Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Caleg Abrakadabra

19 Maret 2014 | 19.3.14 WIB Last Updated 2014-03-21T10:16:03Z




Jelang pencoblosan 9 April mendatang yang menghitung hari, banyak para Caleg harap-harap cemas, apalagi bagi mereka para incumbent atau petahana, baik DPRD Kota dan Kabupaten maupun Provinsi dan Pusat. Berdoa, solat tahajud adalah salah satu ritual wajib musti dilakukan untuk memperkokoh sandaran spiritual masing-masing Caleg. Walau bagaimanapun kekalahan adalah sesuatu yang menyakitkan.

Dalam setiap perlagaan musti ada menang kalah. Dari sekian ratus Caleg untuk Kota Pariaman dan Kabupaten Padangpariaman ditukuk untuk tingkat Provinsi, hanya terhitung puluhan yang bakalan Goal menduduki kursi empuk Dewan. Selebihnya akan ditiban kekalahan setingkat diatas sial. Ada yang kalah dengan suara jauh telak dan adapula yang hanya berselisih seangin suara. Tipe Caleg kedua yang paling merasakan beban kekalahan tersebut. Mereka akan mengalami goncangan secara psikis. Caleg yang telah banyak menghamburkan uang juga demikian, apalagi sampai hutang-hutangan, menggadaikan rumah, jual aset dsb, untuk modal biaya sosialisasi dan kampanye yang relatif mahal.

Saya selalu membantin, Orang ini sangat tidak pantas, kenapa mencaleg? Dia tidak punya kapasitas, punya reputasi mengecewakan, ditambah tidak memasyarakat. Tak jarang mereka tipe demikian merasa sudah dibibir tepi cawan atau beranggapan kursi empuk dewan sudah di depan mata mereka. Orang tipe begini belum mengenal siapa dirinya dan lingkungan sekitarnya. Dia terbilang manusia yang tidak suka mengoreksi diri sendiri. Bolehlah mereka mencaleg setelah mereka berbenah-benah sikap, budi pekerti, kepekaan sosial, serta matang secara ekonomi. Jangan sekarang. Berkodak di baliho saja masih kaku, mata merah membelalak pula. Takut orang melihat, apalagi memilihnya.

Saya menjamin, dari sekian banyak Caleg sekarang, hanya dalam prosentase kecil yang maju atas azas ideologi. Kebanyakan mereka mencaleg untuk mengejar prestise, status sosial dan abrakadabra.

Negara kita sedang menuju bentuk Demokrasi idealnya. Begitu juga dengan karakteristik pelaku politisinya. Seiring masa, bentuk ideal tersebut akan terbentuk secara perlahan. Kemudian kokoh, dan karakter demokrasipun tercipta dengan sendirinya. Seiring pula dengan para Politisinya. Politisi busuk, masam, kalek, dipastikan akan tereliminasi dengan sendirinya.

Catatan Oyong Liza Piliang
×
Berita Terbaru Update