Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

(Dampak Kabut Asap) Kanderi: ISPU Kategori Bahaya Sedang, TK Diliburkan. Yutiardi: ISPA dan ILI Meningkat

7 Oktober 2015 | 7.10.15 WIB Last Updated 2015-10-07T04:30:33Z
Matahari hingga merah di siang hari akibat tidak bisa menembus tebalnya kabut asap (Image Edi Junaidi. Lokasi Balaikota Pariaman)


Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga (Kadisdikpora) Kota Pariaman, Kanderi, belum akan meliburkan siswa sekolah terkait dampak kabut asap bagi kesehatan. Menurut dia, ISPU (indeks pencemaran udara) di Kota Pariaman saat ini 127 miligram permeter kubik dikategorikan berbahaya sedang. Oleh sebab itu Pemerintah Kota Pariaman belum mengambil kebijakan untuk meliburkan anak sekolah.

"Jika sudah 150 ke atas (ISPU), maka akan kita liburkan seluruh sekolah-sekolah atas persetujuan walikota," kata Kanderi saat dihubungi dari Kantor PWI Pariaman lewat sambungan telepon, Rabu (7/10).


Kanderi menuturkan, dari hasil rapat koordinasi yang dipimpin oleh walikota bersama dinas kesehatan dan dinas terkait lainnya, Pemko Pariaman telah dan akan terus membagi-bagikan masker kepada siswa sekolah dan masyarakat sesuai stok ketersediaan masker.

Masih menurut dia, untuk murid Taman Kanak-Kanak (TK) Disdikpora Kota Pariaman akan meliburkannya mengingat aktifitas anak TK yang banyak bermain sangat membahayakan bagi kesehatan mereka. Anak TK, tambah dia sebaiknya di rumahkan dahulu hingga cuaca kembali normal.

"Nanti saya panggil Kabid-nya (Kepala Bidang TK) akan bicarakan masalah ini (peliburan anak TK), anak-anak TK memiliki resiko tertinggi (terjangkit ISPA)," tutur Kanderi.

Sementara itu, Yona (29) guru TK Negeri Pembina Pariaman pasti akan meliburkan anak TK jika surat edaran sudah diterima dari Disdikpora.

"Iya. Akan kita liburkan anak-anak setelah edarannya diterima sekolah. Saya rasa itu keputusan yang bijak jika kabut asapnya seperti ini terus," kata dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pariaman Yutiardi Rivai, diwawancarai terpisah melalui telepon mengatakan hari ini akan ada pembagian sebanyak 4000 masker melalui puskesmas-puskesmas dan di perempatan jalan.

"Dan kita juga pesan sebanyak 10.000 masker, mungkin juga akan kita bagikan pada hari ini setelah melihat situasi di lapangan," ungkapnya.

Yutiardi menyebutkan, sejak kabut asap melanda Kota Pariaman berdampak naiknya penyakit ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) begitu juga dengan ILI (ingus). Untuk itu dia menambahkan, melaui jajarannya dia menghimbau masyarakat melalui mobil berpengeras suara ke desa-desa agar mengurangi aktifitas keluar rumah dan perbanyak minum air putih.

"Jika keluar rumah gunakan masker," sebutnya.

Yutiardi juga mengatakan lemahnya peran BPBD dalam hal penanganan kabut asap di Kota Pariaman. Hingga banyak sekolah-sekolah yang tidak kebagian masker.

"Walau bagaimanapun anggaran kita terbatas. Pembagian masker-masker tidak semuanya tercover oleh kita, hanya bagi sekolah yang memintanya saja. Dalam hal ini dibutuhkan peran BPBD Kota Pariaman," pungkasnya.

Dilain kesempatan, salah seorang tokoh masyarakat yang enggan disebutkan namanya mengkritisi sejumlah BUMD/BUMN dan Perusahaan yang ada di Kota Pariaman yang dinilainya kurang peka menyikapi dampak kabut asap terhadap masyarakat Kota Pariaman.

"Mereka ga usah dimintalah, harusnya paham dan lihat keadaan. Buat bagiin masker saja tidak harus dihimbau pula, mereka yang harusnya proaktif," ketus dia.

OLP
×
Berita Terbaru Update