Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Genjot Pariwisata, Pemko Pariaman Jajaki Kerjasama Maritim dengan TNI-AL

5 Maret 2015 | 5.3.15 WIB Last Updated 2015-03-05T14:33:15Z



Dalam rangka mendukung program Kota Pariaman sebagai destinasi wisata reguler dan wisata bahari, TNI-AL melalui Lantamal II Teluk Bayur Padang akan merencanakan pengadaan konservasi Kepiting Bakau di Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Pariaman dan di kawasan Konservasi Penyu dan juga akan membuat monumen sejarah angkatan laut di Pantai Gandoriah.

Hal ini terungkap dari hasil pertemuan Wakil Walikota Pariaman Genius Umar yang didampingi Kepala Dishubkominfo Kota Pariaman, Agusriatman bersama Pemegang Kas  (Pekas) Lantamal IV Mayor Laut (S) Toto Suhartono dan Kapten Widodo di Pendopo Rumah Dinas Wawako Pariaman, Rabu (4/3).

Agusriatman saat melakukan survey lokasi di kawasan Penangkaran Penyu dan Pantai Gandoriah bersama Kadis Kelautan dan Perikanan Kota Pariaman, Yanrileza, Mayor  Suhartono dan Kapten widodo mengatakan bahwa Wawako Pariaman sangat mendukung kegiatan Konservasi Kepiting Bakau dan pembuatan monumen sejarah TNI-AL di Kota Pariaman.

"Karena ini merupakan salah satu upaya dari aparatur negara yakni Tentara Nasional Indonesia dalam pengembangan daerah maritim dan masyarakat maritim Indonesia. Pemko Pariaman akan bekerjasama dengan TNI-AL dalam hal fungsi pengawasan juga akan melakukan penertiban terhadap kapal-kapal liar yang melakukan penangkapan ikan yang merusak terumbu karang disekitar perairan yang menjadi batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)," ungkap Agusriatman.

Sementara itu, Mayor Laut (S) Toto Suhartono mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Pemkot Pariaman yang dengan hati terbuka mau bekerja sama dengan TNI-AL dalam membangun keutuhan dan kemajuan bangsa Indonesia khususnya kawasan maritim yang digiat menjadi sektor perekonomian.

Widodo menambahkan, tujuan utama dalam pengembangan konservasi Kepiting Bakau yakni untuk membantu perekonomian masyarakat maritim yang berada di seputaran pantai dan memanfaatkan lahan produktif yang bisa menjadi nilai ekonomi dan nilai wisata.

"Dan lebih penting lagi adalah menjaga kestabilan PH tanah dan kerusakan bibir pantai dari abrasi yang disebabkan kurangnya kekuatan pantai terhadap hempasan ombak sehingga perlu penggiatan penanaman bakau dan pelestarian bakau serta nilai ekonomis dari adanya bakau itu sendiri," tutup Widodo.


Phaik
×
Berita Terbaru Update