Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pariaman Fashion Parade 2017 Akan Tampilkan Karya Disainer Syiria

6 April 2017 | 6.4.17 WIB Last Updated 2017-04-06T12:34:07Z
 
Gusniyeti Zaunit



Pemerintah Kota Pariaman akan launching Pariaman Fashion Parade yang ke-3 pada hari Minggu sore 9 April 2017 di Pantai Gandoriah. Fashion Parade akan menampilkan karya sejumlah disainer ternama nusantara dan lokal. Masing-masing disainer akan memperlihatkan dua rancangan mereka oleh para peraga busana.

"Hari Minggu (pukul 15.00 WIB) Pariaman Fashion Parade pakaian muslim resmi kita launching. Oleh Bapak Walikota. Sedangkan acara puncaknya kita gelar pada tanggal 6 dan 7 Mei 2017 sekaligus dalam rangka memeriahkan HUT Kota Pariaman ke 15. Untuk acara puncak masing disainer akan menampilkan 10 rancangan," ungkap Kepala Dinas Koperindag Kota Pariaman, Gusniyeti Zaunit, di Desa Taluak, Pariaman Selatan, Kamis (6/4/2017) saat konferensi pers dengan sejumlah awak media.

Saat launching tersebut, sebut Gusniyeti, sejumlah nama perancang busana dari Jakarta yang sudah punya nama seperti Hikmat Ahmet, Jeni Cahyati dan Meri Pramono akan memperagakan hasil rancangan terbaru mereka. Mereka ada yang beraliran bordir, etnik dan sulam.

Perancang busana lokal pun demikian. Ada nama Ade Listiani, Novia Hartini, Yedil Syahzumar dari Kota Padang dan Riko BJ Rebonte dari Pekanbaru, Riau. Mereka semua dikenal disainer mahir dalam karya busana muslim.

"Kemudian disainer Pariaman seperti Ses, Amarullah dan Syahril juga sudah menyiapkan rancangan terbaru mereka untuk diperagakan," imbuhnya.

Ia mengatakan peragaan busana tersebut tidak sekedar ajang pamer disain saja, namun ada target dan capaian. Dalam dua kali ajang serupa sebelumnya, telah mampu menciptakan tren berbusana muslim di Pariaman. Sulam dan bordiran telah menjadi corak dalam gaya berpakaian muslim warga Pariaman.

Disamping target memasyarakatkan fashion muslim, juga disasar pengembangan pasar bagi disainer dan sulaman bordir asal Pariaman dengan melakukan kerjasama dengan para disainer ternama.

"Untuk melebarkan pangsa pasar sulaman bordir asli Pariaman dalam rancangan busana, diperlukan kerjasama saling menguntungkan dengan disainer ternama. Kita berharap rancanagan disainer lokal dinikmati secara luas dari hasil kerjasama itu," terang Gusniyeti.

Sejauh ini jelas Gusniyeti, para disainer mengaku motif bordir dan sulaman Pariaman cukup digemari, bahkan hingga ke mancanegara seperti negara Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.

Seperti dikatakan Gusniyeti, diseiner Hikmat Ahmed yang mengkhususkan diri pada rancangan busana muslim bahkan telah menggunakan sulam dengan mesin, bukan lagi sulaman tangan. Karya-karya Ahmed disainer asal Syiria tersebut paling diminati oleh muslimah negara tetangga.

"Hikmat Ahmed adalah disainer Indonesia asal Syria. Ia hijrah ke Indonesia lima tahun lalu karena tidak tahan lagi dengan konflik berkepanjangan di negaranya. Ia sudah mahir berbahasa Indonesia," tutur Gusniyeti.

Ia berharap sulaman dengan mesin dapat diadopsi oleh perancang busana lokal untuk peningkatan produksi.

"Sulaman tangan tidak salah harganya mahal karena lama dalam pengerjaan. Jika ada mesin sulaman dan bisa menghasilkan karya yang bagus akan baik diterapkan di Pariaman," pungkasnya.

OLP
×
Berita Terbaru Update