Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Ternyata Masih Banyak Warga Pariaman Tak Berwisata ke Pantai

14 Januari 2017 | 14.1.17 WIB Last Updated 2017-01-14T15:35:05Z
                                         Image by Putri Junaidi Loving Pariaman

Tingginya tingkat kunjungan wisatawan ke Pariaman membakar semangat pemerintah daerah. Wakil Walikota Pariaman Genius Umar beberapa waktu lalu mengatakan pihaknya akan terus membangun dan membenahi sejumlah infrastruktur wisata di tahun 2017.

"Yang sudah dibangun di tahun 2016 seperti Tugu Perjuangan ALRI, Jembatan Pedestrian, sejumlah taman dan anjungan, akan kita percantik di tahun 2017 ini di samping membangun destinasi baru," kata dia.

Dia menuturkan, mempercantik dimaksud adalah menambah fitur dari apa yang telah dibangun agar terlihat lebih menarik untuk menambah kenyamanan wisatawan. 


Lebih jauh dia mengatakan, dalam cetak biru pariwisata Pariaman ke depan, pihaknya menargetkan sepanjang pantai Pariaman adalah destinasi pariwisata. Untuk itu pihaknya perlu membuat sebuah dermaga di halaman Pantai Gandoriah dan Mesjid Terapung-- selaras visi misi menjadikan Pariaman sebagai kota wisata yang Islami.

"Kita ingin menjadikan Pariaman sebagai pusatnya wisata pantai di Sumatera Barat," tekadnya.

Sedangkan permasalahan yang dihadapi saat ini terhadap pengelolaan wisata yang juga dipengaruhi oleh alam ialah ancaman abrasi pantai dan pulau. Diperlukan penanganan segera agar tidak merusak apa yang telah dibangun.

"Ini karena fenomena alam, namun manusia diberi kemampuan melakukan rekayasa alam seperti penambahan batu grip untuk mengatasi abrasi pantai," ucapnya.

Sementara itu Rini (28) wisatawan asal Pekanbaru Riau, di Pantai Gandoriah, Sabtu (14/1/2017) mengatakan pantai Pariaman sekarang sangat jauh berbeda dibanding lima tahun yang lalu. Dia sebelumnya sempat meragukan keindahan pantai Pariaman yang massif dikampanyekan di media sosial.

"Saya pikir hanya euforia masyarakat saja, namun setelah datang dan lihat sendiri sungguh luarbiasa perubahannya. Ini langkah maju, Pariaman ibarat disulap," kata dia memuji.

Bahkan menurutnya, gadis asal Pariaman itu tidak menduga keluarganya di Pariaman Tengah sendiri juga kaget melihat perubahan tersebut.

"Dia sangat jarang ke pantai. Saya pikir dengan tinggal di Pariaman dia sering, ternyata tidak. Dia kaget, hingga menelpon beberapa keluarga lainnya ke pantai," akunya.

Dia bahkan berani memprediksi dari ribuan wisatawan hari ini yang lalu lalang di sepanjang Gandoriah-Cermin-Kata, tidak sampai 10 persennya orang asli Pariaman.

"Ini analisa saya saja ya," seloroh dia tertawa.

Dari apa yang dia katakan, penasaran kami mencoba menanyakan hal tersebut kepada beberapa warga Pariaman yang kami pilih secara acak. Erna (50) pemilik toko serba  ada yang rutin buka setiap hari mengaku tidak ke pantai lebih dari lima tahun.

"Kata orang saja saya dengar, tapi belum sempat ke sana," kata dia.

Dengan sedikit bujukan untuk melihat kesannya jika hari ini berkunjung ke Gandoriah, kami lakukan dengan janji akan menuliskan testimoninya.

"Ramai sekali, luarbiasa. Saya akan lebih sering lagi  berkunjung," kata dia sepulangnya.

OLP

×
Berita Terbaru Update