Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Berita Utama: Festival Pesona Gandoriah Masuk Kalender Wisata Nasional

25 Mei 2016 | 25.5.16 WIB Last Updated 2016-05-25T12:59:49Z



Pemerintah Kota (Pemko) Pariaman lakukan rapat koordinasi pemantapan jelang pagelaran akbar "Festival Pesona Gandoriah" tahun 2016 yang akan digelar selama lima (5) hari, dari tanggal 28 Mei hingga 1 Juni ke depan, di Ruang Rapat Walikota, Rabu (25/5).

Rapat koordinasi dipimpin oleh Wakil Walikota Genius Umar, didampingi Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata, Efendi Jamal beserta jajaran, Kabag Humas, Yalviendri, juga melibatkan belasan wartawan dari berbagai media sebagai elemen tidak terpisahkan dari tujuan pertemuan itu digelar. Hampir separoh dari 15 wartawan yang hadir datang dari forum wartawan peduli pariwisata piaman (FWP3).

Genius Umar menyebutkan, pihaknya selaku penyelenggara pemerintahan di Kota Pariaman akan terus berupaya mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan ke Pariaman dengan menggelar berbagai iven, termasuk Festival Pesona Gandoriah yang baru saja masuk kalender pariwisata nasional mendampingi pesta budaya Tabuik, dan Pariaman Triathlon.

Dia menambahkan, untuk membangun pariwisata mesti menerapkan strategi marketing jangka panjang, bukan spontanitas demi keuntungan sesaat.

"Setiap iven yang digelar kami selalu berpikir PDRB (produk domestik regional bruto) atau perputaran uang yang terjadi di tengah masyarakat dibanding PAD (pendapatan asli daerah). Dengan meningkatnya PDRB berarti kita sukses membawa uang dari luar masuk dan berputar ke Pariaman," ungkapnya.

Dia mencontohkan suksesnya PDRB dengan pembangunan dermaga Pulau Angsoduo yang menelan biaya Rp4.5 milyar. Rp4 milyar dari anggaran pusat dan Rp500 juta dari APBD Kota Pariaman.

"Coba kita hitung PDRB nya. Dalam 1 minggu, pengunjung ke pulau sekitar 3000 wisatawan. Kita ambil minimnya mereka habiskan Rp100 ribu perkepala untuk ke pulau dan belanja. Jika dikalikan Rp100.000x3000= Rp300.000.000 dalam seminggu, sama dengan Rp1,2 milyar sebulan."

"Dengan jumlah itu artinya, dalam setengah tahun kita bisa datangkan uang berputar melebihi modal yang kita belanjakan. Kita untung. Kemana uang itu? Tentu mengalir kepada masyarakat melalui jasa, produk perdagangan dan PAD tentunya," urai Genius.

Di samping kalkulasi PDRB, dia juga mengungkap pentingnya menggali budaya asli masyarakat pesisir Pariaman. Budaya yang telah lama terkubur adalah nilai jual, sounding partner dalam kepariwisataan.

"Dari masukan rekan-rekan wartawan kita menyimpulkan pentingnya menjadikan permainan dan budaya tradisional yang hampir punah untuk segera dibangkitkan melalui kegiatan pariwisata," imbuhnya.

Diantara permainan dan kesenian budaya yang perlu dibangkitkan dalam iven pariwisata ke depan adalah, permainan gasiang, cabur, patok lele, permainan galuak, semba lakon, dll.
Sedangkan olahraga dan seni tradisional antara lain, toraik ombak (surfing tradisional), rabab galuak, silek, indang, si marantang dan berbagai seni tradisional lainnya yang akan diiventarisir oleh Pemko nantinya.

Peneliti dari FWP3 Muhammad Zulfikar meminta pihak Pemko Pariaman bersinergis dengan Polres Pariaman saat Festival Pesona Gandoriah berlangsung karena bertepatan dengan Operasi Patuh Jaya pihak kepolisian secara nasional.

"Pihak kepolisian harus dilibatkan dalam acara iven tersebut. Kita berharap pihak kepolisian tidak melakukan razia di zona pariwisata. Tentu harus ada regulasi antara Pemko dan Polres karena kedua pihak punya kewenangan masing-masing yang diatur oleh Undang-Undang," kata dia.

Di saat yang sama, koordinator advokasi FWP3 Oyong Liza Piliang meminta pihak penyelenggara memberikan akses yang luas kepada masyarakat atau wisatawan yang hendak menyaksikan iven tersebut dengan membuat manajemen pengunjung melalui akses keluar masuk yang mudah ke lokasi iven.

"Masyarakat harus tahu di mana akses keluar masuk yang mudah serta tempat memarkirkan kendaraan yang aman. Hal kecil ini jika luput dari perhatian, peristiwa Pariaman Triathlon 2015 akan kembali terulang di mana banyak calon pengunjung balik kanan karena sejumlah jalan masuk di palang," katanya.

Masih kata dia, dalam setiap iven sedapat mungkin kurangi kegiatan yang buang-buang waktu seperti seremonial pemberian kata sambutan yang silih berganti.

"Cukup satu atau dua pidato sambutan pendek saja, lalu langsung ke acara. Jika banyak-banyak, masyarakat jadi bosan. Sekarang zamannya to the point," pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, Festival Pesona Gandoriah adalah festival bahari original masyarakat pesisir yang di tahun sebelumnya bernama "festival pesisir".

Festival Gandoriah 2016 akan memperlombakan 10 iven unik khas masyarakat pesisir pantai selama festival berlangsung.

Pada tanggal 28-29 akan diperlombakan festival layang-layang kreasi yang diikuti oleh lima negara yakni, Indonesia, Swedia, Amerika, Thailand dan Singapura. Layang-layang akan tetap mengudara pada malam hari dengan lampu kelap-kelip di tubuhnya.

Pada Festifal Pesona Gandoriah 2016 masih diperlombakan beruk memanjat kelapa, lomba masak gulai kepala ikan, lomba masak sala lauak, lomba lagu minang. Sedangkan perlombaan baru adalah olahraga surfing di pantai Mangguang, Pariaman Utara.

Festival Pesona Gandoriah juga bertabur hadiah untuk setiap pemenang lomba senilai total Rp115 juta. Acara yang didanai oleh APBD dengan nilai Rp554 juta tersebut dinilai berbagai kalangan akan mampu menarik puluhan ribu pengunjung selama hampir sepekan iven itu dilangsungkan.

OLP

×
Berita Terbaru Update