Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Lipsus Festival Gandoriah: Decak Kagum Warga Saksikan Layangan Kreasi 5 Negara

28 Mei 2016 | 28.5.16 WIB Last Updated 2016-05-28T09:08:52Z



Lima negara, USA, Swedia, Thailand, Singapura, Malaysia dan tuan rumah Indonesia ikuti lomba layang-layang kreasi di hari pertama Festival Pesona Gandoriah tahun 2016 di Pantai Gandoriah Pariaman, Sabtu (28/5).



Kreasi layangan mencengangkan itu jadi tontonan menarik bagi ribuan pengunjung yang memadati Pantai Gandoriah di saat pembukaan festival yang dihelat hingga tanggal 1 Juni mendatang.




"Layangan akan tetap mengudara pada malam hari dengan lampu kerlap kerlip di tubuhnya. Jadi pengunjung Festival Pesona Gandoriah pada malam hari juga dapat menyaksikan keindahan langit yang dihiasi layang-layang kreasi," kata Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Pariaman Efendi Jamal.




Layang kreasi itu, dikatakan warga hingga Walikota Pariaman baru kali itu disaksikannya secara langsung. Layangan ada yang berbentuk aneka jenis ikan, gajah, pola lingkaran, tokoh kartun dan layangan milik Pemko Pariaman sendiri dengan logo sabiduak sadayuang di tubuhnya.

Festival Pesona Gandoriah dibuka secara akbar dengan berbagai atraksi seni tradisional hingga pentas hiburan oleh artis Ratu Sikumbang. Di hari pertama festival ini juga digelar lomba memasak gulai kapalo lauak, masakan khas masyarakat Pariaman yang diikuti 51 peserta. Aneka hidangan disajikan secara apik oleh para peserta yang kemudian disantap oleh para tamu dan undangan setelah dilakukan penilaian oleh empat (4) orang dewan juri.
 

Walikota Pariaman Mukhlis Rahman mengatakan bahwa Festival Pesona Gandoriah adalah kali kedua dihelat di Kota Pariaman dan langsung jadi kalender wisata nasional. 

"Kita dapat bantuan publikasi dari pihak kementerian. Pariaman makin dikenal secara luas," kata Mukhlis kepada wartawan.

Mukhlis menyebut, kala pertama Festival Pesona Gandoriah (sebelumnya bernama Festival Pesisir) digelar pada tahun 2015 dianggarkan oleh APBD senilai Rp800 juta lebih, namun tahun ini hanya Rp554 juta.

"Itu tandanya iven yang diselenggarakan berhasil karena banyak yang mau jadi sponsor. Kalau bisa ke depan Rp0. Semakin sedikit kita anggarkan dari APBD pertanda sukses sebuah acara," ungkapnya.

Dia menambahkan, pihak Pemko Pariaman punya 10 kalender pariwisata tetap yang bertujuan untuk menggenjot dunia kepariwisataan. Festival Pesona Gandoriah sendiri dia nilai sudah menuai sukses sejak pertama iven itu digelar.

"Karena banyak yang unik kita perlombakan di sini seperti beruk memanjat kelapa yang ditonton sekitar 18.000 pasang mata pada tahun lalu," terangnya.

Mukhlis menargetkan pada Festival Pesona Gandoriah tahun 2016, karena bertepatan usai ujian nasional dan masa liburan, jumlah pengunjung diharap tiga kali lipat dari tahun sebelumnya.


"Dengan ramainya pengunjung otomatis masyarakat kita yang diuntungkan. PDRB meningkat. Itu yang ingin kita capai yakni pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan membangun dunia pariwisata," sebutnya.

Wakil Walikota Pariaman Genius Umar, menambahkan, bahwa saat ini Pantai Gandoriah menjadi pusat liburan tur sekolah dan korporasi luar daerah bahkan luar provinsi disamping wisata keluarga. Ribuan wisatawan berkunjung ke Pariaman tiap harinya.

Oleh sebab itu dirinya telah perintahkan UPTD Parkir untuk sterilkan jalan di sepanjang pantai dari kendaraan bermotor.

"Mungkin sudah over kapasitas karena masuki masa liburan. Tadi saya lihat petugas sibuk sterilkan jalan dari kendaraan yang parkir di badan jalan. Mereka sudah sediakan kantong parkir baru jika area parkir utama penuh," ungkap Genius.

Kata Genius, masyarakat Pariaman mampu jadi marketing bagi dunia kepariwisataan dengan jaringan viral di sosial media.

"Setiap pengunjung yang datang adalah marketing wisata. Mereka berfoto dan mengunggah di sosial media hingga menjadi viral dan membentuk branding positif bagi pariwisata Pariaman. Itulah kekompakan warga Pariaman untuk memajukan daerahnya," pungkas Genius meyakinkan.


Terkait layang-layang, Eva (39), warga Pariaman Tengah mengaku kagum melihat layangan kreasi yang mengikuti lomba di hari pertama festival. Dia ikut pula berfoto selfie bersama layangan beraneka rupa tersebut.

"Saya pikir layangan kertas saja. Rupanya unik-unik dan stabil di udara. Bahkan ada layangan raksasa berbentuk bulat donat, kosong di tengah yang berputar-putar mirip kincir air," katanya.


OLP
×
Berita Terbaru Update