Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Jelang Pilkada Angek Tadah Pado Cawan

21 Juni 2013 | 21.6.13 WIB Last Updated 2013-06-21T04:33:08Z






Angek tadah daripado cawan. Sebuah ungkapan atau pepatah Minang, yang cocok untuk menggambarkan situasi yang ditulis Oyong Liza Piliang dalam artikelnya yang berjudul “Gara-gara Baliho Jilid II. Apakabar perangkat desa?” terkait  mulai meningkatnya suhu atau tensi politik menjelang Pilkada Kota Pariaman. Ungkapan tersebut langsung terlintas dalam pikiran saya ketika membaca postingan yang dimuat pada Super Koran Pariaman News ini.

Si calon kepala daerah itu sendiri mungkin biasa-biasa saja, bahkan bisa saling bertegur sapa atau bahkan berdiskusi. Tapi justru pengikutnya yang dibawah yang lebih ”panas”. Urang nan ka duduak, awak nan bacakak. Setelah terpilih, lun tantu awak ka disaponyo. Bahkan kenal saja tidak. Lalu, manga pulo awak nan basitegang.

Itulah salah satu ekses negatif Pemilihan Kepala Daerah secara Langsung yaitu timbulnya konflik horizontal ditengah-tengah masyarakat, akibat belum siapnya masyarakat menjalankan proses demokrasi dengan baik serta kurangya  kedewasaan dalam menyikapi situasi politik yang berkembang dan menghormati pilihan orang lain.

Dikarenakan perbedaan dukungan serta akibat mengedepankan emosional timbulah gesekan-gesekan diantara masyarakat. Bahkan ekstrimnya adik-kakak, mamak-kemenakan, kalau tidak bepandai-pandai, bisa tidak bertegur sapa akibat dukung-mendukung calon kepala daerah ini. 

Maka dari itu masyarakat harus cerdas menilai dan menyikapi situasi politik yang berkembang. Jangan terpancing dan terpecah belah oleh kepentingan sesa’at. Jauhkan diri dari fanatisme sempit dan  harus tetap mengedepankan akal sehat. 

Begitupun aparatur/perangkat desa, selain harus menjaga netralitasnya, seharusnya dapat memberikan pencerahan dan menyelesaikan perselisihan yang terjadi di kalangan anggota masyarakatnya, bukannya justru tungkek nan mambaok rabah.

Pariaman Freedom Writers
×
Berita Terbaru Update