Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Akademisi Diskusikan "Tarok City" Padangpariaman

3 Mei 2017 | 3.5.17 WIB Last Updated 2017-05-03T15:07:38Z
Suasana FGD
Bupati Padangpariaman Ali Mukhni mengajak semua pihak mewujudkan rencana pembangunan kawasan terpadu "Tarok City" di Nagari Kapalo Hilalang. Ketersediaan lahan di lokasi tersebut tidak main-main luasnya, yakni 697 hektar.

Ajakan tersebut dibahas dalam acara Focus Group Discussion (FGD) di Aula IKK Paritmalintang, Rabu (3/5/2017). Selain kawasan Tarok City, FGD juga mendiskusikan rencana pembangunan Pelabuhan Marina Muaro Anai di Nagari Katapiang Kecamatan Batang Anai.

Ali Mukhni mengatakan dalam 697 hektar lahan yang disediakan direncanakan akan dibangun Kampus UNP, Kampus ISI, Kampus Syekh Burhanuddin, Rumah Sakit Vertikal, Gedung Diklat Kejaksaan Agung, Gedung Diklat Badan Pertanahan Nasional dan Kampus Universitas Bisnis Internasional.

Ali Mukhni memaparkan bahan diskusi dengan memperlihatkan olahan gambar berdimensi tinggi ke layar monitor lebar di ruangan tersebut. Di samping citra digital, juga ditampilkan video/foto asli yang diambil dari ketinggian menggunakan drone.

Guru Besar Unand, Isril Berd mengatakan rencana pembangunan yang dipaparkan Ali Mukhni merupakan rencana besar jangka panjang yang harus dilaksanakan oleh Bupati penerusnya nanti--karena jabatan Ali Mukhni sebagai Bupati berakhir tahun 2020.

Senada dengannya, Malinda Nur yang juga guru besar Unand, meminta agar Pemkab Padangpariaman segera menyiapkan dokumen rencana tata ruang wilayah (RTRW) pendidikan di Kawasan Tarok.

"Maka harus dicek dulu struktur ruangnya. Perlu ada pembangunan berkelanjutan. Tindakan preventif pengendalian terhadap eksternalitas, perlu ada pengkajian sistematis. Kemudian penyamaan persepsi berbagai pihak termasuk pemerintah dan swasta,” kata dia.

Sedangkan Prof Syamsul Amar dari UNP mengatakan pembangunan jangka panjang perlu perencanaan sistematis. Topografi juga mempengaruhi, kajian mengenai fisik wilayah sangat mempengaruhi desain bangunan. Juga perlu perhatian dan kajian geologi.

“Karena banyaknya kajian, maka perlu waktu lebih lama,  lebih dari 5 tahun.  Perlu efisiensi cost dan benefit. Selain itu,  jarak dan lokasi perlu juga menjadi pertimbangan. Perlu ada daya tarik tersendiri untuk membuat mahasiswa betah di sana,” ungkap dia.

Hal senada juga diulas Darmawan dari Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Unand. Menurutnya, tujuan pembangunan seharusnya untuk kehidupan yang lebih baik dengan memperhatikan lingkungan.

“Perlu juga diperhatikan, apakah pembangunan Tarok City akan berpengaruh pada penurunan kualitas lingkungan hidup?” ia mempertanyakan.

Sementara itu, Eri Gas Ekaputra dari Unand mengusulkan perlu ada rencana pengembangan bisnis anak nagari untuk kemanfaatan ekonomi dan ekologi. Perlu juga pengembangan sosial entrepreneur.

TIM
×
Berita Terbaru Update