 |
| Kabag Kesra Setdako Pariaman Armaizal (baju Korpri) didampingi oleh pembina Elget Oktaviani sedang melakukan pembinaan terhadap tiga pemuda pelopor. Foto/Eri Elfadri |
Aspek penilaian pemuda pelopor tidak terlepas dari strategi penulisan dan presentase. Makalah yang ditulis harus sesuai dengan yang disampaikan di depan juri.
"Penilaian dari dewan juri pemuda pelopor meliputi aspek penulisan, presentase, tinjauan lapangan yang dilengkapi dengan data administrasi kepeloporan, laporan kegiatan dan dokumentasi kegiatan," ungkap salah seorang pembina pemuda pelopor Kota Pariaman, Elget Oktaviani, Jumat (4/5). Dua orang Pembina lainnya adalah Ribut Anton Sujarwo dan Rahadi Ningrat.
Ia menyebut pihaknya akan berupaya untuk melakukan pembinaan kepada peserta baik yang pernah mengikuti maupun yang baru terlibat dalam ajang pemuda pelopor.
"Banyak potensi yang bisa diorbitkan, semoga potensi-potensi yang ada ini bisa membawa nama baik bagi Kota Pariaman dan siap menghadapi pesaing baik di tingkat provinsi bahkan nasional," lanjutnya.
Kabag Kesra Setdako Pariaman Amrizal, mengatakan bahwa sebagai wujud perhatian pemerintah kepada pemuda yang telah menunjukkan partisipasi dan kepeloporannya maka Pemko Pariaman melaksanakan program pemilihan pemuda pelopor yang diselenggarakan secara berjenjang. Mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun ke tingkat nasional.
Sebelumnya Pemko Pariaman telah menetapkan tiga orang pemuda pelopor Kota Pariaman 2018 yang akan mewakili Pariaman di tingkat provinsi. Bidang Sosial Budaya, Pariwisata dan Belanegara diwakili oleh Erwindo Tri Ermis yang mempelopori berdirinya "Sanggar Seni Tampuniak" Desa Cubadak Aie Pariaman Utara. Pemuda ini juga pernah mewakili Kota Pariaman dengan menyabet Juara II di tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun 2017 lalu.
Di Bidang Pendidikan dipelopori oleh Jupriman dengan mengusung "English Study Club" di Desa Kampung Apar, Pariaman Selatan. Pemuda ini tak kalah kreatifnya, dengan kegiatan sosial yang dibuatnya mampu membentuk semacam wadah belajar Bahasa Inggris di kampung halamannya secara gratis tanpa dipungut biaya.
Sementara itu, Indra pemuda yang mempelopori "Observasi Penyu dan Penghijauan Hutan Mangrove" di Desa Apar, Pariaman Utara.
Meskipun baru pertama kali mengikuti seleksi pemuda pelopor tapi bidang yang dipeloporinya sangat berpotensi bagi kemajuan Kota Pariaman.
Dewasa ini Hutan Mangrove yang terletak di Desa Apar bisa dilestarikannya dan menjadi destinasi wisata yang sangat diminati bagi kalangan muda dan ramai pengunjung. (Tim)
