Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pasa Piaman 01 ( Pukua Bara Pagi e? )

9 Desember 2012 | 9.12.12 WIB Last Updated 2017-07-24T15:50:22Z
 " Dima boy? "
" Sadang di Tiram teh "
" Kalau uteh sato manulis di Pariaman News, bara nomor e?"

Demikian sepenggal komunikasi saya lewat sms dengan Admin Pariaman News, yang sering saya sapa dengan nama udaranya "Boy" ( Saat aktif jadi fans Damai, beberapa tahun lalu). Sebenarnya "Boy" sudah beberapa kali mengajak saya untuk ikut mengirim opini atau yang sejenisnya ke pariaman news, tapi sering saya jawab dengan candaan " uteh penyiar Boy, bukan penulis".

Tapi hari ini (Minggu, 09 Desember 2012 ), keinginan untuk menyampaikan apa yang saya lihat, dengar dan rasakan lewat tulisan tidak dapat dibendung lagi. meskipun lewat penyiaran saya dengan teman saya "Ajo Manih" lewat acara Carito Pagiko sering memperbincangkannya, tapi kali ini saya mesti menyampaikannya lewat tulisan dan media online "Pariaman News" menjadi pilihan saya.

Pagi tadi (Minggu pagi), seperti biasa saya ke "Pasa Piaman" yang terletak di pusat kota Pariaman dan berdekatan dengan pantai gandoriah, sebenarnya tidak terlalu pagi sudah pukul 09.50 WIB. Sampai di pasar saya langsung mengeluarkan catatan belanjaan (sudah menjadi kebiasaan saya mencatat apa yang akan dibeli biar efisien waktu), dan menuju tempat langganan berjualan, saya lihat wajah-wajah mereka suram dan tidak bersemangat.

Sambil memilih "lado" saya coba mencairkan suasana. "Baa ni? sepi pasa?"
Seperti mendapat tempat untuk menumpahkan beban hatinya, dengan sedikit emosi, si Uni bercerita dengan lancarnya. 
Dari apa yang diceritakannya saya bisa menyampaikan kepada  kita semua kalau mereka yang berjualan dengan menyewa kedai, sampai puluhan juta rupiah setiap tahun ( terutama yang berjualan keperluan dapur "Cabe Cs"), mereka merasa terzalimi oleh kebijakan pengelola "Pasa Piaman" yang membiarkan pedagang yang biasa berjualan pagi hari masih menggelar dagangannya sampai pukul 10.00 WIB bahkan sampai pukul 11.00 siang.

Masih menurut "Si Uni" biasanya pedagang yang berjualan pagi hari, yang menempati sepanjang jalan "Pasa Piaman" (Di depan Pasar) hanya berjualan sampai pukul 07.00 pagi atau paling lama pukul 08.00 pagi, tapi sekarang sudah tidak jelas lagi batas waktunya. 
"Si Uni" tidak bohong, karena saya lihat sendiri situasi itu. Kalau berbicara tentang "Pasa Piaman" akan banyak hal yang pantas untuk disoroti atau dikritisi, tapi lewat tulisan perdanan saya ini, dengan judul " Pukua Bara Pagi e?", saya hanya ingin menyampaikan keluhan "Si Uni" dengan kawan-kawannya. 
Bahkan saya dengar, kalau pengelola "Pasa Piaman" masih pura-pura tidak tahu dengan kondisi ini, pedagang di pasar lama yang ada di atas pun, berniat turun. Menurut mereka, dengan membiarkan pedagang pagi tidak ada batas waktu, sama aja artinya, mereka berdagang hanya menunggu "Langau". Sebab pembeli tentulah lebih senang berbelanja di bawah di depan pasar, di samping murah, juga tidak perlu repot-repot masuk pasar yang jelas-jelas kondisinya tidak nyaman (Becek, sempit, Sumpek, dan Sudah pasti berbau).

Untuk itu saya kira bijaksana sekali kalau pengelola "Pasa Piaman" memperjelas batas waktu pedagang pagi, agar tidak terjadi kecemburuan sosial dan rasa terzalimi sesama pedagang. 
Bukankah dalam hidup ini ada aturan yang harus ditegakkna agar kehidupan berjalan seimbang ??!!
Kita tunggulah aksi tanggap cepat pengelola "Pasa Piaman" 
( CATATAN UTEH - DAMAI FM" )




×
Berita Terbaru Update