Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

[Depth Report] Mukhlis, Genius dan Etika Politik Jelang Pilwako

29 Oktober 2017 | 29.10.17 WIB Last Updated 2017-10-29T04:53:22Z

~Semua calon ingin dapat dukungan dari walikota Mukhlis Rahman. Mukhlis dinilai akan netral karena tidak mau terjebak dan ditarik-tarik ke politik.

~
Pilkada serentak 2018 batu loncatan bagi setiap parpol jelang pileg dan pilpres 2019. Semua daerah menghelat pilkada, masuk radar DPP setiap parpol.

Pariaman --- Wakil Walikota Pariaman Genius Umar mengimbau masyarakat Pariaman agar tidak terpecah oleh kepentingan politik jelang Pilwako Pariaman 2018. Semua calon, kata Genius, sejatinya bersaudara dan merupakan putra terbaik milik Kota Pariaman saat ini.

"Calon yang perantauan pulang ingin mengabdi, sama dengan calon yang saat ini berdomisili di kampung. Niat mereka baik untuk membangun Pariaman. Kita wujudkan Pilwako Pariaman badunsanak, sesama dunsanak tentu tidak ingin persaudaraannya terpecah oleh politik," ungkap Genius di Pantai Gandoriah, Minggu (29/10), menyikapi mulai memanasnya suhu politik jelang Pilwako Pariaman 2018. Komentar itu ia lontarkan selaku wakil walikota yang berketetapan hati ingin menjaga suasana kondusif demi lancarnya pembangunan di Kota Pariaman jelang pilkada.

Terkait fenomena ASN yang memiliki orientasi politik dalam setiap pilkada, Genius mengingatkan agar hal tersebut segera dihentikan. ASN di lingkungan Pemko Pariaman, sebut Genius, harus netral dan tidak boleh menceburkan diri dalam politik praktis karena hal tersebut sudah diatur dalam Undang-Undang ASN.

"Tidak boleh mengkampanyekan salah satu calon apalagi hingga menjelekan calon lain. ASN harus menjadi contoh yang baik bagi masyarakat. Sikap netral suatu keharusan," sambung Genius.

Maraknya penggunaan media sosial di kalangan masyarakat saat ini, imbuh Genius, membuat lalu lalang informasi tak lagi bisa dibendung. Banyak informasi hoax yang sengaja ditebarkan guna memecah belah masyarakat. Oleh sebab itu, masyarakat diminta tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang tidak jelas sumbernya.

"Ini sudah menjadi fenomena nasional jelang pemilu/pilkada, kemarin kita (kepala daerah se Indonesia) sempat bahas serius dengan Mendagri. Memang faktanya informasi hoax sangat marak dihembuskan jelang pilkada. Hal ini jangan sampai terjadi di Pariaman. Semua pihak diharapkan bersama-sama menangkal informasi hoax. Selaku masyarakat yang cerdas, saya pikir warga Pariaman punya filter yang baik, dan tahu informasi dari media mana yang harus dipercaya dan terverifikasi," jelasnya.

Sementara, mengenai peran partai politik yang sangat menentukan dalam penentuan bakal calon yang akan diusung dalam pilkada, disadari Genius begitu vital. Oleh karena itu, ia mengajak setiap parpol mampu menjaring yang terbaik sehingga pada akhirnya memilih para calon yang berintegritas, diterima semua kalangan dan berjiwa nasionalis.

"Yang akan melahirkan pemimpin Pariaman yang berkualitas. Saya pikir selama ini (dua pilwako sebelumnya), sejumlah parpol di Pariaman sudah melakukan hal yang positif dalam mengusung pasangan calon. Parpol tentunya akan mengusung pasangan calon berdasarkan kompetensi, pengalaman dan paham akan pemerintahan. Parpol tentunya tidak akan gegabah karena pilkada serentak sejalan dengan pileg dan pilpres 2019," akunya.

