Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

[Laporan Utama] Debat Paslon Sesi 1 Belum Maksimal Gali Kompetensi Calon

6 Mei 2018 | 6.5.18 WIB Last Updated 2018-05-06T08:48:26Z
Suasana debat yang juga disiarkan langsung oleh Padang TV. Foto/Fadli
Pariaman ----- Pasangan calon walikota dan wakil walikota Pariaman nomor urut 1 Mahyuddin dan Muhammad Ridwan menegaskan tidak akan bagi-bagi proyek jika terpilih sebagai walikota dan wakil walikota Pariaman 2018.

Pembagian proyek yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Pariaman akan dilakukan sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku.
         
Pernyataan itu ia tegaskan menjawab pertanyaan Calon Walikota Pariaman nomor urut 2 Dewi Fitri Deswati kepada paslon Mahyuddin-Muhammad Ridwan pada sesi debat publik calon walikota dan wakil walikota Pariaman 2018 di kampus STIE Sumbar, Sabtu (5/5) malam.
          
Dalam pertanyaan itu, Cawako Dewi Fitri Deswati melihat banyaknya pengusaha dan pelaku konstruksi yang mendukung paslon Mahyuddin dan Muhammad Ridwan.
           
Dikatakan Mahyuddin, dukungan pengusaha jasa konstruksi terhadapnya sangatlah wajar. Selain bentuk semangat berdemokrasi, juga tidak terlepas dari latar belakang dirinya yang pernah menjabat pengurus Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Pariaman dan Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional (GAPENSI) Pariaman yang tidak lain merupakan organisasi pengusaha konstruksi.
           
"Latar belakang saya pernah menjabat Ketua KADIN Kota Pariaman dan Padangpariaman, menjadi alasan yang wajar jika banyak kawan-kawan yang mendukung," jelasnya.
           
Ia juga menjamin tidak akan tersandera oleh kepentingan tim pemenangan yang berlatar pengusaha konstruksi jika terpilih nanti.
           
Menurutnya, jika terpilih pihaknya dipastikan tidak bisa memainkan dan membagi proyek sekehendak hati. Sistim saat ini menjamin transparansi pelelangan (tender) dan tidak akan ada walikota terpilih yang dapat mengatur pemenang proyek.
           
“Siapapun kepala daerahnya tidak akan bisa bagi-bagi proyek sekehendak hati. Sistim yang transparan yang berlangsung saat ini memberikan jaminan bahwa pekerjaan akan dilaksanakan oleh pihak pemenang tender sesuai dengan prosedur dan ketentuan. Tidak bisa diatur apalagi dimainkan,” tegasnya lagi.
       
Debat publik calon walikota dan wakil walikota Pariaman 2018 semalam, merupakan debat perdana selama tahapan kampanye pemilihan walikota dan wakil walikota Pariaman 2018.

Sementara itu, ketiga pasangan calon walikota dan wakil walikota Pariaman jamin tidak akan pecah kongsi jika terpilih pada 27 Juni 2018 mendatang. Pasangan cawako dan cawawako yang diusung oleh gabungan partai politik itu memastikan duet kepimpinan mereka akan awet hingga akhir 5 tahun periode masa jabatan.
           
Komitmen itu disampaikan ketiga pasangan calon saat menjawab pertanyaan panelis debat publik Sofyan, salah seorang panelis dalam debat publik itu.
         
Sofyan menilai, fenomena pecah kongsi antara kepala daerah dengan wakilnya jamak terjadi. Tidak hanya terjadi pada akhir masa jabatan saja, di sejumlah kasus pecah kongsi terjadi justru hitungan bulan pasca pelantikan kepala daerah terpilih.

Dalam debat pertama itu, "kisah" pengunduran diri Mahyuddin saat menjabat wakil walikota mendampingi Nasri Nasar (alm) pada 2007, menjadi jawaban yang ditunggu publik yang menyaksikan debat. Pertanyaan itu dilontarkan cawawako nomor urut 3 Mardison Mahyuddin. Namun kisah itu tidak diungkap karena Mahyuddin enggan menjawab.
          
Komitmen tidak pecah kongsi lugas disampaikan pasangan calon walikota dan wakil walikota Pariaman nomor urut 3 Genius Umar dan Mardison Mahyuddin.                                  

Pasangan "petahana" itu mengatakan, jaminan duet pemerintah daerah yang awet menjadi komitmen awal Genius dan Mardison sebelum memutuskan untuk berpasangan. Genius menilai, pecah kongsi terjadi sering disebabkan kepala daerah atau pendampingnya tidak mengetahui peran dan porsinya di pemerintahan. 
         
“Salah satu yang pertama kami komitmenkan pada awal adalah kami bekerja sesuai dengan peran dan porsi masing-masing. Jika hal itu dilakukan, dipastikan pecah kongsi tidak bakal terjadi," kata Genius.
        
