Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

The Real Hero Rang Piaman

1 September 2014 | 1.9.14 WIB Last Updated 2014-09-01T13:14:18Z



Bicara kepahlawanan adalah bicara memenangkan hati disamping jasa jasa besar orang tersebut untuk sebuah peradaban. Tan Malaka, semasa hidup berjuang dengan sebuah ideologi, Agus Salim, berjuang dengan diplomasi, Buya Hamka berjuang dengan pena, disamping perjuangan lainnya dari tokoh Minangkabau yang saya sebutkan di atas.

Tokoh besar rang awak semasa pergerakan kemerdekaan, awal kemerdekaan begitu menonjol dan hingga kini menjadi panutan dan mentor bagi orang-orang besar dibelakangnya. Bung Hatta hanya menumpuk berpeti-peti buku yang kemudian hanya itulah harta warisan beliau kepada anak cucu ketika beliau wafat. Pejuang besar adalah orang yang punya idealisme tinggi, pejuang besar lebih mencintai negaranya dibanding apapun yang dia miliki. Bung Hatta merahasiakan kandasnya rupiah pada dollar berujung pemangkasan nilai mata uang pada istrinya yang lama menabung demi sebuah mesin jahit yang hingga akhir hayatnya tidak pernah terbeli.

Saya secara pribadi memang sangat interes dengan sosok Alm Kol Anas Malik yang telah berjuang membangun peradaban Pariaman di level tertinggi semasa dua periode menjabat Bupati Padangpariaman yang masa itu Kota Pariaman dan Mentawai masih kesatuan utuh administrasi pemerintahan.

Anas Malik telah lekat dihati masyarakat Piaman baik ranah maupun rantau. Dia telah menjadi pahlawan dihati mereka meskipun jarang seminar-seminar tentang kiprah alamarhum yang begitu hebat semasa memimpin Pariaman. Pahlawan sesungguhnya adalah orang orang yang selalu di ingat, ditauladani, mengharukan, serta bergetar tubuh kita jika nama orang tersebut diucapkan. Nama Anas Malik jika disebut, orang akan cepat merespon, berlanjut pada sebuah cerita yang mengasikan tentang kiprah beliau semasa hidupnya.

Zaman sekarang, acap kita lihat pihak keluarga mendorong leluhurnya kepada pemerintah agar nama moyangnya menjadi pahlawan nasional. Bahkan tidak jarang yang ngotot sebagaimana yang acap kita tonton di televisi. Akibat hal itu, mau tidak mau pemerintah pusat merilis nama-nama pahlawan baru yang asing ditelinga khalayak. Sosialisasi yang kurang, atau memang kiprah yang standar saja membuat publik apatis pada nama-nama yang dirilis pemerintah tersebut. Itu bukan kata saya, tapi memang demikian fakta yang ada. Gelar pahlawan tidak lagi sakral!

Menurut saya, gelar pahlawan sebelum dapat pengakuan dari pemerintah haruslah memenangkan hati khalayak dulu. Orang di beberapa negara di dunia akan tergetar tubuhnya jika mendengar nama Nelson Mandela, Mahatma Gandhi, Bung Karno, Bung Hatta, Agus Salim, Hamka, Abraham Lincoln, sebagaimana nama Anas Malik di dengar rang Piaman. Beliau adalah the real hero Pariaman melebihi nama siapapun di Pariaman ini.

Catatan Oyong Liza Piliang
×
Berita Terbaru Update