Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Suhatri Bur Akui Masih Banyak Masyarakat BAB Belum Pada Tempatnya

29 Agustus 2016 | 29.8.16 WIB Last Updated 2016-08-29T12:46:56Z



Wakil Bupati Padangpariaman, Suhatri Bur, mengakui masih banyak prilaku masyarakat yang perlu dibenahi dalam menjaga kesehatan dan lingkungan. Jamban tidak sehat, BAB sembarang tempat, membuang sampah sembarangan serta belum adanya pemilahan jenis sampah.

"Mari kita terapkan pola hidup higienis. Cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum rumah tangga yang bersih, pengelolaan sampah rumah tangga yang terpilah, dan pengelolaan limbah rumah tangga termanajemen," ungkap Suhatri Bur, saat membuka acara Konsultasi Publik Program Percepatan Sanitasi Permukiman (PPSP) dalam rangka menghimpun aspirasi dari kecamatan dan nagari, bertempat di Hal IKK Parit Malintang, Senin (29/08).

Suhatri Bur berharap, melalui studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA), kebiasaan dalam menjaga lingkungan dan kesehatan tersebut bisa mulai berubah.

"Sehingga tingkat kesehatan masyarakat kabupaten Padangpariaman semakin meningkat. Oleh karena itu melalui studi EHRA semua masayarakat memulai perilaku yang higienis," ajaknya.

Ketua Pokja Sanitasi Kabupaten Padangpariaman, Jon Priadi mengatakan pihaknya hampir setiap minggu melakukan rapat monitoring dan evaluasi.

Dia mengaku telah menyelesaikan pemetaan profil sanitasi meliputi sub sektor air limbah domestik, persampahan, drainase lingkungan serta prilaku hidup bersih dan sehat sesuai program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

“Melalui konsultasi publik ini kita tinggal menghimpun masukan dan penyempurnaan untuk menghasilkan rekomendasi yang akan kita lakukan untuk untuk menyusun Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten Padangpariaman berdasarkan pendekatan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP),“ ujar Sekretaris Daerah Kabupaten Padangpariaman ini.

Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Padangpariaman, dr. Jasneli, menyampaikan bahwa Studi EHRA bertujuan memberikan advokasi kepada pemangku kepentingan dan masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi.

"Mendapatkan gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku yang beresiko terhadap kesehatan lingkungan. Menyediakan informasi dasar yang valid dalam penilaian resiko kesehatan lingkungan," kata dia.

Menurutnya Studi EHRA atau penilaian resiko kesehatan karena lingkungan merupakan salah satu dari beberapa studi primer yang harus dilakukan oleh Pokja sanitasi sebelum menyusun Buku Putih Sanitasi SSK.

Laporan VIVI TKIP Dinkes

Editor OLP


×
Berita Terbaru Update