Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kades Ampalu: Masih Saja Ada Warga Buang Hajat di Pantai

20 Oktober 2017 | 20.10.17 WIB Last Updated 2017-10-20T12:00:00Z

Ampalu --- Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus terus ditumbuhkembangkan di lingkungan warga agar terbebas dari penyakit. Seringkali penyakit yang dialami warga akibat lingkungan yang tidak bersih.

Camat Pariaman Utara Ferry  Ferdian mengungkapkan hal itu pada pembukaan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih & Sehat dan Reproduksi Sehat, Rabu (18/10/2017), di aula Kantor Desa Ampalu Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman.

Penyuluhan yang diselenggarakan Kantor Desa Ampalu menghadirkan narasumber dari Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan  Kota Pariaman Azrilla Dewita, dan Sekretaris Forum Kabupaten Sehat (FKS) Kabupaten Padangpariaman Armaidi Tanjung. Penyuluhan diikuti 75 orang dari perangkat desa dan warga yang mayoritas kaum ibu-ibu.

Menurut Ferry, adanya 13 kasus DBD yang ditemukan di Desa Ampalu perlu menjadi perhatian masyarakat Ampalu untuk meningkatkan kebersihan lingkungan. Melalui penyuluhan diharapkan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat lebih baik.

Dari 17 desa yang ada di Kecamatan Pariaman Utara, Desa Ampalu satu-satunya yang mengadakan kegiatan penyuluhan perilaku hidup sehat dan reproduksi sehat ini. “Ini patut menjadi perhatian masyarakat agar dapat mengikutinya dengan baik,” kata Ferry.

Kepala Desa Ampalu Masrutin menyebutkan, penyuluhan Perilaku Hidup Bersih & Sehat dan Reproduksi Sehat ini sengaja diadakan melalui anggaran desa. “Secara umum pembangunan fisik sudah baik di Desa Ampalu. Hanya saja yang perlu mendapat perhatian adalah masalah sumber daya manusia masyarakat. Melalui penyuluhan ini pengetahuan dan wawasan warga akan lebih baik. Setelah mengikuti penyuluhan, masyarakat diharapkan dapat menerapkannya dalam kehidupan di masing-masing keluarga,” kata Masrutin.

Menurut Masrutin, merubah perilaku hidup sehat masyarakat memang tidak mudah. Meski sudah dibangunkan tempat jamban (WC), namun masih ada ditemui warga di tepi pantai yang buang air besar. “Mengatasinya tidak bisa hanya seorang kepala desa, tapi warga lain pun diminta mengawasi warga yang ketahuan buang jamban di kawasan pantai tersebut,” kata Masrutin menegaskan.

Sementara itu, Armaidi Tanjung menyebutkan, reproduksi sehat harus dimulai dari keluarga. Reproduksi sehat  harus dimulai dan dilakukan dengan pasangan yang legal, resmi dan sah. Selain itu, reproduksi sehat diawali dengan ikatan pernikahan setelah ijab kabul.
 

“Perilaku berganti-ganti pasangan, bukanlah perilaku reproduksi sehat,” kata Armaidi yang juga wartawan ini.

Menurut Armaidi,  kalau dulu orang merantau ke negeri orang, ke kampung yang dikirimkannya adalah wesel, uang. Tapi sekarang orang merantau tidak hanya uang yang dikirimkan, tapi penyakit pun sudah dikirimkan pula ke kampungnya.

Ketika mencari menantu, kata dia, yang diharapkan adalah orang sukses dan kaya di rantau orang. Setelah proses pertunangan dan pernikahan selesai, kemudian pasangan tersebut mendapatkan anak. Suatu hari anaknya sakit. Setelah diperiksa, anaknya terjangkit HIV. 


"Selidik lebih lanjutnya, dari keterangan dokter, ternyata sang ayah (suami) terjangkit HIV. Ternyata sebelum menikah, sang suami sudah jajan kemana-mana. Tanpa sepengetahuan suami, dirinya sudah terjangkit HIV," kata Armaidi. (Tim)
×
Berita Terbaru Update