Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Genius: Birokrasi daerah yang “Total Football” Dalam Melayani Masyarakat

21 Juli 2014 | 21.7.14 WIB Last Updated 2014-07-21T07:02:28Z




Publik Internasional baru saja selesai menyaksikan pertunjukan yang menghipnotis seluruh masyarakat dunia yakni piala dunia sepak bola yang berlangsung di Brazil bulan juni sampai pertengahan juli yang lalu. Mereka rela melewatkan waktu berjam jam sampai dini hari untuk tidak melewatkan setiap detik pertandingan.

Kesebelasan yang terbaik adalah kesebelasan yang menunjukan permainan yang kompak, semua pemain bergerak menuju tujuan yang sama yakni goal. Semua elemen kesebelasan menjalankan perannya masing-masing. Mulai dari pelatih yang selalu mengamati dan menyoraki arah permainan anak asuhnya, kapten kesebelasan yang mengarahkan dan mengomandoi permainan rekan-rekannya dalam lapangan, para pemain lainnya mulai dari pemain tengah, pemain belakang, pemain sayap, pemain penyerang, gelandang dan lainnya memiliki peranan masing yang di atur dalam suatu pola permainan secara kompak. kesebelasan yang paling dinamis dan kompak kemungkinan akan menjadi pemenangnya.

Peran playmaker sebelasan sangat penting, seperti kita lihat peran Neymar di kesebelasan tuan rumah brazil. Pada babak penyisihan sampai babak perempat final, Brazil menunjukan permainan yang hebat selagi masih ada Neymar di kesebelasan. Neymar mampu menjadi dinamisator yang membuat permainan rekan rekannya bergerak terus dan kompak serta dieksekusi oleh Neymar sebagai pemain depan.

Namun apa yang terjadi setelah neymar cedera akibat di tendang punggungnya oleh pemain kolombia Juan Camilo Zuniga yang mengakibatkan neymar tidak bisa lagi bertanding pada babak berikutnya? Brazil dikalahkan secara tragis oleh Jerman dengan skor memalukan 7-1 dan selanjutnya dihantam Belanda dengan skor 3-0.

Begitu juga kapten kesebelasan Argentina Lionel Messi, dia mampu membawa Argentina sampai ke final walaupun pada akhirnya dikalahkan oleh Jerman melalui tambahan waktu. Lionel Messi telah mampu menjadi katalisator (semangat percepatan) bagi seluruh rekannya di kesebelasan Argentina. Begitu juga Kapten kesebelasan Jerman Philipp Lahm yang mampu membawa Jerman untuk memenangi pertandingan Piala Dunia dan kehormatan untuk negaranya Jerman sang “Panser”.

Permainan sepak bola yang menggerakkan semua anggota kesebelasan secara terus menerus tanpa lelah dan selalu dinamis dan berkomitment untuk menang melalui kapten kesebelasan tersebut adalah dinamakan "total football".

Kita dapat mengambil pelajaran dari permainan “total football” tersebut terkait dengan birokrasi di pemerintah daerah. Birokrasi di pemerintah daerah dapat dianalogkan dengan kesebelasan sepak bola. Publiknya adalah penonton yang ada di stadion atau diluar stadion, serta yang menonton melalui televisi yang secara transparan melihat secara jelas setiap langkah para pemain setiap tim kesebelasan.
 

Birokrasinya adalah seluruh pemain sepakbola termasuk Kapten kesebelasan. Kapten kesebelasan dalam birokrasi adalah Sekretaris daerah dan para pemain yang dibagi menjadi pemain depan, penyerang, sayap kiri, gelandang, pemain belakang, back, kipper adalah seluruh Kepala Dinas/SKPD menurut peran dan fungsinya masing masing.
Setiap kepala dinas harus menuju arah/visi yang sama yakni menuju visi kepala daerah yang juga telah ditetapkan sebagai visi daerah dalam RPJMD.
Beberapa nilai positif total football yang dapat diambil oleh birokrasi sebagai tim pembangunan daerah adalah:

1. Kesatuan gerak menuju “goal”

Goal dalam bermain bola adalah pencapaian memasukan bola ke gawang lawan, sedangkan goal yang dimaksudkan dalam pemerintah daerah adalah pencapaian visi dan misi daerah.

Penyebab lambatnya suatu daerah mencapai visi daerah secara mantap adalah masing masing kepala dinas bekerja secara sendiri sendiri (ego sektoral) yang kadang kala menjauh mencapai goal (visi daerah). Setiap Kepala Dinas seharusnya menuju arah yang sama yakni goal.

