Walikota Genius Umar tinjau perkebunan cabai milik Desa Sungai Pasak yang pohonnya telah memasuki usia panen. Foto: Dewi
Pariaman - Pemerintah Desa Sungai Pasak tanam cabai jenis keriting akar di lahan tidur seluas 5.000 meter persegi di desa itu. Di lahan yang dulu terlantar tersebut, kini tumbuh subur 10.000 batang cabai akar keriting.
"Ini terobosan yang luar biasa dilakukan Pemdes Sungai Pasak melalui BUMDes-nya," kaa Walikota Pariaman Genius Umar saat meninjau langsung area perkebunan cabai milik desa tersebut, Selasa (16/2).
Genius mengatakan dirinya selalu mendorong masyarakat agar memanfaatkan lahan kosong agar menjadi produktif dengan membagi-bagikan berbagai jenis bibit tanaman ke masyarakat.
Melihat apa yang dilakukan Pemdes Sungai Pasak, Genius merasa program yang dicanangkan pemerintah terkait pemanfaatan lahan kosong, akan sukses jika seluruh desa mencontoh langkah yang telah dilakukan BUMDes Sungai Pasak.
Genius menginginkan tidak satu jengkal tanah pun di Pariaman yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakatnya. Ia menargetkan agar setiap desa dan kelurahan di Pariaman memfungsikan lahan kosong di wilayahnya sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar.
"Saat ini kita sedang melakukan percepatan perkembangan desa dan kelurahan. Bahkan kita akan melibatkan para pemuda menjadi petani milenial, dan berharap inovasi terbaru bidang pertanian akan tercipta," ungkapnya.
Harga cabai saat ini cukup tinggi mengingat minimnya pasokan cabai dari berbagai daerah. Dengan banyaknya petani cabai di Pariaman, ke depannya Genius berharap kota Pariaman mampu memenuhi kebutuhan cabai lokal, bahkan jadi daerah sentra cabai di Sumatra Barat.
“Kita siap membantunya. Apa yang dibutuhkan, koordinasikan dengan kami," imbuhnya.
Di samping itu untuk memajukan suatu wilayah, Genius meminta para kades dan lurah melihat potensi desa dan kelurahannya. Apakah desa dan kelurahan memiliki potensi pertanian, wisata atau digital.
"Karena majunya sebuah kota dilihat dari perkembangan desa dan kelurahannya," kata Genius.
Kepala Desa Sungai Pasak, Harlis mengatakan, pengolahan lahan tidur di desanya dilakukan secara bersama. Mulai dari pemerintahan desa, BUMDes, dan dukungan dari masyarakat setempat.
Sebelumnya ia melihat cukup luas lahan terlantar di desanya dan kemudian muncul ide untuk menanam cabai. Melalui dana desa, pihaknya mulai membeli bibit dan mengajak serta masyarakat melakukan penanaman bibit cabai.
"Kini usianya sudah tiga bulan dan sudah panen perdana satu kali, 10 kilogram," kata dia.
Ia berharap panen cabai akan terus meningkat seiring waktu, karena usia panen cabai bisa mencapai usia tanaman hingga dua tahun. (Dewi/OLP)
Tag Terpopuler
BUMDes Sungai Pasak Olah Lahan Tidur Jadi Kebun Cabai Hingga 10 Ribu Batang
Redaksi
16 Februari 2021 | 16.2.21 WIB
Last Updated
2021-02-16T14:18:45Z