Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Lipsus Hut Kota Pariaman: Mardison Kupas Sejarah Berdirinya Kotif Hingga Berdirinya Kota Pariaman

2 Juli 2015 | 2.7.15 WIB Last Updated 2015-07-02T14:25:18Z



DPRD Kota Pariaman menggelar Rapat Paripurna Istemewa dalam rangka HUT Kota Pariaman yang ke-13 di Ruang Paripurna DPRD Kota Pariaman, Manggung, (2/7). Paripurna istemewa tersebut dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Drs. Mardison Mahyuddin, MM didampingi Wakil Ketua Ir. Jhon Edwar, Wakil Ketua Ir. Syafinal Akbar, MT beserta seluruh Anggota DPRD. Dan unsur sekretariat yang dipimpin oleh Sekwan Syahfirman, SH.



Paripurna sangat akbar ditengah bulan Ramadhan dan disiarkan secara live di radio tersebut dihadiri oleh Wagub Sumbar Muslim Kasim, Walikota Pariaman Mukhlis Rahman, Wakil Walikota Genius Umar, Sekda, unsur Muspida, bupati/walikota undangan se Sumbar, pimpinan DPRD undangan se Sumbar, para mantan Walikota Pariaman, Ketua PKDP se Sumbar, para penggagas berdirinya Kota Pariaman, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, Ormas dan LSM, para Kepala SKPD, para Camat, Kepala Desa dan Lurah se Kota Pariaman dan undangan lainnya.




Rapat yang dibuka tepat pada pukul 16.45 Wib tersebut Mardison Mahyuddin selaku Ketua DPRD menceritakan latar belakang dan sejarah singkat berdirinya Kota Pariaman.




Mardison menuturkan, Bupati Padangpariaman medio tahun 1980-an Alm. Kol. Anas Malik telah merencanakan pembentukan Kota Otonom Pariaman dengan merubah Kecamatan Pariaman dan sekitarnya yang pada masa itu sebagai Ibukota Kabupaten menjadi Kota Administratif disingkat Kotif.




Atas perjuangan tersebut Kotif Pariaman akhirnya diresmikan oleh Mendagri Suparjo Rustam pada tanggal 29 Oktober 1987 di Hall Saiyo Sakato Pariaman.




"Walikotif Pariaman pertama adalah Bapak Adlis Legan, BcAn, kedua Drs. Martias Mahyuddin, M.Sc dan yang ketiga adalah Drs. Firdaus Amin," ungkap Mardison.

Selanjutnya, tutur Mardison, pada era reformasi awal tahun 2000-an berkembang aspirasi-aspirasi yang menginginkan berdirinya Kota Pariaman mulai dari level pimpinan pemerintah seperti Walikotif Firdaus Amin dan Gubernur Sumbar Zainal Bakar, kalangan pemuda dan kaum cendikiawan, Ikatan Mahasiswa Pariaman (IMAPPAR), unsur LSM dan para perantau yang semuanya tergabung dalam wadah organisasi "PIAMAN BAKUMPUAH".

"Juga didukung oleh masyarakat banyak. Semuanya dengan gigih berjuang, melewati proses demi proses mulai dari level kabupaten dan provinsi hingga ke pemerintahan pusat," lanjut Mardison.

Meski pada waktu itu dalam waktu bersamaan terjadi polemik yang mendukung dengan yang tidak mendukung, akhirnya lahirlah Undang-Undang No. 12 Tahun 2002 pada tanggal 10 April 2002 tentang pembentukan Kota Pariaman di Provinsi Sumatera Barat. Undang-Undang tersebut diundangkan dalam lembaran negara  No. 25 Tahun 2002.

"Peresmian Kota Pariaman bersama dengan kota dan kabupaten baru hasil pemekaran dilakukan oleh Mendagri Hari Sabarno atas nama Presiden RI di halaman kantor Direktorat Jendral Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementrian Dalam Negeri pada Tanggal 2 Juli Tahun 2002.  Tanggal itulah yang kita peringati sekarang," kata Mardison mengenang sejarah.

Disamping sejarah berdirinya Kota Pariaman, Mardison juga mengutarakan capaian-capaian pembangunan atas sejarah yang mengiringi Kota Pariaman hingga saat ini.

"Dengan kebersamaan kita bangun Kota Pariaman menjadi kota yang mandiri yang bisa tegak dan bersaing positif dengan kota dan kabupaten lainnya di wilayah Provinsi Sumatera Barat," pungkas Mardison.

Sementara itu Walikota Pariaman Mukhlis Rahman terlihat sangat bahagia atas peringatan hari jadi Kota Pariaman yang telah memasuki usia 13 tahun. Mukhlis berharap agar seluruh elemen masyarakat bahu membahu membangun Kota Pariaman agar maju pesat dengan menciptakan suasana aman dan kondusif ditengah masyarakat.

"Suasana yang aman dan kondusif maka pembangunan berjalan dengan lancar," kata Mukhlis.

Meski Kota Pariaman terbilang baru, lanjut Mukhlis, namun pembangunan di berbagai bidang bisa dibilang sejajar dengan kota dan kabupaten lainnya di Sumbar. Bahkan di satu sisi Kota Pariaman lebih unggul dari sisi program yang dampaknya nyata dirasakan oleh seluruh masyarakat Kota Pariaman.

"Pada tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Kota Pariaman mencapai 6,7 persen," lanjut Mukhlis.

Artinya, kata Mukhlis, regulasi ekonomi kemasyarakatan berjalan dengan baik. Perkembangan di berbagai bidang dan sektor-sektor baru terus bermunculan di tengah masyarakat menuju ke arah yang terus menggembirakan.

OLP
×
Berita Terbaru Update