Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Silaturahmi Gadaffi dengan tokoh Karanaur, terungkap musuh terbesar Anas Malik saat jadi bupati

10 Desember 2023 | 10.12.23 WIB Last Updated 2023-12-10T12:12:56Z

 


Pariaman - Caleg DPR RI daerah pemilihan (Dapil) Sumatra Barat (Sumbar) 2 Partai Demokrat nomor urut 3, Teuku Muhammad Gadaffi sampai meneteskan air mata saking terharunya mendengar cerita warga Kelurahan Karanaur yang pernah berinteraksi langsung dan saksi sejarah kepemimpinan mendiang kakeknya, Bupati Padangpariaman medio 1980-1990, Kolonel (Purn) Anas Malik, di Pantai Cermin Karanaur, Minggu (10/12).


Sambil menangis dan terbata, Nurlis mengisahkan kiprah Anas Malik saat memimpin Padangpariaman.

"Ibu saya sering bertanya sudah bawa oleh-oleh apa dari Pariaman. Ini lebih dari oleh-oleh yang diminta ibu. Selama saya keliling-keliling bertemu masyarakat, kali ini rasa bertemu keluarga. Cerita ini membuat saya bangga sekaligus terharu," kata Gadaffi.



Gadaffi mengakui nama besar kakeknya akan menjadi beban besar baginya jika terpilih menjadi anggota DPR RI nanti. Mewakili nama kakeknya terasa lebih berat ketimbang mewakili masyarakat.


Gadaffi merasa bertemu keluarga sendiri saat bundo kanduang Pariaman mengisahkan kedekatan mereka dengan mendiang kakeknya, Anas Malik.

"Jika ada salah-salah ke kakek kemana saya akan minta maaf, tapi jika ke masyarakat, bisa saya minta diberi petunjuk dan mohon maafnya," kata Gadaffi.



Pada silaturahmi yang dihadiri sekitar 30 tokoh masyarakat dan bundo kanduang ini, banyak kisah tentang Anas Malik yang belum pernah diketahui publik. Contohnya tentang kedermawanan Anas Malik.


Seluruh adik-kakak Bundo Mimi menikah, Anas Malik selalu menjadi saksi nikahnya. Ketika Anas Malik dirawat karena sakit di Jakarta, keluarga Bundo Mimi juga ikut menjenguknya.

Dikisahkan Man, (65) tahun. Man adalah seorang nelayan tradisonal Karanaur yang memiliki 13 orang anak. Ada masa-masa ombak tidak bersahabat bagi nelayan. Saat ombak besar dan cuaca buruk, Man terpaksa tidak melaut. Beban besar menghidupi ke-13 anaknya sampai ke telinga Anas Malik.


"Bila teringat kisah bersama Anas Malik saya selalu menangis. Beliau selalu memberi saya uang beli beras jika melihat saya tidak ke laut agar anak-anak saya bisa makan. Dia yang mencari saya, di sini luar biasanya," kata Man meneteskan air mata.


Selain itu, sambung Man, di saat nelayan mendapatkan tangkapan banyak, Anas Malik ikut menarik sampan ke tepi. Apalagi saat pukat tepi, mantan Dandim Bekasi itu ikut menghela tali pukat bersama puluhan masyarakat.


"Jika nelayan dapat rejeki, beliau dulu orang yang paling terlihat bahagia," ungkap Man.


Kecintaan Anas Malik kepada Karanaur sudah melekat di sanubarinya. Ketika Anas Malik sudah pensiun jadi bupati, dalam kondisi sakit, Anas Malik masih memperhatikan kelurahan yang juga lokasi berdirinya rumah dinas Bupati Padangpariaman itu.


Rumah dinas bupati saat itu dijadikan Anas Malik sebagai rumah bagi seluruh masyarakat Pariaman. Di rumah itu disediakan makanan dan minuman. Pintu selalu terbuka 24 jam.


"Pendopo bukan rumahnya dia tapi rumah masyarakat. Makanan disediakan," kenang An (53) yang pernah 30 tahun keliling dunia berkat jasa-jasa Anas Malik.


Di masa Anas Malik, kata An, banyak didirikan sekolah kejuruan dan perguruan tinggi, salah satunya Sekolah Pelayaran SPP. An sendiri alumni angkatan ketiga SPP yang didirikan Anas Malik ini.


Begitu lulus dari SPP, An langsung diterima bekerja di kapal penangkap ikan milik negara asing. Seiring sertifikasi dan pengalaman kerja, ia pindah ke kapal dagang hingga 30 tahun lamanya.


An yang menguasai empat bahasa ini, tidak pernah melupakan jasa-jasa Anas Malik, terutama bagi dirinya, keluarga dan warga Karanaur.


"Beliau bagai seorang mamak bagi kami. Anas Malik tidak membedakan suku, semua dianggap keponakan oleh beliau. Semasa sekolah di SPP, semuanya gratis, saya tinggal di asrama dan diberi makan gratis tiga kali sehari. Ini berkat perjuangan beliau melobi pemerintah pusat. SPP kini berkembang pesat dan lulusan sekarang sudah tingkat sarjana muda," kata An.


