Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

IPNU Sumbar Prihatin Terjadinya Tindakan Kekerasan di Kalangan Pelajar

26 Februari 2015 | 26.2.15 WIB Last Updated 2015-02-26T06:02:59Z



Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Propinsi Sumatera Barat terus berjuang dan bergerak membangun nilai-nilai positif di kalangan pelajar. IPNU Sumbar prihatin terjadinya tindakan kekerasan di kalangan pelajar, baik melalui cakak banyak maupun tindakan kekerasan di internal sekolah.

Hal itu diungkapkan Ketua Pimpinan Wilayah IPNU Sumbar Hadison, Kamis (26/2/2015) di Padang, terkait peringatan Harlah IPNU ke-61, yang jatuh pada 24 Februari 2015 kemaren. “PW IPNU Sumbar sendiri dalam rangka harlah tersebut menggelar temu ramah Sabtu (28/2/2015) besok di aula PWNU Sumbar, Padang, dengan melibatkan para senior IPNU, Pembina, badan otonom NU, PWNU, PC IPNU se-Sumbar dan kader IPNU lainnya,” kata Hadison.

Dikatakan Hadison, kondisi kekerasan di kalangan pelajar ini menjadi isu strategis IPNU Sumbar ke depan. Disamping isu-isu lain yang belakangan ini banyak melibatkan pelajar. Diantaranya keterlibatan pelajar sebagai pemakai narkoba. Pelajar sudah menjadi sasaran dari pengedar narkoba. Apalagi Indonesia menjadi pasar utama narkoba bagi perdagangan mafia narkoba dunia.

“Untuk itu, IPNU Sumbar sedang menjajaki kerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Sumatera Barat. Kita berharap kerjasama itu nanti bisa terwujud sehingga IPNU makin genjar mengantisipasi pelajar jangan sampai terjerumus pada pemakaian dan kecanduan narkoba. IPNU Sumbar mendukung penuh eksekusi mati bagi terpidana mati narkoba. Siapa dan dari manapun negaranya, harus dieksekusi,” kata Hadison, didampingi Sekretarisnya Luki Permensyah Tuanku Bagindo.

Terkait dengan paham keagamaan yang menjadi isu agama sebagai tindakan radikal yang belakangan ini juga makin gencar di tengah masyarakat, Hadison mengajak pelajar Sumatera Barat agar berhati-hati. Pelajar jangan mudah terpengaruh oleh orang-orang yang baru dikenalnya yang kemudian memberikan pengajaran pemahaman agama yang cenderung radikal. Paham keagamaan yang dengan gampang menyalahkan orang lain, bahkan mengkafirkan jika beda pemahaman.

“Sebaiknya pelajar tetap kembali kepada guru-guru mengaji yang ada di lingkungannya yang selalu mengajarkan Islam rahmatan lil alamin. Jika pelajar menemukan orang yang berbeda pemahaman keagamaan, sebaiknya mencoba dulu berkonsultasi dengan orangtua. Jangan-jangan dengan cepat percaya dengan orang (paham keagamaan) yang baru dikenalnya, orangtua sendiri bakal disalahkan,” kata Hadison mengingatkan. 

IPNU Sumbar, kata Hadison, akan tetap memperjuangkan nilai-nilai positif di kalangan pelajar. Mengantisipasi kekerasan di kalangan pelajar ini, IPNU Sumbar berencana langsung turun ke sekolah-sekolah mensosialisasikannya. “Betapa pentingnya hidup dengan penuh kedamaian, walaupun diantara pelajar itu terdapat perbedaan satu sama lain. Baik beda suku, agama (keyakinan), daerah, latar belakang keluarga, status, namun tetap satu, yakni pelajar Indonesia. Semangat ini harus ditularkan kepada setiap pelajar agar mereka tidak mudah dipancing untuk melakukan tindakan kekerasan kepada pihak lain,” kata Hadison menambahkan. 

AT
×
Berita Terbaru Update