Menurut dia, sebagai calon petahana, Genius dan Mardison sangat memahami peran masing-masing di pemerintahan. Selama menjabat wakil walikota Genius paham porsi kerja yang harus ia tuntaskan dan tidak meminta kewenangan lebih kepada walikota.
       
"Walikota dan wakil walikota bekerja sesuai dengan kewenangannya, pemerintahan pun akan berjalan dengan kompak," katanya.
       
Genius mengungkapkan, awal terbentuknya pasangan GEMA juga berkat dorongan masyarakat Kota Pariaman. Pasangan GEMA kata Genius terbentuk "mambusek dari bumi". Hal itu juga ditandai dengan masivnya dukungan kelompok masyarakat yang dideklarasikan di posko utama pemenangan Genius-Mardison di Desa Kampung Baru. 
      
"Hampir tiap hari kami kedatangan kelompok masyarakat mendeklarasikan diri mendukung kami. Dukungannya atas kesadaran sendiri tidak dimobilisasi. Inilah yang menjadi salah satu dorongan terbentuknya pasangan GEMA," katanya.

Atas kepercayaan masyarakat tersebut, ia bertekad akan bekerja maksimal bersama pasangannya Mardison Mahyuddin membangun Pariaman sesuai tugas dan fungsinya masing-masing.

Calon Walikota Pariaman Mahyuddin juga mengklaim jika pasangan Mahyuddin dan Muhammad Ridwan tidak memiliki potensi pecah kongsi. Hal itu disebabkan karena tidak adanya peluang bagi dirinya kembali bertarung sebagai calon walikota pada periode berikutnya.
        
Menurut Mahyuddin, jabatan walikota jika terpilih nanti merupakan jabatan kedua baginya. Sesuai dengan aturan, ia tidak lagi diperbolehkan mencalon pada pilkada periode berikutnya.
         
“Justru peluang pecah kongsi itu kecil bagi kami. Pecah kongsi itu dominan terjadi pada akhir masa periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota karena bersaing sebagai kompetitor pada pilkada periode berikutnya. Inilah yang tidak akan terjadi pada kami. Pada periode berikutnya saya tidak bisa lagi mencalon karena sudah dua periode jika terpilih ditahun 2018 ini,” sebutnya.
          
Katanya, pemilihan Muhammad Ridwan sebagai pendamping calon wakil walikota yang masih muda, adalah upaya dirinya untuk mengkader Walikota Pariaman pada periode berikutnya.

Terpisah, Rido, warga Pariaman Tengah, 45 tahun, menyaksikan debat paslon melalui siaran Padang TV. Ia mengatakan debat semalam belum membahas substansi isu pembangunan Pariaman ke depan secara mendalam. Isu-isu yang ditanyakan calon ke calon lainnya masih seputar pribadi yang tidak ada kaitannya dengan kompetensi.

"Antara paslon masih berupaya saling serang. Mestinya menanyakan sesuatu agar yang menjawab bisa terlihat kapasitasnya," katanya.


Dalam hal menjawab dan menanya, kata dia, para calon lebih berupaya menyingkap kelemahan calon lain, bukan berusaha memberikan pertanyaan akan isu pembangunan Pariaman kedepan agar masyarakat bisa menilainya. 

"Juga beberapa calon belum mampu (menyebutkan nama yang disensor redaksi) memaparkan program kerja dengan bahasa yang ringkas dan awam dimengerti oleh masyarakat," katanya.

Sedangkan Rika, 23 tahun, warga Pariaman Timur, mengaku sedikit kecewa dengan debat sesi pertama paslon itu. Ia menilai penyajian materi debat belum menggali kapasitas dan kompetensi paslon secara teknis oleh panelis dan paslon itu sendiri.

Panelis dinilainya belum mampu memberikan pertanyaan 'jitu' untuk mengungkap kompetensi para paslon yang akan menjabat sebagai kepala dan wakil kepala daerah. Padahal pertanyaan jitu oleh panelis, kata dia, justru paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat yang menggelar nonton bareng.

"Semoga pada sesi kedua panelis mampu menyiapkan pertanyaan yang lebih dalam. Kita optimis segala kekurangan sesi debat pertama dapat ditambal oleh panitia penyelenggara debat," kata dia. Meski demikian, ia menilai penyajian acara secara keseluruhan terbilang sukses.

Debat kandidat kembali akan dilangsungkan pada 23 Juni 2018 atau pada hari terakhir tahapan kampanye walikota dan wakil walikota Pariaman 2018. 5 orang panelis yang berlatar akademisi dan aktivis dilibatkan pada debat sesi pertama semalam, yakni Mustafa Zein, Fitri Yanti, Hendranaldi, Muhammad Nur dan Sofyan. (Nanda/OLP)
×
Berita Terbaru Update