Seorang PNS muda di masa Anas Malik bernama Yos, adalah kesayangan Anas Malik karena aktif membina Pramuka di Pariaman. Meski berstatus pegawai Kementerian Agama, Yos yang sekarang berusia 65 tahun ini sering diundang ke pendopo bupati.


Suatu ketika, nama Yos dicoret untuk perjalanan dinas ke Jakarta oleh atasannya. Oleh Anas Malik atasan Yos tersebut dipanggil dan ditanyai alasan kenapa namanya dicoret.


"Saat itu alasan atasan saya karena usia saya masih muda, tapi bagi Anas Malik umur bukanlah ukuran, tapi prestasi. Karena ditegur Anas Malik, saya bisa menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di Jakarta," kenang Yos.


Selain itu, terang Yos, Anas Malik rela berhujan berpanas ikut mendorong kemajuan Pramuka. Anas Malik menurutnya sangat fokus pada pemberdayaan SDM generasi muda di masa itu.


"Anas Malik tidak hanya bupati terbaik Padangpariaman, tapi bupati terbaik di Indonesia saat itu," tandas Yos.


Kedatangan Gadaffi pada pertemuan silaturahmi itu, Yos merasa bertemu keluarga sendiri. Kenangannya bersama Anas Malik tiba-tiba muncul kembali dalam ingatannya.


Anas Malik diketahui memiliki musuh besar yang bernama "sampah". Terkait sampah, Anas Malik akan bertindak otoriter. Hal ini dikatakan oleh Saf (65) mantan guru, yang sering diajak Anas Malik berkeliling memantau kebersihan Kota Pariaman.


Anas Malik, kata Saf, rutin bangun subuh dan selalu salat di musala Karanaur bersama warga. Jika imam berhalangan hadir, maka Anas Malik menggantikannya.


"Suatu ketika beliau ngasih korek ke saya. Lalu saya tanya buat apa, dia bilang kumpulkan sampah itu, lalu bakar, ketika ketemu sampah saat saya ikut berkeliling Pariaman bersama beliau," kenang Saf.


Cerita tentang Anas Malik seakan tidak ada habisnya ketika mantan guru bernama Nurlis (77) mengisahkannya. Nurlis memanggil abang kepada Anas Malik. Berlinang airmata, Nurlis terbata-bata.


"Jika Anas Malik melihat kondisi kebersihan seperti saat ini, entah apa yang hendak dikata. Dulu Karanaur ini rimba dan hanya memiliki jalan setapak," kata Nurlis.


Pantai Karanaur yang saat itu gersang ditanami Anas Malik pohon cemara yang saat ini sudah besar meneduhi Pantai Cermin Karanaur.


"Usai salat subuh beliau keliling pantai. Jika ada masyarakat yang buang hajat, dia lempari dengan batu sehingga warga lainnya yang juga buang hajat lari berhamburan. Razia buang hajat rutin ia lakukan hingga masyarakat menjadi jera olehnya. Salah satu prestasi Anas Malik adalah membersihkan WC terpanjang di Asia," kata Nurlis.


Menurut Nurlis, Anas Malik memiliki kepercayaan diri sangat tinggi dan seorang visioner. Jika ia sudah bertekad, akan ia wujudkan. Anas Malik juga ahli lobi. Di masa itu banyak anggaran pemerintah pusat bisa dialokasikan ke daerah berkat piawainya lobi Anas Malik.


Anas Malik juga manusia berhati paling lembut yang pernah ditemui Nurlis. Disamping ketegasannya, Anas Malik memiliki sifat mudah iba. Nurlis mencontohkan hampir setiap sore ada saja makanan dibagikan ke warga Karanaur.


"Rupanya jika melihat ada jualan warga tidak laku-laku, Anas Malik akan memborongnya, lalu dibawa pulang untuk dibagikan ke masyarakat. Anas Malik tidak tahan melihat pedagang keliling jujung kepala yang sepi pembeli.


"Ada saja setiap hari, semua dagangan yang enak-enak itu dibagikan beliau ke masyarakat. Adakah pemimpin seperti itu saat ini?," tanya Nurlis.


Hal yang tak kalah pentingnya dan sampai saat ini masih dikenang Nurlis ketika Anas Malik mengubah nama Desa Kampung Nias menjadi Desa Kampung Baru. Saat itu Anas Malik beralasan ia tidak mau sanak kemenakannya di Kampung Nias susah dapat jodoh karena dikira orang Nias.


Kisah-kisah lainnya banyak diceritakan pada silaturahmi tersebut. Seperti terbentuknya pendidikan tinggi dan sekolah menengah kejuruan oleh Anas Malik melalui yayasan LP3ESIDA, awal mulanya terbentuk organisasi PKDP dan datangnya ribuan tentara ke Pariaman untuk Manunggal Bakti. (OLP)

×
Berita Terbaru Update