Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Padangpariaman Gelar Musabaqah Kitab Kuning Antar Santri

25 April 2017 | 25.4.17 WIB Last Updated 2017-04-25T13:25:57Z

Musabaqah Kitab Kuning antar pondok pesantren se-Kabupaten Padangpariaman diharapkan dapat meningkatkan silaturrahmi di antara pondok pesantren yang ada di Kabupaten Padangpariaman. Sehingga santri yang berasal dari berbagai pondok pesantren tersebut sejak dini sudah saling kenal mengenal ketika masih jadi santri.

Hal itu diungkapkan Ketua Panitia Pelaksana Lomba Musabaqah Kitab Kuning Hasan Basri, Senin (24/4/2017), pada pembukaan Lomba Musabaqah Kitab Kuning antar Pondok Pesantren se-Kabupaten Padang Pariaman yang berlangsung di Pondok Pesantren Madrasatul ‘Ulum, Lubuk Puar, Balah Aie, Kecamatan VII Koto. Lomba Musabaqah Kitab Kuning diselenggarakan Dewan Koordinasi Cabang (DKC) Garda Bangsa Kabupaten Padangpariaman.

Menurut Hasan Basri yang juga Ketua Fraksi PKB DPRD Kabupaten Padangpariaman, lomba Kitab Kuning juga bertujuan untuk membangkitkan kembali semangat santri dan masyarakat untuk lebih mendalami belajar kitab kuning. Karena untuk menguasai ilmu-ilmu agama Islam, penguasaan kitab-kitab kuning sangatlah penting.

“Diharapkan dengan lomba ini semangat belajar santri mendalami kitab kuning semakin meningkatkan,” kata Hasan Basri.

Lomba diikuti 27 peserta, sebanyak 11 orang perempuan dan 16 laki-laki, utusan dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Padang Pariaman. Pemenang I, II dan III mendapatkan uang tunai. Sedangkan pemenang I dan II akan dikirim pada lomba Kitab Kuning tingkat propinsi.

"Selanjutnya pemenang tingkat propinsi akan dikirimkan lagi ke tingkat nasional. Lomba Kitab Kuning antar pesantren ini, merupakan yang pertama kali diadakan di Padangpariaman,” kata Hasan menambahkan.

Sementara itu, Kasubag Tata Usaha  Kemenag Padangpariaman Syafrizal, mengharapkan peserta lomba untuk serius dalam belajar dan memahami kitab kuning. Hal itu sama dengan menjadi hafiz, penghafal Al-Qur’an.

"Orang yang perangainya banyak tidak baik, cenderung berbuat dosa, maka hafalannya bisa hilang. Begitu pula yang belajar kitab kuning, jika perilakunya banyak yang jelek, berbuat dosa ketimbang berbuat pahala, maka berkah ilmunya bakal hilang pula," ujar dia.

Orang beragama, sambungnya, termasuk santri, dilihat orang seperti kain putih. Sedikit saja kena kotoran, maka terlihat jelas oleh orang lain. Orang beragama dan santri, jika melakukan kesalahan sedikit, langsung jadi bahan pembicaraan publik. Karena itu, harap dia, santri harus berbuat baik lebih banyak.

"Insya Allah akan ada balasan yang lebih baik pula,” ungkapnya.

AT
×
Berita Terbaru Update