Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

LK3 Dampingi Kasus Anak Korban Cabul di Nagari Sikucur

30 Desember 2016 | 30.12.16 WIB Last Updated 2016-12-30T04:40:21Z




Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Padangpariaman berupaya lakukan pendampingan terhadap kasus pencabulan yang diduga dilakukan ayah kandung terhadap anaknya sendiri hingga hamil 6 bulan. LK3 mengungkap, korban sekarang masih siswi SMP, diduga sudah digauli ayahnya sejak kelas 3 SD. 

Ketua LK3 Padangpariaman Rahmat Tuanku Sulaiman nyatakan hal itu pada Case Conference (konferensi kasus), di ruang pertemuan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Padangpariaman di Pariaman, Kamis (29/12).

Case conference yang digelar berkaitan dengan pengaduan kakek korban kepada kantor Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Pariaman pada 9 Desember 2016 lalu. Kepada LK3 dan RPSA, kakek korban menceritakan kronologis kasus tersebut.  

Dihadiri Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Padangpariaman Gusnawati, Kasi Pemberdayaan Kelembagaan Sosial Ali Aripin dan unsur  terkait lainnya-- menurut Rahmat, kasus tersebut perlu penangganan semua pihak karena terjadi antara ayah dan anak kandung.

“Saat ini LK3 bersama pihak terkait lainnya terus berupaya untuk mengungkap kasus ini. Peristiwa pencabulan terjadi di Nagari Sikucur. Pekerja sosial LK3 Fatma Yetti Kahar sudah berhasil bertemu dengan pihak keluarga di Bekasi. Di sana Fatma Yetti berkoordinasi dengan LK3 setempat, PKDP dan pihak lainnya untuk turut membantu pengungkapan kasus ini."

"Sebelumnya korban diantarkan oleh ayahnya kepada pihak keluarga di Kalimantan. LK3 berhasil berkomunikasi dengan korban, namun kontak selanjutnya tidak bisa dilanjutkan. Sepertinya pelaku berupaya menyembunyikan korban agar kasusnya tidak diungkap ke permukaan dan diproses secara hukum,” kata Rahmat.

Gusnawati menyatakan sangat prihatin dengan munculnya kasus-kasus pencabulan itu. Menurut dia masalah pencabulan sepertinya dianggap sepele.

“Perilaku pencabulan tidak sesuai dengan norma adat, agama dan sosial. Mungkin perilaku tersebut tidak dilakukannya di daerah Padangpariaman, tapi tetap saja akan berdampak terhadap masyarakat Padangpariaman,” kata Gusnawati.

Dikatakan Gusnawati, kondisi Padangpariaman terlihat tenang, tapi banyak masalah sosial yang perlu disikapi bersama.

Sementara itu Psikolog Dian Novita Ariani menyebut ayah korban memiliki temperamen yang tidak stabil dan mudah marah. Dirinya lemah kontrol emosi.

"Sehingga suka marah-marah kepada isteri dan tidak merasa bersalah melakukan perbuatan cabul dengan anak kandung sendiri," ungkapnya.

Temperamen yang dimiliki pelaku, imbuhnya merupakan gangguan mental. Obat yang paling baik adalah pendekatan religius (agama).

“Namun yang tidak kalah pentingnya adalah dampak psikologis korban. Rumit sekali penyembuhan traumatik yang dialaminya,” kata Dian menambahkan. 

AT
×
Berita Terbaru Update