Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Malam Tahun Baru 2017 Pariaman Tidak Lagi Pesta Kembang Api dan Lampion

30 Desember 2016 | 30.12.16 WIB Last Updated 2016-12-30T04:19:13Z




Wakil Ketua DPRD Kota Pariaman Syafinal Akbar memuji langkah Pemko Pariaman yang akan menyelenggarakan Tabligh Akbar dalam memeriahkan malam pergantian tahun baru 2017 di Pantai Gandoriah.

"Ini sejalan dengan nafas Islam dan selaras dengan visi menjadikan Pariaman sebagai kota wisata berbasis budaya dan agama," ujar Syafinal Akbar di Pariaman, Jumat (30/12).

Dia mengimbau agar masyarakat ramai-ramai menghadirinya. Jika malam tahun baru sebelumnya dihiasi pesta kembang api dan lampion terbang selalu ramai, tabligh akbar juga harus semarak.

"Mari kita gemakan takhbir. Mari sama-sama berdoa untuk kebaikan bersama, untuk kebaikan Kota Pariaman agar maju dalam pembangunan dan maju dalam sumber daya manusia," sebutnya.

Tabligh Akbar, dikatakan Kabag Humas Kota Pariaman Yalviendri sebelumnya, akan dihadiri jamaah dari berbagai daerah. Selain bertujuan menyemarakan pergantian tahun dengan kegiatan bernuansa Islami, juga bertujuan untuk mendatangkan wisatawan ke Pariaman.

Perayaan malam tahun baru menurutnya tidak mesti dilakukan dengan kegiatan bersifat duniawi seperti pesta kembang api dan panggung hiburan.

"Namun dapat diisi dengan kegiatan keagamaan yang lebih positif dan bermanfaat," kata dia.

Di pihak lain, Rid (43) warga Pariaman Tengah tidak terkejut dengan akan diadakannya Tabligh Akbar menghiasi malam pergantian tahun 2017 di Pariaman. Dia tidak mengkritisi tabligh akhbar, namun melihat latar belakang perayaan tahun baru sebelumnya.

Menurutnya, memang ada masyarakat sebelumnya yang mengkritisi pesta seribu lampion pada malam pergantian tahun 2016, khusunya di media sosial sehingga menimbulkan pro dan kontra.

"Sepertinya pemerintah menghindari pro kontra di media sosial, padahal banyak juga masyarakat yang menginginkan ada kemeriahan tahun baru. Jangan munafik lah. Tabligh Akbar, kita lihat saja apakah ramai atau malah sebaliknya dari pesta malam pergantian tahun sebelumnya," kata dia.

Dia menambahkan, budaya cemooh yang masih dipakai sebagian kalangan di Pariaman menimbulkan sifat sinisme terhadap apapun yang dilakukan meskipun bertujuan positif.

"Tidak ada yang bagus di mata orang yang sinis. Mereka tidak melihat kebaikan, melainkan melihat kelemahan di balik kebaikan. Orang sinis, tidak pernah mengenali dirinya sendiri," pungkasnya.

OLP
×
Berita Terbaru Update