Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kabut Asap Kian Parah, Jamaah Masjid Raya Sintuak Shalat Jumat Qunut

14 Maret 2014 | 14.3.14 WIB Last Updated 2014-03-14T14:32:10Z
                                 Image: green.kompasiana.com



Kabut asap yang terus melanda Kabupaten Padangpariaman mulai meresahkan masyarakat. Kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan di propinsi tetangga Sumatera Barat itu, menjadi musibah bagi masyarakat Sintuak. Salah satu upaya yang dilakukan jamaah shalat jumat Masjid Raya Nagari Sintuak adalah membaca qunut saat shalat Jum’at berjamaah.
Sebelum pelaksanaan shalat Jum’at berjamaah, Jumat (14/3/2014), Pengurus Masjid Nagari Sintuak Jasril Tuanku Bagindo menyampaikan musibah asap kiriman dari Propinsi Riau sudah menganggu masyarakat.
Untuk itu, mari kita laksanakan shalat Jum’at dengan membaca doa Qunut Nazilah. Melalui doa qunut ini, kita bermohon kepada Allah agar diturunkan hujan. Jika hujan sudah turun, mudah-mudahan musibah asap ini bisa terhindar dari masyarakat Sintuak. “Jadi, jamaah jangan kaget pada rakaat kedua sebelum sujud kita membaca doa Qunut,” kata Jasril yang juga ulama Nagari Sintuak KEcamatan Sintuak TOboh Gadang mengingatkan jamaah.
Kegiatan seperti ini dilaksanakan tiap tahun, jika ada musibah yang sudah mengkuatirkan umat. Tahun lalu dilaksanakan karena daerah ini dilanda musim kemarau, tambah Jasril.
Bertindak sebagai imam shalat Jum’at mantan Wakil Ketua PC Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Padangpariaman Mukhlis Tuanku Kari.  Turut shalat Jum’at membaca qunut ini Caleg Dapil 4 Kabupaten Padangpariaman dari PAN nomor urut 1 Syafruddin dan Caleg Dapil 2 untuk Propinsi dari PKB nomor urut 2 Armaidi.
Menurut Armaidi, musibah asap yang melanda daerah Sumatera Barat ini memang sudah mengkuatirkan masyarakat. Dampak dari kabut asap ini tidak saja mengganggu kesehatan, tapi juga berdampak pada sektor ekonomi, sosial dan aktifitas masyarakat lainnya.
“Pengalaman musibah kabut asap yang pernah melanda Sumatera Barat sebelumnya, kabut asap yang cukup lama dapat merusak tanaman padi petani. Sehingga  petani tidak bisa memanen hasilnya. Hal ini disebabkan cahaya matahari yang memproses tanaman tidak berfungsi dengan baik. Jika panen gagal, sudah pasti petani mengalami kerugian,” kata Armaidi rang sumando Nagari Sintuak ini menambahkan.
Dikatakan Armaidi, selain aksi nyata yang dilakukan untuk mengantisipasi musibah kabut asap ini, pendekatan keagamaan juga amat diperlukan.  Melalui doa Qunut yang dilakukan berjamaah ini, mudah-mudahan Allah mengabulkan dan masyarakat terhindar dari kabut asap.  Diharapkan lebih banyak lagi kaum muslim yang melakukan shalat berjamaah untuk membaca Qunut ini pada waktu tertentu. Sehingga daerah ini segera bebas dari kabut asap.
×
Berita Terbaru Update