Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Masjid Sebagai Bukti Simbol Peradaban Islam di Eropa

14 Juli 2014 | 14.7.14 WIB Last Updated 2014-07-14T07:37:59Z
                            Masjid Cordoba, Spanyol



Islam merupakan agama yang paling banyak memiliki sejumlah peradaban yang tersebar hampir di seluruh penjuru dunia dalam perjalanannya. Rekam jejak sejarah dari para ahli, berhasil mengungkapkan perjalanan sejarah tersebut dari simbol-simbol yang ditinggalkann di beberapa negara. Salah satunya yang terdapat di Eropa.

Benua yang kontras akan peradaban barat saat ini ternyata menyimpan banyak segudang simbol peninggalan sejarah peradaban islam. Salah satu simbol yang masih dekat dengan peradaban muslim di Eropa saat ini adalah bangunan masjid-masjid sebagai simbol peradaban islam dan bukti kejayaan islam pada masanya.

Masa peradaban Islam di Eropa pada saat itu bermula dari sebuah daerah di semenanjung Siberia, yang saat ini kita kenal dengan Spanyol. Diawali dari wilayah Cordoba, islam mulai memasuki Spanyol pada tahun 93 H (711 M) melalui jalur Afrika Utara di bawah pimpinan Tariq bin Ziyad yang memimpin angkatan perang Islam untuk membuka Andalusia dan akhirnya islam di Eropa sempat mencapai kejayaannya pada masa Dinasti Umayyah. Dari sinilah cikal bakal pintu peradaban Islam telah terbuka lebar di Eropa hingga akhirnya melahirkan berbagai peninggalan sejarah yang masih dekat dengan peradaban islam Eropa masa kini. Salah satu peninggalan sejarah tersebut adalah berupa masjid-masjid yang menjadi saksi peradaban islam dan bertahan hingga kini. Masjid-masjid tersebut antara lain?

1. Masjid Cordoba

Masjid Cordoba terletak di bukit Siera de Montena, Madrid Spanyol. Masjid ini dibangun pada tahun 787 di masa pemerintahan khalifah Abdurrahman I dan pembangunannya diteruskan oleh khalifah-khalifah setelahnya. Sentuhan arsitektur pada masjid ini sangat indah dan menakjubkan, mengindikasikan betapa Islam pada saat itu di Andalusia benar-benar mencapai zaman keemasan dengan pencapaian ilmu pengetahuan dan peradaban yang sangat tinggi.

Dilengkapi dengan perpustakaan yang dikunjungi oleh lebih dari 400.000 orang per tahunnya,sementara pada saat itu perpustakaan-perpustakaan besar di Eropa hanya dikunjungi oleh sekitar 1000 orang pengunjung, masjid Cordoba telah ‘melahirkan’ cendikiawan-cendikiawan dari berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti Ibnu Rusy-ahli fiqh, filosof dan dokter ternama,Al-Qurthubi-ahli tafsir,Ibnu Hazm-seorang sastrawan,Al-Idrisi, ahli bedah dan menciptakan alat-alat bedah dan Ibnu Zuhr-dokter ahli jantung ternama.

Masjid Cordoba yang berukuran 175 m x134 m dengan ketinggian 20 m. Memiliki ruang mihrab yang sangat indah. Unsur flora dan inskripsi dari Al-Qur’an terukir pada dinding-dinding masjid dalam bentuk ukiran kapur, kaca, marmar, dan mozaik emas menghiasi setiap sudut dinding masjid. Di sebelah selatan masjid terdapat 19 pintu berlapiskan perunggu sementara pintu tengahnya berlapiskan lempengan emas. Keindahan yang sangat menakjubkan adalah pada malam hari, masjid ini diterangi oleh sekitar 4700 bola lampu dan membuat masjid ini selalu indah dan bercahaya di malam hari.

Namun, pada saat runtuhnya dinasti Banni Umayyah yang ditaklukkan oleh Raja Leon Alonso IV seorang nasrani, maka masjid Cordoba dialihfungsikan menjadi gereja katedrhal dan beberapa ornamen masjid dihancurkan dan dibangun menyerupai bangunan katedrhal klasik yang berganti nama menjadi Cathedral Mezquita (katedral masjid).


