Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Tiga Unit Alutsista Marinir Cilangkap Tiba di Monumen Perjuangan TNI AL Pariaman

5 Maret 2017 | 5.3.17 WIB Last Updated 2017-03-05T13:27:56Z




Ratusan personil gabungan bersenjata lengkap-- terdiri dari pasukan Marinir TNI AL Lantamal Padang, TNI AD Kodim 0308 Pariaman, Polres Pariaman, disertai Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), diiringi marching-band terbaik Pariaman, melaksanakan Kirab dari Balaikota Pariaman menuju Monumen Perjuangan TNI AL di Ujung Muaro Gandoriah Pariaman, Minggu (5/3/2017).



Iring-iringan teratur tersebut dalam rangka menghormati purnatugasnya Tank Amfibi jenis PT-76 buatan Uni Soviet tahun 1947 milik TNI AL yang didatangkan langsung dari Markas Komando Marinir Cilandak dengan Driver Kopda Marinir Teguh Cahyono. Setelah berada di posisinya di samping monumen tersebut, Tank Amfibi yang sudah dikeluarkan dari aset TNI AL pada tahun 2013 itu, mesinnya akan ditanggalkan dari bodi tank.

Di samping Tank Amfibi yang masuk ke Indonesia tahun 1953 dan pernah bertugas di medan berat Operasi Trikora dan Timor-Timor itu, Pemerintah Kota Pariaman juga menerima hibah dari TNI AL satu unit Meriam Howikzer M30 122 dan Meriam Kapal Experi KRI Teluk Tomini 508 untuk mendampingi Monumen Perjuangan TNI AL Pariaman.

"Hibah tiga unit Alutsista TNI AL tersebut akan diletakan di samping Monumen Perjuangan TNI AL untuk mengenang sejarah perjuangan Angkatan Laut di Pariaman," ujar Walikota Pariaman Mukhlis Rahman di Pantai Gandoriah.

Mukhlis menceritakan, pada masa perjuangan kemerdekaan dan Agresi Belanda pada tahun 1948-1949, Kota Pariaman merupakan salah satu Markas Besar TNI AL di Pesisir Pulau Sumatera.

Saat Agresi Belanda II, cerita Mukhlis, pertempuran hebat pasukan TNI AL melawan pasukan Belanda yang membonceng sekutu terjadi di Pariaman. Pertempuran itu menewaskan 40 prajurit TNI AL yang sebagian di antaranya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Rawang Pariaman.

"Monumen TNI AL kita buat untuk mengenang arwah pahlawan yang telah berjuang saat pertempuran itu," sambung Mukhlis.

Ke depan, imbuh Mukhlis, pihaknya akan membuatkan aturan tersendiri bagi pengunjung di monumen tersebut. Lokasi monumen sekarang kata dia, juga akan diperlebar untuk memudahkan akses keluar masuk bagi wisatawan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pariaman Efendi Jamal mengatakan, pihaknya akan mengusulkan pungutan retribusi Monumen Perjuangan TNI AL untuk dijadikan Peraturan Walikota (Perwako) untuk biaya perawatan alutsista dan monumen tersebut.

Draft usulan yang akan segera menjadi Perwako itu, ungkap dia, berupa retribusi masuk Rp5000 perorang ditambah retribusi berfoto di monumen tersebut.

"Nanti biar Pak Walikota yang akan memutuskan. Usulan kita biaya masuk Rp5000 dan biaya berfoto Rp5000. Retribusi tersebut tentunya untuk biaya perawatan tiga unit alutsista dan Monumen Perjuangan TNI AL," kata dia.

Sementara itu Ketua DPRD Kota Pariaman Mardison Mahyuddin, menyatakan pihaknya di DPRD dengan senang hati menganggarkan perluasan Monumen Perjuangan TNI AL jika memang diperlukan.

Ia mengatakan monumen tersebut akan menjadi magnet tersendiri bagi wisata Pariaman sekaligus edukasi bertema sejarah. Letaknya yang tepat berada di tepi lautan, ujar dia, alutsista dan monumen perlu perawatan khusus agar terhindar dari karat. Ia mengimbau semua pihak menjaga keberadaan monumen tersebut.

"Karena ini memiliki histori tinggi kita mengimbau kepada masyarakat dan wisatawan yang berkunjung supaya sama-sama menjaganya. Jangan sampai ada yang mencoret-coret," ucapnya.

Warga Pariaman Tengah bernama Feri (49), saat berbincang dengan wartawan, mengaku bangga atas keberadaan tiga unit Alutsista TNI AL di Monumen Perjuangan TNI AL Pariaman. Ia berharap di monumen tersebut nantinya disediakan pemandu dari warga setempat untuk menjadi pelayan informasi bagi pengunjung.

"Sehingga wisatawan tahu tentang sejarah perjuangan TNI AL di Kota Pariaman," sebut dia.

Ia meyakini dengan adanya tiga unit alutsita di monumen tersebut akan menjadi daya tarik tersendiri bagi perkembangan wisata Pariaman ke depan.


Monumen Perjuangan TNI AL Pariaman sendiri hampir dipastikan akan diresmikan oleh Kepala Staf TNI AL Laksamana Ade Supandi hari Rabu tanggal 8 Maret 2017. Di samping meresmikan monumen tersebut, Ade Supandi juga akan menerima gelar adat Sangsako dari LKAAM Pariaman.

OLP
×
Berita Terbaru Update