Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Talenta Politik Masyarakat Piaman Rahim Pemimpin Berkualitas

13 Mei 2016 | 13.5.16 WIB Last Updated 2016-05-13T14:10:55Z



Tema diskusi Pilkada Pariaman 2018 yang masuki tahapan 2017 selalu topik diskusi paling hot di palanta/lapau samping Bank Nagari Pariaman dan sejumlah lapau (kedai) lainnya. Saya juga heran kenapa masyarakat begitu antusias membahas topik politik dibanding ekonomi.

Sebagai warga Pariaman, acapkali saya bertandang ke lapau-lapau yang jumlahnya mendekati 1000 di Pariaman. 10 persen dari jumlah di atas paling tidak pernah saya kunjungi. Topik politik bagi masyarakat pembahasan terpanas disamping nomor buntut. Ya! Togel, di saat maraknya dulu.

Kota Pariaman berpenduduk lebih kurang 95 ribu jiwa dikenal masyarakat egaliter. Penganut paham matriakat atau persekutuan kekerabatan garis turunan ibu. Peran mamak (saudara ibu) diperbolehkan melakukan intervensi dalam tiap keluarga, sedangkan apak (saudara ayah) punya peran sekedar saja atau caliak-caliak jauah.

Saya sering mendengar, untuk mendapatkan masa pemilih diperlukan trik tertentu bagi petarung politik. Pemilih di Pariaman mesti dibawa beriring. Artinya calon tidak boleh terlalu di depan atau berada di belakang. Konstruksi building politik sosial di Pariaman adalah bahan kajian tiada habisnya. Dia unik, spesifik dan tidak ditemukan di daerah lain.

Tidak ongeh, tidak asli Piaman. Kalimat itu sebenarnya membanggakan karena bukti tiap individu di Pariaman ingin selalu berada setara di strata sosial dan strata politik. Punya jiwa kompetisi. Di sinilah rumitnya formulasi menjaring masa pemilih di Pariaman.

Orang Pariaman dikenal bangga dibawa serta atau disatosakakikan. Bagi mereka itu sebuah penghormatan di atas value. Pernah saya dengar seorang tokoh masyarakat paling tegas, keras kepala dan penentang kepala daerah di awal tahun 2000-an, lunak dalam sekejap setelah mendapat bisikan dari temannya kepada kepala daerah tersebut.

"Menjinakan si 'anu' cukup berhenti di depan rumahnya, pangku dia dan puji di depan para pejabat dan masyarakat. Pak bupati kalau lewat depan rumahnya paling tidak tiga mobil yang berisi beberapa kepala dinas," anjuran manjur.

Dia melunak dan menjadi pembela paling setia sang kepala daerah tadi hingga akhir hayatnya. Rumus sederhana dan berbeda-beda untuk tiap orang.

Ada yang merangkulnya dengan diajak ngobrol, dikasih duit, dimintai nasehat meski tak dilaksanakan. Bahkan cukup dengan memberi cideramata, sebut saja dari luardaerah atau luarnegeri meski harganya tidak sampai sejuta mampu jadi alat penaut.

Tapi jika para calon tidak arif akan psikologi sosial masyarakat Pariaman, dalam sekejap dia akan jadi bualan-bulanan para calon pemilih bagai itik kecebur di sungai Amazon berisi ratusan piranha dada merah. Sang calon akan tinggal bulunya saja lagi olehnya.

Survey selalu meleset di Pariaman.

Dalam setiap Pilkada Kota Pariaman hasil survey yang dilakukan lembaga kredibel selalu meleset. Itu data terverifikasi sejak dua kali Pilkada.

Survey hanya bisa membuktikan para calon paling dominan yang akan bertarung dengan sengit.

Perihal ini, survey sangat perlu dilakukan untuk melihat dominasi para calon di Pilkada. Jika dia masuk dua kandidat terkuat, masing calon tidak boleh lengah sedikitpun. Politik uang bisa mengambil peran. Politik uang hanya akan memenangkan dua calon dominan, bagi yang tidak jangan pernah berniat membeli suara masyarakat Pariaman. Mereka selalu memilih yang terbaik, dan uang adalah rejeki yang sulit ditolak.

Masyarakat Pariaman secara genetik punya talenta manajemen konflik. Manajemen konflik yang tercipta di tengah masyarakat mengundang para calon kelas bulu ikut bertarung untuk meramaikan Pilkada karena mereka meyakini peluangnya terbuka lebar. Sebuah jebakan akurasi tinggi.

Bagi saya pribadi, hemat saya, idealnya Pilkada ke depan menemukan nuansa berbeda. Ada hal-hal yang tidak baik dilakukan selama ini selayaknya ditinggalkan. Baik oleh masyarakat pemilih maupun para calon. Kita mesti belajar demokrasi cerdas, demokrasi bermartabat sebagai rahim lahirnya pemimpin berkualitas.

Hal demikian sangat perlu dilakukan mengingat kultur budaya leluhur kita masyarakat minangkabau pencetak sumber daya manusia unggul semestinya harus dikembalikan.

Pola demokrasi langsung jangan menjadi alat perusak tatanan sosial masyarakat. Demokrasi langsung jangan membablaskan egaliter santun yang kita miliki.

OLP


×
Berita Terbaru Update