Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB) Kota Pariaman bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar sosialisasi dan desiminasi Pembangunan Berwawasan Kependudukan (PKB) bagi mitra kerja di lingkungan Pemerintah Kota Pariaman bertempat di ruang pertemuan Rumah Makan Pauh Baypass Kota pariaman, Kamis (26/11).
Pada kesempatan tersebut Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatra Barat Nofrijal, mengatakan, pembangunan berwawasan kependudukan adalah pembangunan yang meletakkan penduduk sebagai fokus. Baik sebagai subjek maupun objek dalam rangka memperluas pilihan untuk mencapai tujuan pembangunan, standar hidup layak, kesehatan prima, serta memiliki pendidikan dan keterampilan yang berkelanjutan.
"Permasalahan yang kita sedang jalani mulai dari kemiskinan, penganguran, kemacetan, kebanjiran, kebakaran, kecelakaan dan pencemaran. Untuk mengurangi permasalahan tersebut maka peningkatan pembangunan harus dibarengi dengan pengendalian jumlah penduduk," kata dia.
Pembangunan yang berhasil, sebut dia harus direncanakan dengan seksama memperhitungkan berbagai aspek termasuk aspek kependudukan. Aspek kependudukan mulai dari mengatur pernikahan dan menghindari pernikahan dini.
"Pernikahan yang ideal untuk wanita pada umur 20 tahun dan bagi pria pada umur 25 tahun. Karena pada usia tersebut sudah matang baik dari segi pola pikir, mapan dari segi perekonomian serta sikap dan perilaku," tambahnya.
Isu kependudukan di Indosesia, kata dia sangat kompleks. Selain masalah kuantitas, kualitas penduduk, persebaran penduduk dan mobilitas penduduk, juga data informasi kependudukan.
"Perlu adanya penyerasian kebijakan pembangunan kependudukan karena masih banyak yang belum sinkron satu sama yang lainya," jelas dia.
Dia berharap pemangku kepentingan seperti walikota, camat dan kepala desa serta seluruh tokoh masyarakat selalu bekerja sama dengan BKKBN unuk terus mensosialisasikan program KB untuk menekan pertumbuhan manusia.
