Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Demo Mahasiswa Minta Sekolah Agama Gratis, Ini Jawaban Mukhlis

21 Mei 2016 | 21.5.16 WIB Last Updated 2016-05-21T13:22:30Z



Walikota Pariaman Mukhlis Rahman terima dialog puluhan mahasiswa PMII dan HMI Kota Pariaman di halaman Balaikota Pariaman, Jumat (20/5) yang melakukan demonstrasi di hari kebangkitan nasional (Harkitnas).

Mahasiswa menuntut agar MTsN dan MAN di Kota Pariaman juga digratiskan biaya sekolah agar sama dengan sekolah umum.

Menjawab tuntutan itu, Mukhlis Rahman selaku walikota menjelaskan bahwa kewenangan dan anggaran untuk sekolah gratis bagi MTsN dan MAN bukan milik pemerintah kota melainkan milik Kementerian Agama melalui Kemenag masing-masing. MAN dan MTsN adalah milik instansi vertikal tersebut.

"Mahasiswa harus cerdas dan positif dalam berfikir dan bertindak, jangan mau diprovokasi. Pahami kebenaran sebuah isu sebelum berbuat. Mahasiswa penerus bangsa, kelak akan jadi pemimpin," kata Mukhlis.

Dia menuturkan, pendidikan gratis yang diberikan untuk pencapaian wajib belajar 12 tahun, khusus untuk sekolah agama terbentur dengan kewenangan yang diberikan pemerintah pada pemerintah daerah.

"Mahasiswa harus sampaikan aspirasi ke pemerintah pusat, agar kewenangan sekolah agama diserahkan ke daerah. Kalau kewenangan diberikan maka saya akan programkan sekolah gratis untuk MTsN dan MAN, sekarang kita punya bus sekolah, manfaatkanlah untuk seluruh siswa yang ada di Kota Pariaman tanpa kecuali," tegasnya.

Mahasiswa juga menuntut pemerataan pembangunan, penertiban parkir dan pedagang serta mengkaji kembali pembangunan Pasar Pariaman yang rencana akan dibangun menjadi pasar modern.

Aspirasi mahasiswa yang ditulis di kertas karton tersebut dijawab dengan lugas oleh Mukhlis. Sebagian tuntutan mahasiswa sejalan dengan program Pemerintah Kota Pariaman, sedangkan pembangunan pasar modern merupakan kesalah pahaman mahasiswa menerima informasi yang beredar di tengah masyarakat.

“Untuk penertiban pedagang dan parkir saya setuju, Pol PP sedang melakukan itu. Tapi pembangunan pasar modern seperti mall, itu salah. Yang akan kita bangun adalah pasar tradisional yang bersih dan teratur yang juga akan ditempati oleh pedagang kita juga," sebutnya.

Pasar Nagari Pariaman, kiosnya milik pedagang dan tanahnya milik 4 nagari berusia lebih 25 tahun.

"Kita tetap mengedepankan dialog dengan pedagang," tandasnya.

TIM
×
Berita Terbaru Update