Setelah diubah menjadi katedrhal, beberapa ornamen masjid yang mengalami perubahan antara lain seperti Menara Masjid yang semula berfungsi untuk mengumandangkan adzan berubah menjadi menara lonceng gereja dan kubah salib di atasnya.

Meski telah mengalami perubahan menjadi katedrhal, namun esensi peradaban islam masih melekat dan tak pernah hilang dari masjid Cordoba dan hingga saat ini umat muslim di seluruh dunia masing mengenang dan mengakui bahwa masjid Cordoba pernah menjadi saksi dari perjalanan peradaban islam di Eropa.


2. Islamic Centre di Inggris

Di kawasan Inggris raya, terdapat sebuah masjid yang menjadi saksi dari perang dunia kedua. Masjid yang disebut dengan The London Central Mosque and Islamic Cultural Centre (ICC) ini dibangun atas prakarsa sejarah perang dunia ke dua yang merupakan penghargaan bagi kaum muslim Inggris yang turut serta melakukan perlawanan terhadap sekutu.

Tetapi, prakarsa tersebut tak hanya diawali dari sejarah, tetapi juga merupakan cerminan dari peradaban islam di Paris. Pembangunan masjid di Inggris sebenarnya telah digagas sejak tahun 1930, dimana sebelumnya Paris telah membangun masjid pada tahun 1926 yang juga mendapatkan bantuan dari Raja Goerge IV pada tahun 1944. Namun, sejak perang dunia kedua pecah, berbagai permasalahan mengguncang pemerintahan lnggris akibat kemerdekaan India dan Pakistan, sehingga pembangunan masjid tertunda hingga tahun 1970-an, dan baru terwujud tahun 1977.


3. Masjid Memorial Moscow atau Moscow Memorial Mosque

Pecahnya perang dunia kedua ini membawa serta negara-negara adidaya yang ada saat itu untuk mendirikan simbol-simbol sejarah yang dapat dikenang sepanjang masa. Salah satu prakarsa yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan membangun masjid sebagi monument bersejarah di Moscow, Rusia untuk memperingati perang dunia kedua.

Pemerintah Rusia sengaja membangun Victory Park di atas Poklonnaya Hill sebagai sebuah monumen peringatan perang dunia ke-dua. Poklonnaya Hill merupakan bukit yang sarat dengan sejarah kemenangan Rusia atas serbuan pasukan Napoleon Bonaparte.

Masjid Memorial dibangun pada tahun 1997 oleh pemerintah dan dewan Mufti Rusia. Tetapi yang membuat masjid ini kontras akan pluralisme keagamaan adalah dibangunnya berbagai tempat ibadah berbagai agama dalam satu kawasan yang sama seperti Sinagog Yahudi, Holocaust Memorial Synagogue dan Gereja Ortodox Rusia, St George the Victorious. Victory atau Pobedy dalam bahasa Rusia. Tempat-tempat ibadah yang berdampingan ini memang sengaja dibangun oleh pemerintah rusia sebagai simbol persatuan.

4. Süleymaniye Mosque

Masjid Raya Sulaimaniah adalah sebuah masjid kekaisaran Ottoman yang terletak di Bukit Ketiga Istanbul , Turki. Masjid ini dibangun atas prakarsa Sultan Suleyman pada tahun 1550-1558 dan merupakan salah satu masjid terbesar di Turki.


Menurut sejarah, masjid ini sempat dua kali terbakar hingga dua kali. Kebakaran pertama tejadi pada tahun 1660 dan direnovasi oleh Sultan Mehmed IV. Namun bagian dari kubah sempat runtuh lagi selama gempa bumi pada tahun1766. Hingga pada Perang Dunia I halaman masjid digunakan sebagai depot senjata , dan ketika beberapa amunisi dinyalakan, masjid mengalami kebakaran lagi, hingga harus direnovasi kembali pada tahun 1956.


Rizviany Saputri/tempokini.com
×
Berita Terbaru Update