Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

BNPB Catat 566 Tewas Akibat Bencana Alam 2014

5 Januari 2015 | 5.1.15 WIB Last Updated 2015-01-05T15:38:55Z

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB



Pariaman, 31/12-- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 556 orang meninggal dunia akibat bencana alam sepanjang tahun 2014.

"Dari 1.525 kejadian bencana, telah menyebabkan 566 orang tewas, 2,66 juta jiwa mengungsi dan menderita, lebih dari 51 ribu rumah rusak, dan ratusan bangunan umum rusak," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran Press di Pariaman, Rabu.

Ia menjelaskan, kerugian ekonomi akibat bencana tersebut mencapai puluhan trilyun rupiah, seperti dampak kebakaran hutan dan lahan Rp 20 triyun, banjir Jakarta Rp 5 triyun, banjir di Pantura Jawa Rp 6 triyun, banjir bandang di Sulawesi Utara Rp 1,4 trilyun, banjir dan longsor di 16 kab/kota di Jawa Tengah Rp 2,1 triyun, dan sebagainya.

"Kejadian bencana di Indonesia selama tahun 2014 tersebut, menunjukkan bahwa bencana masih menjadi ancaman yang nyata," ujarnya.

Sebanyak 99 persen bencana adalah bencana hidrometeorologi. "Puting beliung adalah jenis bencana yang paling dominan terjadi selama 2014 yaitu 496 kejadian, kemudian banjir 458 kejadian serta bencana tanah longsor 413 kejadian," jelas Sutopo.

Ia mengatakan, dalam 3 tahun terakhir puting beliung memang jenis bencana yang paling banyak terjadi. Bahkan menyebabkan korban jiwa 57 tewas, 10,707 jiwa mengungsi, dan lebih 23 ribu rumah rusak selama 2014.

"Ancamannya makin meningkat dan menyerang semua wilayah, baik perdesaan maupun perkotaan. Longsor adalah bencana yang paling mematikan selama 2014. Ada 343 orang meninggal dan hilang akibat longsor, atau 60% dari dari total korban tewas akibat bencana. Longsor di Banjanegara yang menyebabkan 99 jiwa tewas dan 11 jiwa hilang merupakan bencana dengan korban terbanyak," katanya.

Ia menjelaskan, konsentrasi bencana terbanyak adalah di Provinsi Jabar 290 kejadian, Jateng 272, Jatim (213), Aceh (51), dan Sumsel (480).

Jika dilihat dari sebaran kab/kota, tambah Sutopo, maka paling banyak ada di Bogor (37), Bandung (31), Sukabumi (29), Garut (26), dan Cianjur (23). Pemda Jabar hendaknya memperhatikan hal ini. Sebab bencana selalu berulang pada daerah-daerah ini. Penduduk yang padat yang tinggal di daerah rawan bencana hendaknya terus ditingkatkan kapasitasnya.

"Pengurangan risiko bencana harus menjadi pengarusutamaan dalam pembangunan di semua sektor," tegasnya.


JR
×
Berita Terbaru Update