Selaku wakil walikota Pariaman yang masih menjabat hingga hari ini, Genius juga mengajak kepada setiap para bakal calon agar mampu mengedukasi masyarakat dalam setiap pertemuan politik. Jangan saling menjelekkan yang nantinya membuat masyarakat terkotak-kotak dan pada akhirnya menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat. Para kandidat menurutnya harus mampu mensosialisasikan program kerja, visi misi dan akan dibawa kemana Kota Pariaman jika ia terpilih nantinya.

"Dalam politik tentu ada etikanya. Mari sama-sama kita jaga Pariaman yang kondusif, Pariaman yang badunsanak jelang Pilwako Pariaman 2018. Pilwako bukan untuk memecah belah, tapi memilih pemimpin yang berkualitas demi kelangsungan pembangunan Pariaman ke depan," pungkasnya.

Ketua KPU Kota Pariaman Boedi Satria mengatakan, penjaringan balon oleh parpol untuk diusung di Pilwako Pariaman 2018, salah satu bentuk uji publik. Masyarakat akan menilai sejauh mana parpol tersebut mampu menjaring balon yang berkualitas dan memiliki kompetensi seorang pemimpin.

Pihaknya mengajak semua unsur masyarakat bersama-sama mewujudkan pilkada serentak yang berkualitas. Tanpa keterlibatan semua pihak, mustahil bagi KPU untuk mewujudaknnya.

Karena semakin dekatnya memasuki tahapan pendaftaran calon--8 hingga 10 Januari 2018--Boedi berharap parpol sudah melakukan persiapan yang matang dalam melakukan penjaringan. Ia menilai semakin cepat pasangan calon dideklarasikan oleh parpol, akan semakin baik bagi masyarakat selaku pemilih.

"Namun kita tentu tidak bisa mencampuri urusan partai. Semakin cepat semakin baik bagi masyarakat," katanya.

Dihubungi terpisah, pengamat politik Ajo Syahril Amiruddin, mengatakan, hingga saat ini belum satu pun parpol berani mengumumkan pasangan calon, meski tahap demi tahapan Pilkada Pariaman 2018 sudah dilalui.

Menurutnya, ada kegamangan dari para pasangan calon jika tidak mendapat dukungan dari walikota saat ini, Mukhlis Rahman.

"Semua bakal calon semuanya ingin dukungan Mukhlis. Bahkan hingga ada yang mengklaim. Saya pikir, hingga saat ini belum ada calon yang didukungnya, karena Mukhlis ingin menjaga suasana politik yang kondusif, dan menyangkut nama baiknya," ungkap Ajo Syahril.

Oleh sebab itu, ia mengatakan agar para calon jangan terlalu berharap dukungan Mukhlis jika ingin maju di Pilkada Pariaman.

"Perbanyak basis dukungan. Rangkul semua lapisan masyarakat. Jika berharap mendapat dukungan Mukhlis, tentu tidak mudah, sebab semua calon yang akan bertarung punya hubungan yang baik dengannya. Saya pikir Mukhlis tidak akan merusak hubungan tersebut demi kepentingan politik yang menguntungkan bagi calon tersebut," tutur tenaga ahli DPR RI itu.

Politisi PAN itu bahkan menilai akan banyak kejutan sebelum paslon didaftarkan ke KPU.

"Politik itu dinamis, belum ada paslon yang final. Katakanlah informasi calon si A dengan si B sudah deal sebagai cawako dan cawawako, telah dikonsumsi publik. Di tengah jalan bisa saja berubah karena adanya kepentingan politik yang lain oleh parpol pengusung," sebut mantan calon wakil walikota Pariaman dan mantan anggota DPRD Sumbar itu.

Pengusungan calon oleh partai politik, imbuh Ajo Syahril, dominan ditentukan oleh para elite politik di tingkat DPP, tidak sebatas tingkat DPC dan DPW. Parpol di tingkat pusat, menurutnya tidak akan gegabah menentukan paslon karena pertarungannya hingga pileg dan pilpres 2019.

"Pilkada serentak 2018 merupakan batu loncatan bagi parpol. Seluruh daerah Indonesia yang menghelat pilkada serentak 2018, dalam radar DPP setiap parpol," ujar Ajo Syahril meyakini. (OLP)
×
Berita Terbaru Update