Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Catatan: Keseimbangan

7 Juni 2016 | 7.6.16 WIB Last Updated 2016-06-07T01:40:24Z



"Bumi mampu menghidupi seluruh makhluk, tapi tidak untuk kerakusan"

Panas! Ucapan bernada keluhan tersebut saya dengar dari masyarakat di hari pertama bulan suci puasa. Puasa perdana ibarat masuk gigi/torsi satu pada kendaraan bermotor atau akselerasi awal. Hari pertama memang terasa sedikit berat, bahkan kadang kita tidak sadar ketika haus hendak pergi minum serasa hari biasa saja.

Hari pertama puasa kemarin (Senin 6/6), tidak seluruh masyarakat Piaman (Kota Pariaman/Padangpariaman) yang melaksanakannya. Prosentase cukup besar terutama di wilayah Ulakan dan Sungai Sariak. Kedai-kedai masih buka, aktifitas seperti biasa.


Masyarat Ulakan dan Sungai Sariak terkenal relijius dan menjunjung tinggi hierarki kepada tokoh/pemuka agama setempat. 1 Ramadhan dilaksanakan setelah ditetapkan oleh ulama dengan upacara maniliak bulan yang dikatakan sebagian orang cukup kontroversial di zaman modern.

"Menghargai perbedaan merupakan kualitas sosial di suatu peradaban"

Jika pemuka agama sudah tetapkan 1 Ramadhan, masyarakat di dua wilayah itu khusuk menjalankan ibadah Ramadhan, baik berpuasa, tarawih hingga tadarus. Bahkan hingga kini pun masih ditemui pedagang asal dua wilayah itu libur di hari Jumat. Jika kita menemui kedai/bengkel tutup setiap Jumat di hari biasa (bukan saat Ramadhan), hampir dipastikan pemiliknya orang Sungai Sariak. Itu berlaku di tanah perantauan sekalipun.

"Iman pilar utama diantara tiga pondasi kehidupan. Kecerdasan intelektual (IQ) kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ/iman)"

Dalam pandangan iman, saya meyakini setiap masyarakat sudah dituntun makna puasa sesungguhnya. Menahan haus dan lapar menyebabkan kurangnya pasokan oksigen ke otak. Kurangnya pasokan oksigen membuat konsentrasi menurun, emosi tidak stabil. Puasa hakikatnya melatih keseimbangan IQ dan EQ. IQ+EQ=SQ. Artinya dengan berpuasa kita dilatih aktifkan tiga sensor di otak yakni Alpha, Gamma dan Tetha= Pengendalian emosional dan pikiran melalui kecerdasan spiritual/iman.

Saya tidak banyak menghafal Alquran. Bersikeras hal itu saya akui. Tapi saya belajar tujuan kitab suci itu diturunkan untuk memperbaiki akhlak, integritas, moral dan kepekaan sosial. Saya menyerap nilai-nilai kebaikan/luhur kitab suci dan berusaha mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan amat sukarnya.

"Iman memperbaiki logika, sebaliknya logika cemerlangkan iman"
Seorang filsuf berkata, hidup itu keras maka dari itu harus ditundukan. Bagi saya rumus ini untuk perang melawan kehidupan dalam berbagai bentuk. Saya tidak sepenuhnya sependapat dengan itu. Bagi saya dengan hidup saja sebuah anugerah teramat besar. Saya percaya akan persepsi. Kita harus melihat kehidupan dari persepsi positif. Jika kita melihat dari persepsi positif, semua wajah akan terlihat tersenyum, dedaunan tampak menghijau, alam akan bersahabat dengan kita.

"Hidup dan mati dua sisi mata uang"

Jika kita benar merasa hidup lakukanlah hal terbaik bagi kehidupan itu sendiri meskipun dalam ruang lingkup terkecil sekalipun. Sesuai dengan jalan hidup yang kita pilih. Luruskan dulu niat. Orang yang memandang sukses identik dengan kekayaan, kemewahan hingga tidak mengabdi bagi kehidupan, ibarat melihat diri sendiri dalam gelap. Dibutakan oleh unsur material.

Nabi Muhammad, Aristoteles, Plato hingga Abraham Lincoln dan Muhammad Hatta, tidak kaya secara materi/hidup mewah yang akan dikenang sepanjang peradaban. Siapa yang ingat orang kaya raya sebelum Masehi kemudian abad 5,6,7 hingga seterusnya dibandingkan tokoh besar yang saya sebut di atas? Orang kaya tidak berguna bagi masyarakat tidak akan dikenang dalam peradaban, dia tidak mewarnai kehidupan yang notanene teramat singkat. Dia bagai abu yang larut ditiup angin. Qarun, simbol manusia kaya serakah yang tercatat dalam sejarah peradaban.

"Benar, uang bukanlah segala-galanya, tapi segala-galanya memerlukan uang"

Kutipan di atas adalah kesimbangan materi bagi kehidupan. Kutipan itu jangan dibagi dua. Carilah uang sebanyak-banyaknya dengan cara yang benar lalu gunakan untuk kemaslahatan umat.

Catatan Oyong Liza Piliang



×
Berita Terbaru Update