Ada yang menuju arah ke kiri atau ke kanan bahkan bola keluar lapangan yang menyebabkan tidak efisien dan tidak efektif, disinilah peran sang kapten (sekretaris daerah) untuk mengkoordinasikan seluruh rangkaian kegiatan setiap kepala dinas atau SKPD. Sekretaris daerah juga tidak bekerja sendiri, namun dibantu oleh 2 atau 3 orang asisten sebagai koordinator di bidangnya masing masing, yakni asisten bidang Pembangunan dan asisten bidang perekonomian atau kalau ada asisten bidang lainnya.
 
2. Dinamis dan Inovasi

Permainan bola yang selalu bergerak dinamis dan penuh inovasi akan menambah semangat pemain. Dan penonton juga akan senang karena keindahan permainan juga akan timbul. Begitu juga dengan birokrasi daerah, seharusnya dalam birokrasi tersebut timbul berbagai inisiatif dari setiap Kepala Dinas dan kepala SKPD lainnya.

Karena itu yang perlu dikembangkan adalah budaya kerja yang memungkinkan para pejabat birokrasi dapat mengambil inisiatif dalam berkerja dalam rangka menyelesaikan fungsi pemerintahan daerah yang menjadi tanggung jawab dinas/SKPD terkait. Apalagi zaman sekarang telah terjadi perubahan pandangan kepada kepala daerah/wakil kepala daerah terhadap birokrasi yang lebih memungkinkan kepala dinas/SKPD mampu untuk melakukan inisiasi/inisiatif dalam bekerja.

Bahkan inisiatif kepada dinas ini bagi sebagian kepala daerah/wakil kepala daerah sudah menjadi bagian dari penilaian kinerja. Kepala dinas yang mampu melakukan inovasi akan dinilai baik kinerjanya, sedangkan kepala dinas yang tidak mampu melakukan inovasi akan dinilai tidak bagus kinerjanya. Keluhan sebagian kepala daerah adalah ketika lemahnya inovasi dari kepala SKPD. Dukungan secara legal terhadap inovasi ini juga menguat secara nasional, yakni memasukan bab tentang inovasi dalam rancangan Undang-undang pemerintahan yang sedang dibahas.

3. Strategy, taktik, dan Kecepatan

Strategy permainan bola disusun oleh tim pelatih dan taktik serta kecepatan dilakukan oleh pemain yang dipimpin oleh sang kapten. Sejauh mana visi yang gariskan oleh kepala daerah dan bagaimana strategi pelaksanaan pada level SKPD dan apa permasalahan pencapaian pekerjaan mesti secara terus menerus ketahui oleh kepala daerah.

Peran penting system informasi atau system pelaporan antara kepala Dinas, Sekda, sampai ke Kepala Daerah, harus secara berangkai dan tidak ada system informasi yang luput bagi kepala daerah. Walaupun dalam pelaksanaan suatu perkerjaan yang sesuai dengan fungsi dinas masing masing, namun pelaporan yang rutin kepada kepala daerah harus tetap ada, baik dari sisi in put (sumberdaya yang digunakan untuk bekerja), proses (bagaimana pekerjaan itu dilakukan) maupun out put (hasil yang dicapai) sampai out comes (apa dampak pekerjaan birokrasi itu terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat).

Peran penting sang kapten (sekda) adalah mengatur dan menjamin system informasi dari SKPD sampai ke Kepala Daerah. Media system informasi ini bisa berupa rapat evaluasi rutin, laporan staf atau dengan menggunakan sistym informasi IT.

Hal penting lainnya adalah kecepatan. Ketepatan mengambil momen sangat penting dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat. Misalnya ketika terjadi bencana alam, misalnya banjir, maka kecepatan memberikan pertolongan pertama untuk evakuasi dan penyediaan makanan secara cepat adalah urgen. Hal ini tidak boleh dilakukan secara terlambat. Harus ada perubahan prinsip bahwa kalau bisa selesai sekarang kenapa kenapa harus menunggu besok?

Sebagai penutup, tulisan ini hanyalah sekedar memberikan pencerahan kepada birokrasi agar kita kembali pada fungsi kita sebagai pelayan masyarakat. Kita ingat permainan bola yang indah akan memuaskan penontonnya. Begitu juga kita sebagai aparat birokrasi, bahwa standar kinerja aparat pemerintah adalah kepuasan pelanggan (masyarakat) yang kita layani. Semoga bermanfaat. Wasalam.

Catatan Dr. Genius Umar, Analis Kebijakan Publik (Wakil Walikota Pariaman)
×
Berita Terbaru Update