Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pariaman Sudah Kota Sebelum Benua Amerika Bersua

4 Maret 2017 | 4.3.17 WIB Last Updated 2017-03-04T12:55:32Z




Masih banyak masyarakat bertanya hubungan Pariaman dengan Angkatan Laut. Masih banyak warga Pariaman yang belum mengenal sejarah kota mereka. Ketika ada kabar sebuah Tank Baja akan disandingkan di samping Tugu Perjuangan Angkatan Laut di Ujung Muaro Pariaman, mereka mulai menggali informasi. Bertanya gerangan kenapa bersebab.

Kalangan penggali informasi tersebut bukanlah orang perantauan, tapi masyarakat Pariaman yang hampir seumur hidup mereka mendiami Pariaman. Mereka hampir dari semua kalangan usia.

Pengetahuan masyarakat yang minim akan sejarah kota mereka disebabkan karena kurangnya sajian informasi yang dapat diakses masyarakat secara luas. Pelajaran-pelajaran di sekolah tak ada pula menyematkan sejarah perjuangan daerah sendiri, hanya sejarah perjuangan bangsa-- sehingga menyebabkan 'ruang hampa' sejarah.

Sejarah bertutur atau sejarah lisan sebagaimana kisah Si Joki Mati Bagantuang, maka lestari, karena dikemas dalam bentuk kesenian rakyat. Sejarah bertutur tak lekang oleh zaman bak macam kisah Si Malin Kundang, meski entah ia kisah benar entah bukan.

Sejarah fakta yang tidak dilisankan semacam pertempuran heroik pajurit TNI AL dalam mempertahankan tanah negeri Pariaman pada masa Agresi Belanda II sekira tahun 1949, bak lalu saja digulung ombak. Padahal sejarah tersebut sangat vital bagi Pariaman sendiri sebagai kota yang telah lama hidup.

Kota Pariaman akan mencengangkan kita saat disebut lebih dulu jadi kota dibanding benua Amerika yang baru ditemukan oleh Kristoforus Kolumbus pada tanggal 12 Oktober 1492. Pariaman sendiri sekira tahun 1490 sudah jadi kota penting di pesisir Barat Sumatera (Kerajaan Barus) sebagaimana ditulis oleh Tome Pieres (1465-1540) bangsawan
Portugis, dalam buku epiknya Suma Oriental (1511).

Pariaman saat itu merupakan kota bandar lengkap dengan pelabuhan besar. Di Pariaman zaman itu sudah berdagang ala modern, bukan lagi berdagang barter bak suku pedalaman. Keping emas, perak dan perunggu masa itu mata uang internasional, standar baku perdagangan Pariaman.

Pariaman sudah di huni oleh pedagang Arab, Tiongkok, Portugis di mana Belanda masih jauh.

Sejarah kebesaran Pariaman perlulah dibuku-lengkapkan dan dimata-pelajarankan di sekolah-sekolah tingkat dasar agar anak-anak kita bangga pula.

OLP
×
Berita Terbaru Update