan wisata, Pariaman harus bersih dan nyaman. Saat ini, ia melihat masih banyak wisatawan dan masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat.
"Saya imbau masyarakat dan pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya," tandasnya.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kota Pariaman, Sumiramis mengatakan rangkaian kegiatan HPSN tingkat Kota Pariaman dimulai dengan senam bersama, bersih pantai, bazar hasil daur ulang, launching penggunaan tas belanja pakai ulang dan kampanye bring your own tumbler (membawa botol minuman sendiri).
"Kami juga melaksanakan kampanye dan penandatanganan komitmen pengurangan sampah plastik oleh seluruh elemen pemerintahan serta ada barter sampah plastik jadi sembako yang disiapkan oleh Bank Sampah Sabiju Liber," katanya. (Juned/*)
