Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pedagang Pakaian Pasar Pariaman Dapat Lawan Tak Sebanding

30 Mei 2017 | 30.5.17 WIB Last Updated 2017-05-30T04:30:31Z
ilustrasi belanja online
Memasuki minggu pertama Ramadhan 1438 Hijriyah/2017, aktivitas jual-beli khususnya fashion, sepi pembeli di Pasar Pariaman. Puluhan pedagang, mulai dari pakaian dewasa/anak-anak, sepatu, sandal, dll, mengaku omset jual-beli mereka jauh merosot dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Kata orang ini disebabkan maraknya belanja online ya? Bisa jadi, dan sudah berdampak di Pasar Pariaman. Omset jauh menurun, biasanya seminggu sebelum puasa sudah ramai," ujar salah seorang penjaga toko yang malu namanya disebutkan, Selasa (30/5/2017).

Menurut dia, satu minggu jelang puasa, bosnya sudah mendrop berkodi-kodi berbagai jenis pakaian ke toko. Pakaian langsung diambil dari pusat grosir di Jakarta.

"Ini stok lama saja belum habis di toko," imbuhnya.

Ia mengatakan, karena lesunya jual-beli, biasanya dalam bulan puasa bos dia menambah jumlah karyawan, sekarang tidak lagi.

Ia berharap semoga keadaan sepinya jual-beli itu tidak berlangsung lama. Ia mengatakan puncak transaksi jual beli selama bulan puasa adalah sepekan jelang lebaran.

"Biasanya demikian, seminggu jelang lebaran sangat ramai, bahkan hingga malam hari," tandasnya.

Terpisah, Rini (32), warga Pariaman Tengah mengaku memang sudah jarang berbelanja pakaian di Pasar Pariaman sejak ia keranjingan belanja online.

"Kalau saya sih iya (belanja online). Tapi yang belanja pakaian ke Padang dan Bukittinggi juga banyak kok. Apalagi dengan kereta api bisa berangkat pagi pulang sore, biasanya teman-teman memburu diskon di mal-mal Kota Padang," ujar ibu dua anak itu.

Ia berkata, baru satu tahun mulai belanja online di beberapa e-commerce terpercaya Indonesia seperti Lazada, Lazora, Bli-Bli, Matahari-Mal, Bukalapak dan Tokopedia. Ia mengaku punya akun di beberapa ecommerce tersebut sehingga bisa membandingkan harga.

"Awalnya pesan (online) pakai akun teman. Sejak tahun lalu saya bikin akun sendiri," sambungnya.

Ia menyebutkan fenomena keranjingan belanja online menyebar begitu cepat dari pertemanan. Sistem belanja online yang menurut dia mudah dan dengan berbagai macam metode pembayaran. Dari segi harga dan model-lah, aku dia yang jadi perbandingan mereka beralih belanja online.

"Kalau uang di rekening saya habis, bisa bayar melalui Pos," ungkap dia.

Menyikapi fenomena tersebut, Pemko Pariaman melalui Dinas Koperindag belum menanggapi. Kepala Dinas Koperindag Gusniyetti Zaunit saat dihubungi via telepon selulernya, tidak menjawab.

OLP

×
Berita Terbaru Update